Mohon tunggu...
E Prastowo
E Prastowo Mohon Tunggu... -

Suka mengamati teknologi informasi dan budaya. Ingin menjadi seorang anak, suami, dan ayah yang baik dengan tetap menjadi manusia Republik Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Isu Kebohongan Pemerintah, Sebatas Isu Elitkah?

22 Februari 2011   09:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:22 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saat ini terdapat beberapa isu politik yang dominan dalam pemberitaan media massa, isu kebohongan pemerintah yang di munculkan oleh tokoh lintas agama, pansus mafia pajak yang gencar disuarakan Partai Golkar dan PKS, polemik tentang Ahmadiyah, dan lain sebagainya. Isu-isu tersebut tiap hari menjadi bahan yang ramai diberitakan meski frekuensinya naik turun seirama dengan pernyataan-pernyataan narasumber yang umumnya adalah elit politik, intelektual, dan beberapa aktivis sosial.

Pertanyaan saya, seberapa besar daya tarik isu yang rata-rata dimunculkan oleh elit tersebut untuk menjadi bahan perbincangan masyarakat? Sebuah isu yang menjadi berita tetaplah hanya akan menjadi polemik antar elit saja tanpa mampu menjadi topik perbincangan masyarakat.

Salah satu ukuran yang bisa dijadikan tolak ukur adalah dengan mengamati apakah isu tersebut menarik menjadi bahan perbincangan di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Situs-situs sosial media tersebut bisa dijadikan tolak ukur apakah masyarakat merespon, memberi umpan balik, sampai menjadikannya topik dalam perbincangan mereka. Disamping karena jumlah penguna dari media sosial media itu dapat merepresentatifkan kecenderungan sebagian besar masyarakat, sosial media tidak bisa dipungkiri telah menjadi media menyuarakan pendapat bahkan sikap dari para pengunanya.

Terdapat banyak cara mengamati keberadaan suatu isu di sosial media. Cara yang sederhana misalnya dengan melihat apakah isu tersebut masuk ke treding topic di Twitter? Atau seberapa banyak isu itu dijadikan materi status di Facebook? Juga dapat diamati dari, apakah ada yang mengangkat isu tersebut di Fan Page dan Group Facebook dan berapa jumlah orang di dalamnya?

Isu Kebohongan Pemerintah di Facebook

Saya mencoba mengamati suatu isu dengan cara yang saya sebut terakhir, apakah ada yang mengangkat isu tersebut di Fan Page dan Group di Facebook dan berapa jumlah orang yang menjadi anggota atau menyukai di dalamnya. Saya mencoba mengamati isu tentang kebohongan pemerintah yang di lontarkan para tokoh lintas agama.

Pengamatan ini cukup sederhana melakukannya, tinggal mencari di fasilitas pencarian Group dan Fan Page di Facebook dengan kata kunci isu tersebut, yakni "kebohongan". Maka akan muncul bebeberapa Group dan Fan Page yang memakai kata tersebut. Setelah membaca satu per satu terdapat beberapa Group dan Fan Page yang dibuat terkait dan untuk kepentingan isu tersebut, diantaranya berikut ini:

Group Facebook
- 1.000.000 facebookers DUKUNG TOKOH AGAMA ungkap KEBOHONGAN pemerintah..!! Anggota (141)
- STOP KEBOHONGAN PEMERINTAH...!!! Anggota (233)
- GERAKAN MELAWAN KEBOHONGAN REZIM SBY-BOEDIONO Anggota (174)
- GERAKAN MENDUKUNG DIN SYAMSUDIN DAN TOKOH LINTAS AGAMA Anggota (241)
- DUKUNG TOKOH LINTAS AGAMA INDONESIA Anggota (427)

Fan Page Facebook
- Rumah Pengaduan Kebohongan Publik 150 Orang Menyukai Ini
- Dukung tokoh lintas Agama membongkar kebohongan pemerintah 189 Orang Menyukai Ini
- Ayo Kita Gugat Kebohongan Publik Yang Dilakukan Sby 93 Orang Menyukai Ini
- Dukung Tokoh Lintas Agama Mengungkap Kebohongan 31 Orang Menyukai Ini

Group maupun Fan Page diatas saya cantumkan secara acak dan telah dipilih berdasarkan kesesuaiannya dengan isu kebohongan pemerintah. Saya mencoba mencari Group dan Fan Page dengan kata kunci lain, seperti "gerakan" "anti" "tokok lintas agama" "SBY", dan lainnya dengan harapan mungkin ada judul yang berbeda namun terkait isu tersebut, namun hasilnya tetap seperti yang saya cantumkan di atas.

Melihat jumlah anggota di tiap Fan Page dan Group tersebut dapat diketahui seberapa besar isu tersebut mampu menarik minat masyarakat untuk memperbincangkannya atau masyarakat menjadikannya sebagai isu bersama.

Teryata isu anti kebohongan pemerintah tidak menjadi isu yang menarik untuk diperbincangkan di Group dan Fan Page di Facebook. Ini terlihat dari Group dan Fan Page yang ada hanya mencatat rata-rata kurang dari 1.000 penguna Facebook yang menjadi anggota Group atau yang menyukai Fan Page, ini belum memperhitungkan kemungkinan ada 1 Facebooker yang menjadi anggota tidak hanya di salah satu Group dan Fan Page tersebut. Badingkan jumlah ini dengan jumlah penguna Facebook di Indonesia yang diperkirakan mencapai angka 30 juta penguna.

Soal Teknis atau Isu Tidak Nyambung

Diawal tahun berita tentang pertemuan tokoh lintas agama yang menyatakan bahwa pemerintah SBY telah melakukan kebohongan benar-benar menyita sebagian besar pemberitaan di media. Bahkan isu inipun terus bergulir menjadi gerakan yang terorganiser dengan berbagai berita baru yang merupakan kelanjutannya. Namun kenapa isu tersebut tidak mendapatkan respon yang cukup dari masyarakat ketika dimunculkan menjadi Group atau Fan Page?

Ada dua kemungkinan untuk menjawab ini, kemungkinan soal teknis atau dari isu itu sendiri. Soal teknis mungkin saja para pengerak isu ini tidak terlalu memperhatikan media sosial, khususnya keberadaan Group dan Fan Page di Facebook, sehingga mereka tidak memanfaatkan media tersebut untuk mengulirkan isu ini ke masyarakat untuk menjadi perbincangan publik. Bisa juga pembuat Group dan Fan Page yang telah mengangkat isu tersebut saat ini tidak mengelola Group dan Fan Page-nya secara serius.

Kemungkinan lain terkait dengan isu itu sendiri. Bisa saja isu anti kebohongan pemerintah memang tidak menarik para penguna Facebook hingga mereka ogah untuk mengikuti Group maupun Fan Page yang mengangkat isu tersebut. Kalau ini yang terjadi, berarti isu tersebut memang sebatas isu elit saja atau tidak nyambung dengan realitas masyarakat. Karena bagaimanapun suatu isu atau pesan bisa menjadi perbincangan hingga opini bersama di media sosial kalau sesuai atau nyambung dengan masyarakat penguna media sosial.

Silahkan Anda sendiri yang menilai.
(Artikel ini juga dipublikasikan di blog penulis dan untuk membaca tulisan lain, silahkan kunjungi blog penulis di eprastowo.com )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun