Mohon tunggu...
Epik Siti Estikomah
Epik Siti Estikomah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Semoga Bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Berkreasi dengan Kertas Origami

5 Agustus 2021   21:58 Diperbarui: 5 Agustus 2021   22:06 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu mata kuliah yang wajib dan juga harus diambil oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat kelulusan yaitu Kuliah Kerja Nyata atau KKN pada semester akhir. Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat yang bertujuan untuk membantu kegiatan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Namun, berbeda dengan KKN di IAIN Surakarta atau yang kini sudah beralih menjadi UIN Raden Mas Said Surakarta pada dua tahun terakhir ini selama pandemi. KKN kali ini diberi nama KKN-T Kerso Darma 2021 atau (Kuliah Kerja Nyata Transformatif Kerja Sosial Dari Rumah) ini merupakan kali kedua yang dilaksanakan di lingkungan tempat tinggal masing-masing mahasiswa selama pandemi Covid-19. 

KKN-T Kerso Darma 2021 ini dengan mengusung tema "Penguatan Ketahanan Masyarakat Pada Masa Pandemi Covid-19 Berbasis Kearifan Lokal & Moderasi Beragama", maka KKN-T Kerso Darma ini dilaksanakan dari tanggal 29 Juni -- 30 Juli 2021. Tema ini merupakan sebuah penguatan tanggung jawab sosial Perguruan Tinggi yang dilaksanakan melalui KKN sebagai penguat ketahanan sosial masyarakat pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini. Merujuk pada tema besar ini, maka KKN Transformatif Kerso Darma ini merupakan KKN tematik yang memiliki aspek-aspek kehidupan yang terbuka, beragam, dan juga menggunakan pendekatan lintas keilmuan.

Saya sendiri melaksanakan kegiatan KKN di desa tempat tinggal saya yaitu di Desa Tempuran RT 01/RW 06, Kelurahan Bulakan, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo. Desa Tempuran sendiri merupakan salah satu desa yang cukup luas yang memiliki batas wilayah dari sebelah utara dengan Desa Dukuh, sebelah selatan dengan Desa Ngares, sebelah timur dengan Desa Donowarih, dan juga dari sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Bulakan. Jumlah KK di Desa Tempuran RT 01/RW 06 kurang lebih sekitar 77 KK dengan jumlah sekitar kurang lebih 251 jiwa yang tinggal di lingkungan RT 01/06 ini. Untuk agama, semua warga disini memeluk agama Islam. 

Dengan mayoritas penduduk di desa ini bekerja sebagai penjahit rumahan, konveksi, industri mebel, buruh, PNS, pedagang, dan beberapa sebagai tenaga medis. Di Kelurahan Bulakan sendiri terdapat 37 RT dan 11 RW, mwliputi Desa Tegalsari, Desa Gesingan, Desa Kemiri, Desa Ngares, Desa Donowarih, Desa Tempuran, Desa Bulakan, Desa Teglrejo, Desa Kebonwetan, Desa Kauman, dan Perumahan Zada Regency. Dilansir dari website resmi "Jogo Tonggo" pada tanggal 1 Juli 2021 bahwa di Kelurahan Bulakan ini terdapat 2 RW yang terpapar Covid-19 dengan jumlah presentase 18.18%, sedangkan untuk 9 RW yang lain pada presentase 81.82%. 

Karena pemberlakuan kembali PPKM Darurat, di Desa Tempuran merupakan salah satu desa yang terkena dampaknya sehingga semua kegiatan seperti rutinan Yasinan, TPA anak-anak, posyandu, arisan lapanan bapak-bapak, dan kerja bakti ditutup untuk sementara waktu, hingga sholat berjamaah di musholla pun hanya berisi 50% dari kapasitas masjid dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dengan adanya peraturan yang sangat ketat, sehingga saya melaksanakan kegiatan KKN ini dengan waktu yang terbatas agar tidak mendapatkan teguran dari petugas satgas Covid-19. Sehingga disini saya lebih fokus pada tema yang saya pilih yaitu "Belajar", belajar agama dan juga pendidikan. 

Kegiatan pada hari ke-3, disini saya melaksanakan kegiatan sosialisasi Covid-19 bersama tetangga saya dan juga anak-anak. Kegiatan yang saya lakukan yaitu sosialisasi tentang bahaya Covid-19, penempelan poster protokol kesehatan di rumah warga dan tempat umum, sedangkan untuk sosialisasi dengan anak-anak yaitu cara mencuci tangan dengan baik dan benar, serta membagikan masker kepada anak-anak. Disini saya lebih menekankan tentang pentingnya memakai masker saat keluar rumah terutama pada anak-anak, karena akhir-akhir ini banyak sekali anak-anak yang terkena virus Covid-19 karena mereka paling sulit untuk diajak menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi ini saya lakukan secara offline dari rumah ke rumah dan juga sosialisasi online yang saya lakukan melalui WhatsApp Group, WhatsApp pribadi seperti ke bapak/ibu guru, mentor bimbel, dan juga melalui Facebook. 

Untuk penelusuran kegiatan masyarakat sebelum dan sesudah pandemi Covid-19 seperti kegiatan kegamaan ditutup sementara dan hanya 50% saja yang mengikuti sholat jamaah di musholla. Pendidikan, banyak orang tua yang mengeluh karena anak mereka lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain daripada belajar. Untuk ekonomi, saya melakukan survei dan wawancara bersama ibu Rohayati sebagai penjahit rumahan sekaligus pelaku UMKM. Beliau menjelaskan bahwa penghasilannya menurun drastis karena tidak ada pelanggan yang menjahitkan baju, hal ini paling terasa pada saat dilakukan lockdown tahun 2020 kemarin. Padahal sebelum pandemi, beliau selalu kewalahan karena job nya selalu full hingga overload. Dan selama PPKM Darurat ini kembali diberlakukan, ibu Rohayati tidak mendapatkan job sama sekali dari pelanggannya. 

Kegiatan pada minggu ke-2 ini menentukan isu prioritas dan analisis akar masalah yang dipilih, disini saya memilih tema pendidikan dan keagamaan. Selain dibidang ekonomi, dalam bidang pendidikan merupakan hal yang paling terdampak seperti perubahan sistem pembelajaran yang sebelumnya tatap muka atau offline kini beralih ke online atau menggunakan media sosial seperti aplikasi Zoom Meeting, Google Clasroom, Google Meet, dsb. Perubahan kegiatan pembelajaran ini menjadi kendala bagi orang tua karena kesibukan mereka dan minimnya pengetahuan terhadap penggunaan sosial media.

Belum lagi anak-anak yang tidak dapat menguasai materi dan susah diatur untuk mengerjakan tugas-tugas sekolah, ditambah lagi orang tua murid yang sepenuhnya tidak dapat memahami materi yang telah diberikan oleh guru. Maka, disini saya mendampingi anak-anak saat sekolah daring dan membantu pemahaman anak-anak saat mengerjakan tugas sekolah. Sedangkan untuk bidang keagamaan, karena di Desa Tempuran ini juga terdampak oleh PPKM Darurat, maka terjadi penutupan sementara untuk kegiatan rutin keagamaan di Musholla Al-Amin seperti kegiatan TPA, rutinan Yasinan, dan juga kegiatan sosial, maka saya memilih untuk mendampingi anak-anak belajar mengaji dirumah. 

Hari selanjutnya yaitu pembentukan kelompok inti bersama karang taruna IMSAN (Ikatan Muda-Mudi Satu Enam) untuk meminta bantuan beberapa teman saat kegiatan KKN berlangsung yaitu pada bidang pendidikan dan keagamaan. Untuk pelaksanaan kegiatan di minggu ke-3 dan ke-4, di awali dibidang pendidikan yaitu mendampingi anak-anak belajar online dan mengajari anak-anak berkreasi dengan kertas origami untuk mengasah kreativitas mereka. Sedangkan dibidang keagamaan saya mendampingi anak-anak belajar ngaji, mengajari mereka belajar menulis arab, dan mengajari mereka untuk menjaga kebersihan tempat ibadah. Dan untuk kegiatan bersama masyarakat umum, saya mengikuti sholat Hari Raya Idhul Adha 1442 H dan pemotongan hewan kurban di lingkungan Musholla Al-Amin pada tanggal 20 Juli 2021. Untuk pelaksanaan pada hari terakhir di minggu keempat yaitu pembagian masker dan sosialisasi pada anak-anak mengenai pentingnya memakai masker saat keluar rumah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun