Mohon tunggu...
Enrika Vena
Enrika Vena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dahulu Dijajah Sekarang Menjajah! Membangun Middle Power Diplomacy Korea Selatan di Jepang Melalui Korean Wave

24 Mei 2024   20:25 Diperbarui: 11 Juli 2024   07:37 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Korea Selatan adalah negara yang berhasil menyebarkan tren budayanya hingga ke kancah internasional. Tren ini adalah hasil dari persebaran budaya Korea melalui K-drama, K-pop, makanan, dan produk-produknya. 

Hampir seluruh negara mengenal dan terkena dampak Korean Wave, termasuk negara maju yang bertetangga dengan Korea Selatan yaitu Jepang. Jika dilihat dari sejarahnya, Korea Selatan jauh tertinggal dibanding negara lain, terlebih Jepang yang dahulu menjajah Korea Selatan. 

Namun, hari-hari ini tren yang ada di Jepang adalah hasil dominasi persebaran budaya Korea Selatan melalui Hallyu. Lalu, apa sih yang membuat Korea Selatan mampu menyebarkan pengaruhnya ke Jepang?

Jawabannya adalah melalui strategi middle power diplomacy atau dalam bahasa indonesia disebut diplomasi kekuatan menengah. Middle power diplomacy adalah bentuk strategi diplomasi negara yang tidak mendominasi kekuatan dalam dunia internasional namun juga tidak lemah baik secara kekuatan militer, pengaruh politik maupun ekonomi. Hal ini menjadi unik karena dengan kondisi kekuatan negaranya yang berada di tengah-tengah namun keberadaannya mampu menjadi pengaruh di kancah internasional. 

Korea Selatan sendiri termasuk dalam negara berkekuatan menengah sehingga menerapkan strategi diplomasi berkekuatan menengah yang didominasi oleh penyebaran soft power. Negara dengan middle power diplomacy akan mempromosikan perdamaian dengan kerjasama, seperti yang dilakukan Korea Selatan terhadap Jepang. 

Strategi Middle Power Diplomacy Korea Selatan di Jepang

Dalam sejarahnya, Jepang menduduki wilayah Korea selama 35 tahun hingga pada tahun 1945 Korea berhasil melepaskan diri dari jajahan Jepang. Selama 35 tahun itu pula penindasan hebat oleh Jepang terjadi, bahkan membuat Korea menjadi negara termiskin kala itu. 

Setelah merdeka, Korea terbagi menjadi 2 wilayah yaitu Korea Selatan dan Korea Utara. Korea Selatan yang dekat dengan Amerika memilih untuk mengadopsi budaya yang diambil dari Barat. 

Strategi yang digunakan oleh Korea Selatan adalah publik diplomacy melalui budayanya atau yang kemudian disebut sebagai Hallyu. Hal ini disebabkan krisis 1997 yang membuat Korea Selatan harus memenuhi kebutuhan negaranya melalui pengembangan ekspor budaya Korea. 

Awal mula kemunculan Hallyu di Jepang tahun 2003 yang menjadi booming karena drama korea "Winter Sonata". Kemudian diikuti dengan kemunculan idol K-pop seperti BoA, KARA, Girls Generation dan Super Junior. 

Namun, persebaran ini tergolong sulit untuk dimasuki karena persebaran J-pop telah terlebih dahulu populer di negaranya. Sehingga, pemerintah mengambil berbagai tindakan untuk menyebarkan pengaruhnya melalui Korean Wave. 

Industri film dan drama korea yang ada waktu itu berusaha membuat Jepang mengenal budaya Korea Selatan. Cara yang digunakan adalah dengan memasukan latar belakang cerita film maupun drama di Jepang dan Korea ataupun me remake film Jepang ke film Korea. Hal ini membuat masyarakat Jepang tertarik dengan memperlihatkan budaya Jepang yang dibaurkan dengan Korea Selatan.

Korea Selatan sendiri juga berusaha memperluas industri film dan drama sehingga Korea Selatan menurunkan harga izin tayang K-drama dibanding negara lain pada tahun 2006 sebesar 1.000-2.000 USD disaat Jepang sendiri menjualnya dengan 20.000-100.000 USD. Hal ini membuat Korea mampu memasuki pasar di Jepang dan negara lainnya dengan lebih mudah.

Keberhasilan penyebaran Hallyu ini adalah hasil keterlibatan pemerintah, swasta, masyarakat, media massa, serta aktor yang terlibat disana. Media massa berperan penting dalam menyebarkan pengaruhnya ke Jepang melalui televisi, kemajuan teknologi, media sosial, maupun media cetak.

Pihak swasta meliputi konglomerat yang ada di Korea Selatan atau sering dijuluki sebagai chaebol. Konglomerat ini berperan dalam pembiayaan penyebaran budaya Korea melalui film, K-drama, dan industri musiknya. Pihak swasta disini seperti Samsung dan agensi musik seperti SM Entertainment, YG Entertainment, JYP Entertainment, t dan sebagainya. 

Peran pemerintah juga sangat mempengaruhi dominasi Korea terhadap Jepang dengan mengawasi dan mendukungnya melalui Korean Tourism Organization (KTO) dan Korean Foundation For International Culture Exchange (KOFICE) dengan maksud membuat Jepang lebih membuka diri terhadap budaya baik produk maupun konten milik Korea Selatan. 

KTO dan KOFICE berusaha mengembangkan pariwisata di Korea dengan festival dan promosi destinasinya. Diplomasi budaya melalui Hallyu juga dilakukan dengan melakukan efek domino terhadap industri drama, film, dan musik yang berefek juga pada peningkatan pembelian ke berbagai produk Korea seperti fashion dan skincare. KOFICE menyediakan program belajar bahasa Korea dan meningkatkan kerjasama di antara kedua negara terlebih di bidang pendidikan.

Hasil

Dampak strategi diplomacy Korea Selatan ini adalah penerimaan budaya Korea di Jepang yang awalnya mendapat penolakan. Persebaran budaya Korea ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik di Korea Selatan maupun Jepang itu sendiri.

Keberhasilan strategi middle power diplomacy Korea Selatan di Jepang ini terbuktikan dari minat masyarakat Jepang yang meningkat. Data pariwisata KTO menunjukan per Mei 2023, Jepang adalah penyumbang wisatawan terbanyak di Korea Selatan hingga mencapai 183.691 jiwa. Hal ini membuat Korea Selatan meraup untung tidak hanya di sektor ekspor dan impornya namun juga pariwisatanya. 

Menggunakan middle power diplomacy nya Korea Selatan terbukti berhasil membentuk persepsi positif tentang negaranya, menarik pariwisata dan wisatawan, mendorong sektor ekonomi serta berhasil memperkuat hubungan diplomatik dengan Jepang.

Sumber:

Jepang Sumbang Turis Terbanyak ke Korea Selatan per Mei 2023. (n.d.). Retrieved May 24, 2024, from https://travel.kompas.com/read/2023/07/04/103100727/jepang-sumbang-turis-terbanyak-ke-korea-selatan-per-mei-2023 

Ario, M. R. R. (2015). PENGARUH DIPLOMASI KEBUDAYAAN KOREA SELATAN TERHADAP JEPANG (STUDI KASUS: KOREAN WAVE DI JEPANG) [Thesis]. http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/18037

Khatun, M. (n.d.). HALLYU OR KOREAN WAVE: UNRAVELLING CULTURAL DYNAMICS THAT PROPELLED SOUTH KOREA TO GLOBAL SUPER POWER STATUS. . . Vol., 2(1).

Islamiyah, A. N., Priyanto, N. M., & Prabhandari, N. P. D. (2020). Diplomasi Budaya Jepang dan Korea Selatan di Indonesia tahun 2020: Studi Komparasi. Jurnal Hubungan Internasional, 13(2), 257. https://doi.org/10.20473/jhi.v13i2.21644

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun