Ibu tidak mengeluh padaku
Namun sikapnya berbicara bahwa ada sebuah penyesalan
Gestur tubuhnya menunjukkan
kasih sayang yang mendalam padaku Walau tak pernah terucap secara verbal,
namun aku tahu
Aku merasa terlahir kembali dari rahim ibu Aku adalah bayi merah yang didamba
Kasih sayang yang dua puluh tahun lebih hilang
kini kembali menjadi perisai
dalam perjuangan hidupku
di saat usiaku menjelang setengah abad
Terima kasih untuk madu dan racun yang telah kau tebar di ladang ibuku
Selama dua puluh tahun lebih
Kini racun itu telah musnah
Dan yang kudapat tinggallah madu dalam ridho Illahi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H