Salah satu mata kuliah yang wajib dan juga harus diambil oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan yaitu Kuliah Kerja Nyata atau KKN pada semester akhir. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang bertujuan untuk membantu kegiatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, berbeda dengan KKN di IAIN Surakarta atau yang kini sudah beralih menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta pada dua tahun terakhir ini selama pandemi. KKN kali ini diberi nama KKN-T Kerso Darma 2021 atau (Kuliah Kerja Nyata Transformatif Kerja Sosial Dari Rumah) ini merupakan kali kedua yang dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal masing-masing mahasiswa selama pandemi Covid-19.Â
KKN-T Kerso Darma 2021 ini dengan mengusung tema "Penguatan Ketahanan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Kearifan Lokal & Moderasi Beragama", maka KKN-T Kerso Darma ini dilaksanakan dari tanggal 29 Juni -- 30 Juli 2021. Tema ini merupakan sebuah penguatan tanggung jawab sosial Perguruan Tinggi yang dilaksanakan melalui KKN sebagai penguat ketahanan sosial masyarakat pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Merujuk pada tema besar ini, maka KKN Transformatif Kerso Darma ini merupakan KKN tematik yang memiliki aspek-aspek kehidupan yang terbuka, beragam, dan juga menggunakan pendekatan lintas keilmuan.
Saya sendiri melaksanakan kegiatan KKN di desa tempat tinggal saya yaitu di Desa Tempuran RT 01/RW 06, Kelurahan Bulakan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Desa Tempuran sendiri merupakan salah satu desa yang cukup luas yang memiliki batas wilayah dari sebelah utara dengan Desa Dukuh, sebelah selatan dengan Desa Ngares, sebelah timur dengan Desa Donowarih, dan juga dari sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Bulakan. Jumlah KK di Desa Tempuran RT 01/RW 06 kurang lebih sekitar 77 KK dengan jumlah sekitar kurang lebih 251 jiwa yang tinggal di lingkungan RT 01/06 ini. Untuk agama, semua warga disini memeluk agama Islam.Â
Dengan mayoritas penduduk di desa ini bekerja sebagai penjahit rumahan, konveksi, industri mebel, buruh, PNS, pedagang, dan beberapa sebagai tenaga medis. Di Kelurahan Bulakan sendiri terdapat 37 RT dan 11 RW, mwliputi Desa Tegalsari, Desa Gesingan, Desa Kemiri, Desa Ngares, Desa Donowarih, Desa Tempuran, Desa Bulakan, Desa Teglrejo, Desa Kebonwetan, Desa Kauman, dan Perumahan Zada Regency. Dilansir dari website resmi "Jogo Tonggo" pada tanggal 1 Juli 2021 bahwa di Kelurahan Bulakan ini terdapat 2 RW yang terpapar Covid-19 dengan jumlah presentase 18.18%, sedangkan untuk 9 RW yang lain pada presentase 81.82%.Â
Karena pemberlakuan kembali PPKM Darurat, di Desa Tempuran merupakan salah satu desa yang terkena dampaknya sehingga semua kegiatan seperti rutinan Yasinan, TPA anak-anak, posyandu, arisan lapanan bapak-bapak, dan kerja bakti ditutup untuk sementara waktu, hingga sholat berjamaah di musholla pun hanya berisi 50% dari kapasitas masjid dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya peraturan yang sangat ketat, sehingga saya melaksanakan kegiatan KKN ini dengan waktu yang terbatas agar tidak mendapatkan teguran dari petugas satgas Covid-19. Sehingga disini saya lebih fokus pada tema yang saya pilih yaitu "Belajar", belajar agama dan juga pendidikan.Â
Kegiatan pada hari ke-3, disini saya melaksanakan kegiatan sosialisasi Covid-19 bersama tetangga saya dan juga anak-anak. Kegiatan yang saya lakukan yaitu sosialisasi tentang bahaya Covid-19, penempelan poster protokol kesehatan di rumah warga dan tempat umum, sedangkan untuk sosialisasi dengan anak-anak yaitu cara mencuci tangan dengan baik dan benar, serta membagikan masker kepada anak-anak. Disini saya lebih menekankan tentang pentingnya memakai masker saat keluar rumah terutama pada anak-anak, karena akhir-akhir ini banyak sekali anak-anak yang terkena virus Covid-19 karena mereka paling sulit untuk diajak menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi ini saya lakukan secara offline dari rumah ke rumah dan juga sosialisasi online yang saya lakukan melalui WhatsApp Group, WhatsApp pribadi seperti ke bapak/ibu guru, mentor bimbel, dan juga melalui Facebook.Â
Untuk penelusuran kegiatan masyarakat sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 seperti kegiatan kegamaan ditutup sementara dan hanya 50% saja yang mengikuti sholat jamaah di musholla. Pendidikan, banyak orang tua yang mengeluh karena anak mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain daripada belajar. Untuk ekonomi, saya melakukan survei dan wawancara bersama ibu Rohayati sebagai penjahit rumahan sekaligus pelaku UMKM. Beliau menjelaskan bahwa penghasilannya menurun drastis karena tidak ada pelanggan yang menjahitkan baju, hal ini paling terasa pada saat dilakukan lockdown tahun 2020 kemarin. Padahal sebelum pandemi, beliau selalu kewalahan karena job nya selalu full hingga overload. Dan selama PPKM Darurat ini kembali diberlakukan, ibu Rohayati tidak mendapatkan job sama sekali dari pelanggannya.Â
Kegiatan pada minggu ke-2 ini menentukan isu prioritas dan analisis akar masalah yang dipilih, disini saya memilih tema pendidikan dan keagamaan. Selain dibidang ekonomi, dalam bidang pendidikan merupakan hal yang paling terdampak seperti perubahan sistem pembelajaran yang sebelumnya tatap muka atau offline kini beralih ke online atau menggunakan media sosial seperti aplikasi Zoom Meeting, Google Clasroom, Google Meet, dsb. Perubahan kegiatan pembelajaran ini menjadi kendala bagi orang tua karena kesibukan mereka dan minimnya pengetahuan terhadap penggunaan sosial media.
Belum lagi anak-anak yang tidak dapat menguasai materi dan susah diatur untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, ditambah lagi orang tua murid yang sepenuhnya tidak dapat memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Maka, disini saya mendampingi anak-anak saat sekolah daring dan membantu pemahaman anak-anak saat mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan untuk bidang keagamaan, karena di Desa Tempuran ini juga terdampak oleh PPKM Darurat, maka terjadi penutupan sementara untuk kegiatan rutin keagamaan di Musholla Al-Amin seperti kegiatan TPA, rutinan Yasinan, dan juga kegiatan sosial, maka saya memilih untuk mendampingi anak-anak belajar mengaji dirumah.Â
Hari selanjutnya yaitu pembentukan kelompok inti bersama karang taruna IMSAN (Ikatan Muda-Mudi Satu Enam) untuk meminta bantuan beberapa teman saat kegiatan KKN berlangsung yaitu pada bidang pendidikan dan keagamaan. Untuk pelaksanaan kegiatan di minggu ke-3 dan ke-4, di awali dibidang pendidikan yaitu mendampingi anak-anak belajar online dan mengajari anak-anak berkreasi dengan kertas origami untuk mengasah kreativitas mereka. Sedangkan dibidang keagamaan saya mendampingi anak-anak belajar ngaji, mengajari mereka belajar menulis arab, dan mengajari mereka untuk menjaga kebersihan tempat ibadah. Dan untuk kegiatan bersama masyarakat umum, saya mengikuti sholat Hari Raya Idhul Adha 1442 H dan pemotongan hewan kurban di lingkungan Musholla Al-Amin pada tanggal 20 Juli 2021. Untuk pelaksanaan pada hari terakhir di minggu keempat yaitu pembagian masker dan sosialisasi pada anak-anak mengenai pentingnya memakai masker saat keluar rumah.Â
Untuk kegiatan belajar online bersama anak-anak dimulai pukul 10.00 - 11.00 WIB, disini saya membantu adik-adik belajar, memahami soal-soal, dan membantu mengerjakan tugas sekolah. Namun sangat disayangkan, beberapa hari kemudian PPKM Darurat semakin diperketat, sehingga untuk kegiatan selanjutnya saya hanya dapat melaksanakan sekitar 15-20 menit saja agar tidak mendapatkan teguran dari petugas satgas Covid-19. Tetapi untuk kegiatan belajar mengajar tetap saya laksanakan kurang lebih selama satu jam. Untuk melaksanakan kegiatan berkreasi dengan kertas origami dan juga kegiatan keagamaan seperti mendampingi anak-anak TPA, mengajari menulis arab, dan kegiatan mengajari anak-anak membersihkan musholla hanya berlangsung selama 15-20 menit saja.Â
Selain mendampingi anak-anak belajar online, saya juga mengajak anak-anak untuk berkreasi menggunakan kertas origami. Kegiatan ini saya lakukan dua kali, pertama yaitu mengajari anak-anak membuat hiasan dinding dari kertas origami. Kedua, saya mengajari mereka cara membuat pembatas buku dari kertas origami. Saya lebih menekankan pada kegiatan ini karena saya memiliki tujuan agar anak-anak tidak merasa bosan karena belajar daring yang telah berlangsung kurang lebih hampir dua tahun ini, bahkan saat libur sekolah pun mereka tidak bisa liburan karena adanya PPKM Darurat. Maka dari belajar kali ini mereka akan tahu bahwa kertas origami tidak hanya dapat dibentuk karakter hewan saja, tetapi dapat dibentuk menjadi hiasan dinding, pembatas buku, tempat pensil mini, dompet mini, tas mini, dll.Â
Untuk membuat hiasan dinding ini saya hanya memerlukan 1 pack kertas origami, lem kertas, gunting, dan staples. Alhamdulillah anak-anak merespon dengan baik kegiatan ini, mereka sangat senang saat saya dan teman-teman membawa kertas origami. Mereka bahkan sangat antusias dan meminta untuk membuat kreasi yang lain untuk hari berikutnya. Sedangkan untuk kegiatan selanjutnya saya memerlukan 1 pack kertas origami, kertas polos/putih, lem kertas, gunting, dan spidol warna. Saya sengaja menggunakan bahan low budget agar anak-anak bisa mempraktekkan dirumah tanpa memerlukan anggaran yang besar, jadi hal ini tidak menghalangi mereka untuk berkreasi.Â
Disini saya lebih memilih untuk membuat pembatas buku dari kertas origami karena pada saat anak-anak mengerjakan tugas, mereka sering sekali lupa halaman berapa yang berisi materi bacaan yang bersangkutan dengan soal yang mereka kerjakan saat ini. Maka disini saya berinisiatif untuk mengajari mereka cara membuat pembatas buku yang sederhana namun terkesan lucu dan pastinya disukai oleh anak-anak. Di luar dugaan saya dan teman-teman, anak-anak bahkan lebih antusias daripada pertemuan kemarin. Mereka sangat senang bisa membuat karakter doraemon dengan mudah, bahkan mereka sangat kagum dengan hasil pembatas buku yang mereka buat. Dengan kertas yang berwarna-warni membuat karakter pembatas buku yang mereka buat lebih terlihat cantik dan menarik, bahkan mereka ketagihan untuk membuat karakter yang lain.Â
Minggu ke-5 ini merupakan minggu terakhir saya melaksanakan KKN-T Kerso Darma di desa tempat tinggal saya, yaitu Desa Tempuran. Pada minggu terakhir ini saya gunakan untuk menyusun laporan dan upload runtin rekapitulasi selama kegiatan KKN berlangsung, saya memposting kegiatan-kegiatan yang saya lakukan di Instagram sebagai bukti mengikuti pelaksanaan KKN. Untuk laporan KKN, disini saya memilih laporan berbentuk essai.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H