Mohon tunggu...
Enrico VandoNathaniel
Enrico VandoNathaniel Mohon Tunggu... Lainnya - penulis amatir

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Kebersihan yang Kurang Dipedulikan

17 Mei 2020   09:55 Diperbarui: 17 Mei 2020   09:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mau sebesar apapun sanksinya, ataupun besarnya probabilitas terjeratnya seseorang terhadap hukum atas tindakan yang dilakukan. Jika memang sudah terbiasa dan tidak adanya kepedulian, tetap saja akan susah berubah kebiasaan buruk.

Diare, kolera, dan Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) menjadi penyakit yang marak terkena masyarakat, penyebabnya adalah lingkungan hidup yang kurang bersih. Ispa dan diare merupakan salah satu penyebab kematian utama anak balita. 

Diambil dari laporan Riskesdas, kematian anak berusia 1 bulan 1 tahun karena diare adalah 31 persen. Dan rata-rata jumlah keseluruhan pasien yang terkena penyakit Ispa di Indonesia menyampai angka 25 persen.

Jadi, kesadaran akan kebersihan dalam kalangan masyarakat Indonesia masih rendah. Belum ada etika yang kuat terhadap kebersihan karena itu masyarakat masih membuang sampah sembarangan.

Lingkungan menjadi tercemar karena itu. Padahal lingkungan mempengaruhi kesehatan manusia, jika lingkungan tercemar maka kesehatan masyarakat yang memburuk dari penyakit yang disebabkan karena kondisi lingkungan hidup yang kurang bersih. 

Masalah dalam lingkungan juga muncul seperti kurangnya air bersih menjadi salah satu krisis dari kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kebersihan, selain itu ada degradasi tanah dimana kualitas tanah memburuk, lalu polusi udara yang marak dalam perkotaan dan daerah industri membuat penurunan kualitas udara. Semua itu bisa dicegah jika masyarakat punya kesadaran akan pentingnya kebersihan. Kesadaran tersebut bisa diubah mulai dari kebiasaan kecil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun