Puisi : Edy Priyatna
Kelakuan kakimu masih selalu kuingat
cerita pilu dan mengharukan
membuatku tegar dan senantiasa mengagumimu
dalam dinding kalbu nan putih
kusiapkan ruang untuk merindumu
walau waktu telah merebut kebesaranmu
banyak masa indah yang kurasakan bersamamu
Kini biarlah aku meracik semua kegembiraan untukmu
untuk mengembalikan kebahagiaan dulu tersimpan
aku hanya dapat berdoa kepada sang pencipta
agar selalu terukir senyum manis dari ucapanmu
kamu masih tetap rahasia biar berkali kerap kupandangi
parasmu sejuk dalam ingatanku kau tetap sejati
kau cambuk bumi melucuti taman gelap
Memberiku terang sosok senantiasa sabar
membayang kembali dalam puisi
dari kumpulan lembaran sentuhan kasih sayang
kelembutan penurut nan suci membekas di seluruh hati
dalam pingitan jiwa terungkap goresan tinta
kiriman curahan kalbu menembus ruang dan waktu
kendati tanpa kuamati wajahmu ayu dalam benakku
Menderita luka hampa masih terasa di dalam muka
kau selalu ada kau bahkan hidup
saat kududuk saat kumenatap saat kumerenung
di desaku nan indah ini nan ramai nan sejuk nan damai
ku telah melihat dirimu sejak dulu hingga sekarang
sudah banyak menjelma tak dapat dipungkiri
kini ku akui rahasia hati sungguh sejak kecil aku cinta denganmu
(Pondok Petir, 21 April 2015)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H