Mohon tunggu...
Eny Choi
Eny Choi Mohon Tunggu... Relawan - Ganbatte Bushido

Social Worker, Community Development

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pangeran Virtual

9 Juni 2020   21:37 Diperbarui: 9 Juni 2020   21:29 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini aku malas sekali bangun. Ranjangku seakan begitu posesif menarik membetot tubuhku untuk tetap pada posisinya.  Ah... Seandainya aku sudah menjadi istri Mas Rama pasti aku sudah bangun subuh dan menyiapkan segala keperluan Mas Rama sebelum aku sendiri berangkat ke Dinas Tenaga Kerja tempatku bekerja. Lamunanku buyar ketika terdengar suara gedoran di pintu kamar dari adikku Dudi.

Jdorrr! Jdooorrr!!!

"Kak Duwiii bangun kak...ini handphone kakak di meja makan daritadi bunyi terus akh...berisik tau!" Suara Dudi dibalik pintu kamar.

Aku langsung meloncat dari kasurku. Ya, semalam habis chat dengan temanku, aku merasa haus. Lalu aku mengambil minuman dari kulkas dan lupa membawa handphoneku karena ngantuk banget. Buru-buru aku buka pintu kamarku, dan menyambar handphone yang disodorkan Dudi.

"Busyet dah... Kalem dikit kenapa sich...Bilang makasih kek...Maen sambar ajjah." Umpat Dudi sewot.

"Hehehe... iya maaf Dudi sayang, makasih ya... kunyuk." Balasku senyum menggoda.

"Ya sayang maaf handphone tertinggal di meja makan semala. Gimana ada kabar apa pagi-pagi sudah menelepon." Jawabku tergesa takut membuat Mas Rama bosan menunggu.

"Alhamdulillah aku takut ada apa-apa terjadi padamu cantik... calling tiga kali kok gak diangkat." Balas Mas Rama dengan nada khawatir. Tentu ini yang selalu membuatku merasa melambung di awang-awang. Perhatian kecil dari Mas Rama yang membuatku kangen untuk menunggu telepon dan kata-kata manisnya.

"Sayang...Masih disitu kan? Halooo ?"

"Ops iya Mas Rama maaf-maaf hehehe, baik-baik saja aku Mas. Aku senang mendengar suara Mas Rama jadi ingin segera bertemu." Jawabku buru-buru kaget karena ditegur Mas Rama. Tapi aduhhh mulai dah ganjenku kumat, kenapa ini mulut gak bisa dijaga sebentar saja sih.

"Hehe iya cantik aku juga ingin segera bertemu denganmu sayang."  Lembut suara Mas Rama. Akh tidak seperti bisaanya kalau aku menunjukkan ketidaksabaran pasti Mas Rama terdengar jengah. Ini kok justru menjawab senada dengan rasaku. Akh tentu karena Mas Rama sebetulnya juga memendam rasa kangen dan ingin bertemu juga cuma jaim. Hihiihhi...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun