Mohon tunggu...
Eva Widiyanti
Eva Widiyanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami Asal-usul Aliran Mu'Tazilah

2 Oktober 2018   07:15 Diperbarui: 2 Oktober 2018   07:45 1150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

MEMAHAMI ASAL USUL ALIRAN MU'TAZILAH

Asal Usul Kemunculan Mu'tazilah

Mu'tazilah adalah salah satu nama aliran dalam teologi Islam yang bersikap rasional. Kerana itulah banyak orang yang menyebutnya 'Rasionalisme Islam'. Mu'tazilah lahir pada permulaan abad ke 2 H di Basrah pada pemerintahan Bani Umayyah, pada saat itu kekuasaan dipegang oleh khalifah Hisyam bin Abdul Malik (101-125 H).

Mu'tazilah merupakan isim fa'il yang berakar dari kata 'azala- I'tazala'  yang berarti memisahkan, menyingkir atau memisahkan diri. Maka secara bahasa Mu'tazilah berarti orang yang memisahkan diri. sejauh ini pemberian nama Mu'tazilah sering dan bahkan diketahui hanya pada kejadian atau peristiwa yang terjadi antara Wasil inb 'atha beserta temannya 'Amr ibn 'Ubaid dan Hasan Basri di Basrah. Akan tetapi menurut Ahmad Amin bahwa nama Mu'tazilah sudah ada sebelum adanya peristiwa Wasil dengan Hasan Basri dan juga sebelum timbulnya pendapat tentang posisi diantara dua posisi.

Golongan ini timbul dengan mengasingkan diri disaat terjadi pertikaian antara khalifah Ali Bin Abi Thalib dengan Muawiyah bin Abi Sofyan dara Bani Umayyah sebagai akibat dari terbunuhnya khalifah Usman Bin Affan. Pada saat itulah terdapat beberapa orang sahabat Nabi yang yang tidak ingin terlibat dalam pertikaian tersebut. Orang-orang itu disebut kelompok Mu'tazilah, kerena mengasingkan diri dari keterlibatan pertikaian politik yang terjadi antara Ali Bin Abi Thalib debgan Muawiyyah. Jadi, kata-kata 'I 'tazala dan Mu'tazilah' telah dipakai kira-kira seratus tahun sebelum peristiwa Wasil bin 'Atha debgan hasan Basri dalam arti golongan politik yang ada di zaman mereka.

Dengan demikian, peristiwa tersebut dapat dikatakan sebagai golongan Mu'tazilah yang pertama dan lebih cenderung mengarah pada persoalan politik. Akan tetapi, jika kata Mu;tazilah disebut dalam konteks aliran-aliran teologi atau filsafat, maka yang dimaksud dengan itu adalah para pengikut yang mengasingkan atau memisahkan diri dari gurunya yang berbeda paham tentang suatu hal. Orang tersebut adalah Wasil ibn 'Atha yang berbeda pendapat dengan gurunya Hasan Basri.

Beberapa pendapat tentang pemberian nama Mu'tazilah kepada golongan kedua ini berpusat pada peristiwa yang terjadi antara Wasil ibn Atha beserta temannya 'Amr ibn 'Ubaid dan Hasan Bari di Basrah. Ketika wasil mengikuti pelajaran yang di berikan oleh Hasan Basri di masjid Basrah, datanglah seorang yang bertanya mengenai pendapat Hasan Basri tentang orang yang berdosa besar. Ketika Hasan Basri masih berfikir, Wasil mengemukakan pendapatnya dengan mengatakan "saya berpendapat bahwa orang-orang yang berbuat dosa besar bukanlah mukmin dan bukan pula kafir, akan tetapi berada pada posisi diantaranya, tidak mukmin dan tidak pula kafir." Kemudian Wasil menjauhkan diri dari Hasan Basri dan pergi ketempat lain disekitaran Masjid. DisanaWasil mengulangi pendapatnya dihadapan pengikutnya . debgan adanya peristiwa ini, Hasan Basri berkata: "Wasil menjauhkan diri dari kita (I'tazaala anna)" maka dari itu menurut Asy-syarastani, kelompok yang memisahkan diri pada peristiwa inilah yang dinamakan kaum Mu'tazilah.

Selain disebut Mu'tazilah pengikut aliran ini sering juga disebut dengan kelompok Ahl at-Tauhid (golongan pembela Tauhid), ahl at-'Adl (pendukung paham keadilan Tuhan), dan kelompok Qadariah. Pihak lawan mereka menjuluki kelompok ini sebagai golongan Free will dan Free Act, karena mereka menganut prinsip bebas berkehendak  dan berbuat: al-Muatillah, kerena mereka berpendapat bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat dalam arti sifat mempunyai wujud diluar zat Tuhan; dan Wa'idiah, karena mereka berpendapat bahwa ancaman-ancaman Tuhan terhadap orang-orang yang tidak patuh, pasti dan tidak boleh tidak akan menimpa mereka.

Tokoh-Tokoh Mu'tazilah di Bashrah:

Wasil ibn Atha (80-131 H). Ia dilahirkan di Madinah tetapi kemudian ia menetap di Basrah. Ia merupakan tokoh pertama yang melahirkan aliran Mu'tazilah. Kerenanya, ia diberi gelar kehormatan dengan sebutan Syaikh al-Mu'tazilah wa Qodimuha, yang berarti pimpinan dan sekaligus orang tertua dalam Mu'tazilah.

Abu Huzail Muhammad ibn Huzail ibn Ubaidillah ibn Makhul al-Allaf. Ia lahir di Bashrah pada tahun 135 dan wafat pada tahun 235 H. Ia lebih populer dengan panggilan al-Allaf karena rumahnya dekat dengan penjualan makanan ternak. Gurunya bernama Usman al-Tawil ia adalah salah satu seorang murid Washil bin Atha.

Ibrahim ibn Sayyar ibn Hani al-Nazham. Tahun kelahirannya tidak diketahui, dan wafat pada tahun 231 H. Ia lebih populer dengan sebutan Nazhzham.

Abu Ali Muhammad Ali al-Jubba'i. Dilahirkan di Jubba sebuah kota kecil di propinsi Chuzestan Iran pada tahun 135 H dan wafat pada tahun 267 H. Panggilan populernya ialan al-Jubba'i dinisbahkan pada daerah kelahirannya di Jubba. Ia adalah ayah tiri dan juga guru dari pemuka Ahlusunnah Waljamaah Imam Abu Hasan al-Asy'ari.

Tokoh-Tokoh Mu'tazilah di Baghdad:

Bisyir ibn al-Mu'tamir  (wafat  226 H/840 M). Ia merupakan pendiri  Mu'tazilah di bagdad.

Abu al-Husein al-Khayyat  (wafat 300 H/912 M). Ia merupakan pemuka yang mengarang buku Al-Intshar yang berisi pembelaan terhadap serangan ibn Al-Rawandy.

Jarullah Abul Qasim Muhammad ibn Umar (467-538 H/1075-1144 M). Ia lebih dikenal dengan panggilan al-Zamakhyari. Ia lahir di Khawarazm 9sebelah selatan lautan Qazwen)., Iran. Ia tokoh yang telah mempopulerkan karya tulis yang monumental yaitu Tafsir Al-kasysyaf.

Abul Hasan Jabbar ibn Ahmad Abdullah al-Hamazani al-Asadi  (325-425 H). Ia lahir di hamazan Khurasan dan wafat di Ray Teheran. Ia lebih dikanal dengan sebutan Al-Qadi Abdul Jabbar. Ia hidup pada masa kemunduran Mu'tazilah. Meskipun demikian ia berusaha mengembangkan dan menghidupkan paham-paham Mu'tazilah melalui karya tulisnya yang sangat banyak. Diantaranya yang cukup populer dan berpengaruh adalah Syarah Ushul  al-Khamsah dan Al-Mughni fi Ahwali Wa al-Tauhid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun