Mohon tunggu...
Edy Priyatna
Edy Priyatna Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Kata yang indah adalah keluar dari mulut manismu............... Buku GEMPA, SINGGAH KE DESA RANGKAT, BUKU PERTAMA DI DESA RANGKAT.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Belakangan Kukembangkan Sayapku Terbang Tinggi

25 April 2016   20:27 Diperbarui: 25 April 2016   20:45 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belakangan Kukembangkan Sayapku Terbang Tinggi

Puisi : Edy Priyatna

 

Sentuhan kasih sayangmu tak pernah terbang sepanjang masa pakanira 

adalah bunga setiap saat tumbuh di ladang hatiku dalam kesegaran jiwa

anda bintang telah hadir bersinar ilmu ber cahaya dengan pencipta puisi

handai datang dan pergi dalam terang kumpulan air mata air telaga suci

 

Belakangan kukembangkan sayap ku terbang tinggi ke atas awan hilang

mengalir setiap saat tiada batas berhenti melepas rasa dahaga kedalam

melayang melebar menciptakan puisi langit menggoreskan cermin mega

membentuk prosa cakrawala melewati makna pelangi melewati matahari 

 

Kemudian bersamamu aku pasti merasakan ketenangan dan kesejukan 

menyongsong senja meneliti meneropong bintang menghayati rembulan

menelusuri jiwa mengungkap kan terai rasa tersembuyi di balik hati suci

luapkan cinta putihku orisinal sah sejati selama-lamanya kehijauan bumi

 

Saudara datang dan pergi dalam terang ku dia tetesan embun menjatuh 

tak terhingga lamanya semua cinta ada padamu dan acap kauserahkan 

kepadaku dengan penuh kedamaian hingga cinta itu senantiasa berpijar 

saudaralah terindah tercantik sempurna gemerlap benderang cemerlang

 

Untuk para pengembara alam mampirlah di saung kabarkan lah pada ku 

basahi kekeringan jiwa menyuburkan seluruh mahligai sanubari di dalam

kamulah itu bersamaku sedang di salin kan engkau sendiri menyalinkan  

siap kalanya membulat penuh saat dikitari biasnya sekali lagi permainan

 

(Pondok Petir, 25 April 2016)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun