Mohon tunggu...
Eppy Manu
Eppy Manu Mohon Tunggu... Foto/Videografer - CEO Media spektrumnasional.com & spektrum-ntt.com

Cara sederhana untuk berkeliling dunia adalah membaca.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pernahkah Orang India Menempati Pulau Pantar Alor, Nusa Tenggara Timur?

27 September 2018   20:36 Diperbarui: 28 September 2018   05:27 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakaria M. Sali, S.Kom.I., M.Ud

Dan dalam kajian lain para pakar juga mengungkapkan bahwa india dan cina juga melakukan kontak dagang dengan kerajaan-kerajaan nusantara yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit pada masa-masa silam (baca Sejarah Asia Tenggara). Dari proses perdagangan tersebut mendorong orang-orang india dan cina untuk bermigrasi dari negeri asalnya ke wilayah nusantara dan ada yang menetap selamanya di nusantara dan ada yang kembali lagi ke negeri asal mereka, sehingga dapat diduga bahwa orang Indonesia merupakan sebahagian besar adalah keturunan dari orang india dan cina yang sudah terakulturasi baik secara fisik ataupun kebudayaan dengan masyarakat nusantara.

Dasar ini menjadi sebuah pijakan bagi kita bahwa orang-orang india pernah berada di wilayah nusantara baik itu sebelum ataupun sesudah masa Sriwijaya ataupun Majapahit. Dan harus dingat oleh kita bahwa kenapa india bisa bermigrasi ke negeri-negeri lain yang ada diwilayah asia tenggara termasuk Indonesia, karena India pernah memiliki sentrum perdagangan dunia pada masa silam hingga muncul agama-agama besar dunia, yaitu Gujarat sebagai sentrum perdagangan internasioanl dalam wilayah india, dari situ kemudian mendorong orang-orang india untuk bermigrasi membawa barang dagangan mereka ke negeri lain terutama wilayah asia bagian tenggara.

Misalnya india melakukan kontak dagang dengan kerajaan-kerajan yang ada di wilayah nusantara, yang dalam hemat penulis bahwa dari proses perdagangan itulah kemudian membuat orang-orang india mulai berdatangan  ke wilayah Indonesia (nusantara) bukan saja membawa barang dagangan mereka tetapi mereka juga membawa ilmu dan pengetahuan  sebagai bekal dalam perjalanan mereka menuju nusantara dan bekal untuk tetap survive di negeri yang jauh dari daerah asal mereka.

Dalam kontek Pulau Pantar yang menjadi objek pembahasan penulis dalam tulisan sederhana ini bahwa, di pulau pantar ada sisa-sia peninggalan zaman pra-sejarah yang masih menyimpan teka-teki yang perlu dijawab dan membutuhkan kajian ilmiah yang mendalam oleh para ahli tentang sisa-sisa kebudayaan tersebut.

Misalnya di daerah pulau pantar ditemukan benda pra-sejarah pada masa perunggu yaitu Moko atau Wullu dalam bahasa lokal pantar, namun sampai sekarang belum ada jawaban yang tepat oleh para ahli terutama para antropolog tentang asal muasal moko ini sebenarnyta dari mana, para antropolog hanya mengungkapkan bahwa Moko itu dibawah oleh suku Donson dari Vietnam masuk ke wilayah Indonesia pada masa pra-sejarah. Tapi dalam hemat penulis bahwa tesis dari para antropolog ini bisa dibantahkan bahwa suku Donson bukanlah orang-orang yang ahli dalam bidang perdagangan seperti halnya bangsa india dan cina seperti yang telah penulis diutarakan di atas.

Dari tema yang diangkat oleh penulis yaitu "Pernahkah Orang India Menempati Pulau Pantar?" tema ini dikuatkan oleh beberapa temuan yang menjadi indikator penting tentang keberadaan orang-orang india diwilayah Pulau Pantar pada masa-masa silam terutama pada era-perunggu. Indikator-indikator tersebut akan penulis paparkan dibawah ini :

1. Tentang Keberadaan Moko/Wullu

Moko merupakan benda pra-sejarah yang berada di pulau pantar dan Kabupaten Alor secara umum, sehingga Alor digelar sebagai daerah 1000 Moko, namun sampai saat ini belum ada kajian ilmiah yang mendalam tentang keberadaan moko yang ada di pulau pantar dan umumnya Kabupaten Alor. Moko hanya menyimpan cerita mitologi  bagi masyarakat Alor-Pantar.

Tentang keberadaan Moko ini ada sebuah temuan yang menguatkan bagi penulis ketika penulis meneliti tentang "Perkawinan Sebagai Perekat Solidaritas Sosial Antar Klan, Studi tentang Budaya Perkawinan dalam Adat Masyarakat Baranusa Kecamatan Pantar Barat Kabupaten Alor -- Provinsi Nusa tenggara Timur" salah satu narasumber yaitu Bapak Tabang Kusing mengungkapkan bahwa pulau pantar pernah dihuni oleh orang india dan telah menciptakan adat pantar kemudian mereka kembali ketempat negeri asal mereka, dan beliau mengungkapkan bahwa moko merupakan satu karya terbesar yang ditinggalkan oleh orang-orang india di tanah pantar atau tanah Alor pada umumnya.

Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa pada saat orang-orang india kembali ke negeri asal mereka barang-barang yang menjadi hasil karya mereka tersebut mereka sembunyikan misalnya moko ini mereka sembunyikan diberbagai tempat. seperti mereka sembunyi ditempat tumbuhnya tumbuhan bambu (au matang onong), di dalam goa (liang) dan dalam tanah. Ketika orang-orang mendapat moko di dalam tiga tempat tersebut mereka menyembutkannya dengan istilah yang berbeda-beda pula.

Misalnya orang menemukan moko ditempat tumbuhnya bambu mereka menyebutnya dengan istilah Mali -Bang, ketika mereka menemukan moko didalam goa maka mereka menyebutnya dengan istilah Wulu Lagging, dan ketika mereka menemukan moko dalam tanah mereka menyebutnya dengan istilah "Mogobe". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun