Mohon tunggu...
Enrika Vena
Enrika Vena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Jurusan Hubungan Internasional UPN "Veteran" Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dahulu Dijajah Sekarang Menjajah! Membangun Middle Power Diplomacy Korea Selatan di Jepang Melalui Korean Wave

24 Mei 2024   20:25 Diperbarui: 11 Juli 2024   07:37 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, persebaran ini tergolong sulit untuk dimasuki karena persebaran J-pop telah terlebih dahulu populer di negaranya. Sehingga, pemerintah mengambil berbagai tindakan untuk menyebarkan pengaruhnya melalui Korean Wave. 

Industri film dan drama korea yang ada waktu itu berusaha membuat Jepang mengenal budaya Korea Selatan. Cara yang digunakan adalah dengan memasukan latar belakang cerita film maupun drama di Jepang dan Korea ataupun me remake film Jepang ke film Korea. Hal ini membuat masyarakat Jepang tertarik dengan memperlihatkan budaya Jepang yang dibaurkan dengan Korea Selatan.

Korea Selatan sendiri juga berusaha memperluas industri film dan drama sehingga Korea Selatan menurunkan harga izin tayang K-drama dibanding negara lain pada tahun 2006 sebesar 1.000-2.000 USD disaat Jepang sendiri menjualnya dengan 20.000-100.000 USD. Hal ini membuat Korea mampu memasuki pasar di Jepang dan negara lainnya dengan lebih mudah.

Keberhasilan penyebaran Hallyu ini adalah hasil keterlibatan pemerintah, swasta, masyarakat, media massa, serta aktor yang terlibat disana. Media massa berperan penting dalam menyebarkan pengaruhnya ke Jepang melalui televisi, kemajuan teknologi, media sosial, maupun media cetak.

Pihak swasta meliputi konglomerat yang ada di Korea Selatan atau sering dijuluki sebagai chaebol. Konglomerat ini berperan dalam pembiayaan penyebaran budaya Korea melalui film, K-drama, dan industri musiknya. Pihak swasta disini seperti Samsung dan agensi musik seperti SM Entertainment, YG Entertainment, JYP Entertainment, t dan sebagainya. 

Peran pemerintah juga sangat mempengaruhi dominasi Korea terhadap Jepang dengan mengawasi dan mendukungnya melalui Korean Tourism Organization (KTO) dan Korean Foundation For International Culture Exchange (KOFICE) dengan maksud membuat Jepang lebih membuka diri terhadap budaya baik produk maupun konten milik Korea Selatan. 

KTO dan KOFICE berusaha mengembangkan pariwisata di Korea dengan festival dan promosi destinasinya. Diplomasi budaya melalui Hallyu juga dilakukan dengan melakukan efek domino terhadap industri drama, film, dan musik yang berefek juga pada peningkatan pembelian ke berbagai produk Korea seperti fashion dan skincare. KOFICE menyediakan program belajar bahasa Korea dan meningkatkan kerjasama di antara kedua negara terlebih di bidang pendidikan.

Hasil

Dampak strategi diplomacy Korea Selatan ini adalah penerimaan budaya Korea di Jepang yang awalnya mendapat penolakan. Persebaran budaya Korea ini meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik di Korea Selatan maupun Jepang itu sendiri.

Keberhasilan strategi middle power diplomacy Korea Selatan di Jepang ini terbuktikan dari minat masyarakat Jepang yang meningkat. Data pariwisata KTO menunjukan per Mei 2023, Jepang adalah penyumbang wisatawan terbanyak di Korea Selatan hingga mencapai 183.691 jiwa. Hal ini membuat Korea Selatan meraup untung tidak hanya di sektor ekspor dan impornya namun juga pariwisatanya. 

Menggunakan middle power diplomacy nya Korea Selatan terbukti berhasil membentuk persepsi positif tentang negaranya, menarik pariwisata dan wisatawan, mendorong sektor ekonomi serta berhasil memperkuat hubungan diplomatik dengan Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun