Mohon tunggu...
Eny DArief
Eny DArief Mohon Tunggu... Lainnya - An ordinary woman

Halloo, apa kabar?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Gang Cincau, Hantu Bang Na'in

13 September 2019   09:39 Diperbarui: 23 Oktober 2021   11:58 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest/Wikiwand: Grass jelly

PROLOG

Jalan kecil yang dibatasi dengan perempatan jalan Fatahilah disebelah timur, dan dibatasi perempatan jalan Persima disebelah barat, disebut GANG CINCAU. Orang menyebutnya begitu, karena sepanjang jalan ini banyak ditumbuhi pohon cincau hijau. Dan saat itu banyak pendatang yang mengadu nasib dengan berjualan cincau hijau, membuat sendiri cincau hijau dengan bahan daun pohon cincau hijau yang tumbuh subur di sekitar jalan, kemudian menjajakannya dari kampung ke kampung.

Saya sendiri sebelumnya tidak tahu orang menyebut jalan rumah saya adalah Gang Cincau, sampai pada suatu ketika setelah sekian lama keluar dan pindah dari rumah itu, seseorang mengenali saya dengan sebutan

"Yang dulu tinggal di gang Cincau ya?"

Okelah saya anak Gang Cincau, dan dari situlah cerita bermula.

Beberapa hari ini anak-anak gang Cincau tidak berani main diluar rumah, terutama selepas magrib. Karena mendengar cerita-cerita horror setelah meninggalnya Bang Na'in, salah seorang warga yang dikenal dengan ilmu Jawara-nya.

Selama seminggu sebelum kematiannya, Bang Na'in berteriak-teriak kesakitan, kadang mengaum seperti harimau, mencakar-cakar tembok. Teriakkannya didengar semua warga gang Cincau. Peristiwa ini terekam dikepala Danisa dan anak-anak Gang Cincau lainnya sebagai sesuatu yang menakutkan.

"Aku dengar pak Hansip Bakri cerita ke mak Jilah, tadi malam melihat hantu Bang Na'in berjalan terseok-seok, kemudian berhenti didepan rumah Mak Jilah, bilang 'terima kasih' pelan"

Pinah membagikan temuannya kepada teman-temannya.

"Mak Jilah sebelah rumahkuuu.... berarti hantu Bang Na'in lewat depan rumahku..." Danisa bergetar

"Untung dia nggak mampir belanja ke warung Ibunya Dani" Adih sok berani, menakuti Danisa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun