Puisi : Edy Priyatna
Â
Dimulai sajak-sajak sunyi terukir data-data penyair pada batu-batuÂ
pualam indah di tanam sebagai tonggak cinta nan berharap satu
kini kau bersenda gurau bercerita panjang tentang cinta kisah rasa
kasih abadi dalam perjalanan jauh mengenang kembali masa-masaÂ
silam dengan kata-kata begitu mempesona membuatku tercengang
Â
Semalam kami menari disana senja memberi makan burung-burung
menjelang merpati di taman suropati setelah hujan deras berhentiÂ
bau basah masih menyengat seakan bertiup lepas menuju kehadirat
sungguh indah datang pada hari ini menggerimis jatuhnya setitikÂ
demi setitik airnya ikhlas menapaki bumi diperintahkan oleh pencipta
Â
Awal ini kunikmati langit berwarna biru segar indah diterangi sedikitÂ
cahaya sinar mentari di ufuk timur membuatku mengucap syukurÂ
berulang-ulang kepada pencipta senantiasa mendapatkan kesucian
belakang rasa dingin ketika kau datang mengirimkan aroma tanahÂ
kering kembali kuingat sesuatu waktu kaumenemani saat aku dudukÂ
Â
Sendiri disini aku baru sajap indah ke tempat ini hutan-hutan lebatÂ
saat masih banyak kebun-kebun sawah-sawah belum jadi tanahÂ
bahkan menjadi gedung-gedung sehingga membuatku terkesima
di tempat tanah kavling lalu setelah selesai membaca tak perluÂ
kering pada rumput-rumput ilalang hingga akhirnya menyerap ditanahÂ
Â
(Pondok Petir, 31 Mei 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H