Teryata isu anti kebohongan pemerintah tidak menjadi isu yang menarik untuk diperbincangkan di Group dan Fan Page di Facebook. Ini terlihat dari Group dan Fan Page yang ada hanya mencatat rata-rata kurang dari 1.000 penguna Facebook yang menjadi anggota Group atau yang menyukai Fan Page, ini belum memperhitungkan kemungkinan ada 1 Facebooker yang menjadi anggota tidak hanya di salah satu Group dan Fan Page tersebut. Badingkan jumlah ini dengan jumlah penguna Facebook di Indonesia yang diperkirakan mencapai angka 30 juta penguna.
Soal Teknis atau Isu Tidak Nyambung
Diawal tahun berita tentang pertemuan tokoh lintas agama yang menyatakan bahwa pemerintah SBY telah melakukan kebohongan benar-benar menyita sebagian besar pemberitaan di media. Bahkan isu inipun terus bergulir menjadi gerakan yang terorganiser dengan berbagai berita baru yang merupakan kelanjutannya. Namun kenapa isu tersebut tidak mendapatkan respon yang cukup dari masyarakat ketika dimunculkan menjadi Group atau Fan Page?
Ada dua kemungkinan untuk menjawab ini, kemungkinan soal teknis atau dari isu itu sendiri. Soal teknis mungkin saja para pengerak isu ini tidak terlalu memperhatikan media sosial, khususnya keberadaan Group dan Fan Page di Facebook, sehingga mereka tidak memanfaatkan media tersebut untuk mengulirkan isu ini ke masyarakat untuk menjadi perbincangan publik. Bisa juga pembuat Group dan Fan Page yang telah mengangkat isu tersebut saat ini tidak mengelola Group dan Fan Page-nya secara serius.
Kemungkinan lain terkait dengan isu itu sendiri. Bisa saja isu anti kebohongan pemerintah memang tidak menarik para penguna Facebook hingga mereka ogah untuk mengikuti Group maupun Fan Page yang mengangkat isu tersebut. Kalau ini yang terjadi, berarti isu tersebut memang sebatas isu elit saja atau tidak nyambung dengan realitas masyarakat. Karena bagaimanapun suatu isu atau pesan bisa menjadi perbincangan hingga opini bersama di media sosial kalau sesuai atau nyambung dengan masyarakat penguna media sosial.
Silahkan Anda sendiri yang menilai.
(Artikel ini juga dipublikasikan di blog penulis dan untuk membaca tulisan lain, silahkan kunjungi blog penulis di eprastowo.com )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H