Mohon tunggu...
Eny DArief
Eny DArief Mohon Tunggu... Lainnya - An ordinary woman

Halloo, apa kabar?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kuliah di Mana Pun Kamu Punya Peluang untuk Sukses

25 Agustus 2022   14:36 Diperbarui: 31 Agustus 2022   11:17 1256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalur Mandiri ini yang sekarang sendang disoroti karena kasus ditetapkannya Rektor Universitas Lampung sebagai tersangka atas kasus penyuapan pada proses Seleksi Mandiri Masuk Universitas Lampung . KPK menyebut oknum bersangkutan mematok harga mulai dari Rp 100 juta hingga Rp 350 juta per mahasiswa agar dapat lulus seleksi jalur Mandiri.

Sebagaimana diketahui masing-masing Perguruan Tinggi Negeri (PTN) punya quota untuk masuk melalui jalur mandiri, UI punya SIMAK, UGM punya UTUL, ITS punya SMIT, ITB punya SM-ITB, UNDIP punya PMB, UNPAD punya SMUP.

Tidak bisa semuanya dipukul rata seperti pada kasus Universitas Lampung, contoh pada jalur mandiri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui Seleksi Masuk ITS (SMIT), dengan terbuka memberi informasi mengenai Biaya Pendidikan Seleksi Kemitraan dan Mandiri Program Sarjana. 

Disebutkan berapa banyak daya tampung jalur Mandiri, berapa biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal), berapa biaya pengembangan institusi yang jumlahnya beragam, tahun 2022 paling tinggi disebutkan 75 juta Rupiah.

Dengan adanya kasus UNILA tersebut memang sangat berpengaruh pada PTN lainnya. Selayaknya uang yang masuk melalui jalur mandiri hendaknya dikelola untuk PTN dan mahasiswa. Bagi perkembangan mahasiswa sebagai contohnya untuk membiaya pertukaran mahasiswa ke luar negeri, membiayai penelitian-penelitian dan lain-lain.

Namun begitu hendaknya daya tampung jalur mandiri bisa dikurangi, alihkan quotanya ke jalur SBMPTN, atau jalur prestasi lainnya.

Lalu bagaimana bila tidak berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri Jalur manapun?

Dengar ya Nak, saya kutip dari tulisan mas Rizky Syaiful 2013 lalu, kurang lebih isinya begini:

Kuliah S1 cuma 4 tahun. Karir hidupmu bisa lebih dari 50 tahun. Dan, relatif, juga pada kebanyakan kasus, tapi tidak terlau signifikan, lebih dari 50 tahun itu dipengaruhi oleh di mana kamu 4 tahun itu berada. Posisi di empat tahun itu memang agak sedikit berpengaruh pada kondisi kamu di tahun ke lima. Tapi nasib kamu di tahun ke enam, sampai tahun lebih dari 50, semua ada ditangan kamu, Kampus manapun, kamu punya peluang yang mendekati sama untuk sukses.

Poinnya, di mana pun kamu berkuliah (swasta ataupun negeri), semua sama-sama punya peluang sukses di masa depan. Semuanya tergantung dirimu bagaimana mempertajam kamampuanmu pada tahun berikutnya, yang pada akhirnya itulah yang menentukan kesuksesan kamu di masa depan, bukan tergantung dari kampus mana kamu lulus.

Kemudian bagaimana dengan anak-anak yang kurang beruntung, tidak bisa kuliah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun