Mohon tunggu...
Enok Ratnayu
Enok Ratnayu Mohon Tunggu... Guru - Guru

Enok Ratnayu seorang ibu rumah tangga yang juga seorang guru. Tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan, religi, psikologi, filsafat, sastra, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Madu dan Racun

22 Maret 2023   10:02 Diperbarui: 22 Maret 2023   10:05 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Madu dan Racun

Karya: Enok Ratnayu

Terima kasih untuk madu dan racun yang telah kau tebar di ladang ibuku
Selama dua puluh tahun lebih

Kepercayaannya padamu melebihi kepercayaannya padaku

Aku tak berdaya demi cintaku pada ibu Kubiarkan ibuku tentram dalam keyakinannya
Walau kadang ku terluka

Mengapa ibu lebih percaya padamu
Padahal akulah anak yang telah dilahirkannya

Dengan topeng sayang
kau hancurkan kepercayaannya padaku
Aku semakin jauh dari ibu

Kau rekayasa fakta
sehingga ibu semakin tidak percaya padaku
Ia lebih mempercayaimu

Padahal engkau hanya teman kecilku, teman sekolahku
Dan kau mengenal ibuku karena aku
Aku merasa kau telah merampok ibuku

Kini, topengmu telah kau buka sendiri Ibuku pecah hati
Ia terluka
Dan aku semakin tidak berdaya
Tak mampu membalut luka ibu yang menganga

Kepercayaannya padamu selama dua puluh tahun lebih telah hancur berkeping-keping

Ibu tidak mengeluh padaku
Namun sikapnya berbicara bahwa ada sebuah penyesalan
Gestur tubuhnya menunjukkan
kasih sayang yang mendalam padaku Walau tak pernah terucap secara verbal,
namun aku tahu

Aku merasa terlahir kembali dari rahim ibu Aku adalah bayi merah yang didamba
Kasih sayang yang dua puluh tahun lebih hilang
kini kembali menjadi perisai
dalam perjuangan hidupku
di saat usiaku menjelang setengah abad

Terima kasih untuk madu dan racun yang telah kau tebar di ladang ibuku
Selama dua puluh tahun lebih

Kini racun itu telah musnah
Dan yang kudapat tinggallah madu dalam ridho Illahi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun