Mohon tunggu...
enzu harisman
enzu harisman Mohon Tunggu... Guru - EZ

saya seorang guru

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sabang Pulau Harta Karun

24 Oktober 2019   17:00 Diperbarui: 24 Oktober 2019   18:42 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sementara empat tentara lainnya mengawasi dengan senapan laras panjang dari belakang. Tak lama setelah mereka menghilang di balik hutan, tiba-tiba terdengar dua kali suara dentuman. kemungkinan dua orang pribumi pembawa peti ditembak mati oleh tentara Jepang. Sebab hanya empat tentara Jepang yang turun dari gunung.

Dua hari setelah  tentara Jepang meninggalkan Pulau Sabang, Ayah Fitri mendaki gunung Aneuk Laot. Dia mendapatkan tumpukan tanah bekas galian.

Singkatnya, sembilan  tahun  setelah kejadian itu, ayah Fitri diam-diam menggali tumpukan tanah itu. Di kedalaman  satu meter dari penggalian, Ayah Fitri menemukan satu lempengan besi karatan, mungkin sejenis tutup peti. Hal inilah yang membuat ayah Fitri  semakin bersemangat. Penggalian dilanjutkan pada hari kedua. Namun hal yang tidak terduga terjadi. Ayah Fitri menemukan sejumlah rambut manusia yang membuatnya jatuh pingsan.

Untung ada  seorang tukang kebun yang kebetulan melewati tempat penggalian itu. Tukang kebun menggotong ayah Fitri sampai ke pemukiman penduduk. Kejadian ini menghebohkan masyarakat. Sejumlah TNI Anggkatan Darat mendatangi tempat penggalian. Mereka mencoba melanjutkan penggalian. Tapi nihil, galian tertutup oleh sebuah batu yang amat besar. Kerena tidak berhasil, akhirnya mereka menancapkan empat tiang beton dari semen, dan tertulis "Milik Negara". Sampai akhirnya ayah Fitri meninggal dunia, galian misteri itu tak pernah lagi dipedulikan orang.

Fitri terkejut dari lamunan, di depannya ada belasan peti besi. "Kita harus membukanya dengan hati-hati", Jihan mengingatkan. Dengan sedikit ketakutan, Jihan membuka peti yang pertama. "Kosong" Teriaknya parau. Jihan segera membuka peti yang kedua. "Kosong juga" Teriaknya lesu. 

Akhirnya Fitri ikut membuka semua peti besi, hasilnya nihil. Belasan peti besi itu sudah dalam keadaan kosong. "Ini benar-benar kurang ajar, tentara Jepang sangat licik, dia tidak meninggalkan apa-apa untuk kita", Darah Jihan mendadak panas.

Fitri menyorot senter kearah sisi kiri dinding goa, di sana ada sebuah pintu ukuran kecil. Dengan hati-hati ia mendekati pintu itu. Di dalamnya lebih gelap dan berbau tanah. Pintu itu ditutupi sarang laba-laba. Di bagian sisi kirinya ada coretan-coretan berbahasa Jepang. Kira-kira ada empat kalimat pendek. Hanya kalimat paling bawah yang bertulisan latin "Nipon 1940". "Jihan, coba baca tulisan ini mungkin bisa jadi petunjuk". Jihan memperhatikan tulisan itu dengan saksama. "Huh, aksara Jepang, mana aku ngerti, bahasa inggris saja aku tak paham" Balas Jihan.

Tapi Jihan tak hilang akal. Tulisan itu difotonya dengan android. "Ide yang bagus, kirimkan fotonya ke Kakak saya, dia bisa bahasa Jepang", Kata Fitri.

"Ini saya kirim ke WA kamu, biar kamu saja yang kirim ke kakak. Tapi jangan bilang-bilang klo kita lagi di goa. Aku tak ingin kita diolok-olok lagi".

Fitri mengambil HP androidnya di saku tas pinggang bagian depan. Ditekannya logo WA dengan ujung telunjuk jari kanan. "Mana fotonya, kok belum dikirim?". Tanya Fitri gak sabar. "Huh, tak ada sinyal, goa ini sangat tertutup. Atau ada radiasi yang menghalangi sinyal" Jawab Jihan kesal.

"Lihat, di sebelah sana sepertinya juga ada pintu", Kata Fitri setengah berteriak. Sekilas pintu itu kelihatannya masih utuh. Tapi sisi sebelah kirinya ada bekas congkelan. Sedang sisi atasnya ada goresan hitam berbentuk anak panah, ujung runcingnya mengarah ke bagian bawah pintu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun