Sebuah Paket BerbunyiÂ
Puisi : Edy Priyatna
Â
Bilaaku menginginkanmu kuyakini asa-asa akan tumbuh dengan subur
kuharus mampu menjadi mandiri kubiarkan hati putih tanpadebu-debuÂ
kubuktikan sendiri kesetiaan diriku kacau tak keruan peradilan dingin
Penggunaan lapangan berkembang merah fakta-fakta telah dibekukanÂ
disimpan dalam kulkas terkunci hingga semua hati telah ikut menggigilÂ
tiba-tiba keluar rasa emosi diri untuk melampiaskan semua keinginan
Â
Meraih rasa bahagiaku sendiri namun tak pernah bisa melakukannya
setiap malam kuhabiskan menunggu setiap malam kuciptakan sajakÂ
untukmu setiap malam kunikmati mimpi dalam tidurku berharap esokÂ
Â
Kau berdiri di depan pintu hatiku tetap kuberikan semuaketulusantetapÂ
kuberikan semua rasa cintaku kuhapus semua ketidaksempurnaanmuÂ
pada hari ini hati kita adalah satu lagi tak tahu apakah aku meledakÂ
Â
Demi hari ini hari terakhir tahun ini aku juga mendapatkan kirimanÂ
sebuah paket berbunyi detak jantung tanpa nama alamat pengirim kaliÂ
ini tukang pos tak berkata apa-apa hanya ancang-ancangnya tertinggalÂ
Â
Sisa derunya menempel dikelok terakhir kompleks ini tak sempat lagiÂ
pintu gerbang aku tutup tiba-tiba lima orang berbaju serba hitam-hitamÂ
telah mengepungku di seluruh penjuru kemudian aku tak ingat apa-apaÂ
Â
(Pondok Petir, 09 Mei 2016)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H