Haruskah memperjuangkan kepentingan umum mengorbankan kepentingan umum?. Pertanyaan tersebut menjadi simpulan sementaranya. Kemudian, saya juga melihat suara mahasiswa menjadi dua, yang satu menolak kenaikan harga bbm dengan demo, sementara yang lainnya mengutuk dan mencela yang satu.
Walaupun demikian, saya mencoba menempatkan diri diantara keduanya. Semua orang berhak memiliki pendapatnya sendiri. Jadi saya berusaha tidak apatis terhadap aksi demonstrasi, toh judul awalnya juga membela kepentingan umum rakyat. Saya tidak juga, mencibir pandangan yang mengutuk aksi demo. Karena memang ada fakta seperti itu. Hanya satu hal yang pasti disini menurut saya. Fokus pembahasan tentang kenaikan harga bbm seperti tertutupi oleh kabar di media tentang demonstrasi mahasiswa.
3. PSI
Ketika ada berita tentang Singapura yang mengalami peningkatan indeks polusi cukup tinggi, diatas batas normal dan sudah resmi mengajukan keluhannya. Saya tiba-tiba berpikir tentang command enemy. Bagi saya itu masih menjadi sebuah realita, masih sering terjadi dan terjadi lagi. Terutama ketika ada peristiwa besar yang terjadi didalam negeri. Seperti sengketa dengan negara tetangga, diwaktu sebelumnya yang pernah terjadi.
Saya sih, berharap dan benar – benar berharap masalah kabut asap ini segara teratasi. Toh Singapura juga mau membantu, walaupun Indonesia merasa mampu. Tentu, agar kasusnya tidak lama menjadi trangding topik media massa. Karena masih banyak yang harus diberitakan tentang kondisi dalam negeri kepada masyarakat.
Itu efek berita akhir-akhir ini buat saya, bagiamana dengan anda?.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H