Mohon tunggu...
Ujang Fahmi
Ujang Fahmi Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Tinggal dijogja, suka chelsea, politik dan pendidikan semua dinikmati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Efek Media

22 Juni 2013   14:41 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:35 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13718868251456505718

ilustrasi: social man, istockphoto.com

Berita dalam berbagai bentuknya, sudah menjadi konsumsi masyarakat sehari-hari. Entah itu melalui media cetak ataupun elektronik. Sehingga, selain berfungsi sebagai pemberi kabar tentang sebuah peristiwa yang terjadi, media massa juga dapat membentuk opini publik dengan sajian berita-beritanya. Di dalam minggu-minggu terakhir ini, kita, terutama saya banyak sekali mendapat berita tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), demonstrasi mahasiswa, dan yang terakhir adalah tentang Pollutions Standards Index (PSI).

Nah, disini saya mau mencoba berbagi tentang apa yang saya dapat dari media massa dalam beberapa hari terakhir dan dampaknya terhadap cara pandang saya tentang hal-hal yang dibahasnya.

1. Tentang Harga BBM

Sebagian banyak berita yang saya dapat tentang rencana kenaikan harga BBM adalah tentang kisruh ditubuh koalisi. Yaitu, tentang PKS (salah satu partai koalisi pendukung pemerintah) yang tidak mendukung keputusan setgab. Beritanya dimulai dari tidak hadirnya perwakilan PKS dalam rapat setgab (saya lupa tanggal pelaksanaannya), sampai PKS yang memasang spanduk yang intinya mengatakan menolak kenaikan harga BBM.

Setelah akhirnya keputusan harus segera diambil oleh pemerintah, berita pun akhirnya berpindah tentang sidang-sidang di DPR. Sebenarnya, isinya sudah dapat ditebak, yaitu tentang hasil akhir yang harus ditentukan melalui voting dan akan dimenangkan oleh koalisi pendukung pemerintah minus dari PKS.

Banyaknya berita tentang itu semua justru membuat saya bingung, sebenarnya. Hal yang membuat bingung adalah karena saya gagal mengerti tentang kenapa harga bbm harus naik dan atau tidak harus naik. Jadi saya merasa tidak mendapat informasi yang saya butuhkan dari media masaa, baik cetak maupun elektronik dan termasuk dari sosial media. Menurut saya, akhirnya orang-orang hanya mentok diperdebatan harus naik atau tidak. Tanpa mendiskusikan kenapa harus seperti itu.

2. Demonstrasi Mahasiswa

Sebagai reaksi dari rencana pemerintah menaikan harga BBM, mahasiswa melakukan demo untuk menolaknya. Di dalam pandangan saya, setiap demo yang dilakukan oleh mahasiswa adalah untuk memperjuangkan kepentingan publik yang dirasa “tidak dapat/ mungkin terwakili” oleh wakilnya di parlemen. Demo itu tujuannya baik, yaitu memperjuangkan kepentingan umum.

Namun, dari berita yang saya dapat, mau tidak mau saya harus mengatakan demo yang terjadi itu “sangar”. Karena tentang demo yang ada di media mayoritas menggambarkan kebrutalan, dari mulai tidak tertib sampai ke penjarahan. Miris juga saya, ketika membaca berita tentang demo yang menutupi jalan, menyebabkan kemacetan, dll.

Haruskah memperjuangkan kepentingan umum mengorbankan kepentingan umum?. Pertanyaan tersebut menjadi simpulan sementaranya. Kemudian, saya juga melihat suara mahasiswa menjadi dua, yang satu menolak kenaikan harga bbm dengan demo, sementara yang lainnya mengutuk dan mencela yang satu.

Walaupun demikian, saya mencoba menempatkan diri diantara keduanya. Semua orang berhak memiliki pendapatnya sendiri. Jadi saya berusaha tidak apatis terhadap aksi demonstrasi, toh judul awalnya juga membela kepentingan umum rakyat. Saya tidak juga, mencibir pandangan yang mengutuk aksi demo. Karena memang ada fakta seperti itu. Hanya satu hal yang pasti disini menurut saya. Fokus pembahasan tentang kenaikan harga bbm seperti tertutupi oleh kabar di media tentang demonstrasi mahasiswa.

3. PSI

Ketika ada berita tentang Singapura yang mengalami peningkatan indeks polusi cukup tinggi, diatas batas normal dan sudah resmi mengajukan keluhannya. Saya tiba-tiba berpikir tentang command enemy. Bagi saya itu masih menjadi sebuah realita, masih sering terjadi dan terjadi lagi. Terutama ketika ada peristiwa besar yang terjadi didalam negeri. Seperti sengketa dengan negara tetangga, diwaktu sebelumnya yang pernah terjadi.

Saya sih, berharap dan benar – benar berharap masalah kabut asap ini segara teratasi. Toh Singapura juga mau membantu, walaupun Indonesia merasa mampu. Tentu, agar kasusnya tidak lama menjadi trangding topik media massa. Karena masih banyak yang harus diberitakan tentang kondisi dalam negeri kepada masyarakat.

Itu efek berita akhir-akhir ini buat saya, bagiamana dengan anda?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun