Rahasia sang maha pencipta memang luar biasa dahsyatnya. Dikalkulasi pun rasanya percuma. Buktinya, nggak kebagian test resmi saat perilisan TVS Apache RTR 200 4V di sirkuit sentul beberapa bulan silam... Saya justru diberi kesempatan menjajal unitnya touring 250km di acara TVS Joy Ride bareng Kompasiana. Siapa yang sangka?
Satu yang saya yakin ada di fikiran Bro & Sist sekalian saat baca artikel ini: Apakah TVS Apache RTR 200 4V lebih baik ketimbang 150cc Jepang? Kalau benar, disektor mana saja yang lebih baik? Nah, kalau memang itu yang difikirkan, tenang, kita bakal jawab tuntas via artikel ini... Siapkan mental, cekidots!
Usut punya usut, ternyata TVS Apache RTR 200 4V yang saya pakai itu unit test yang dipakai di sentul dulu... Plus juga sudah melanglang buana sebagai unit test dari satu lokasi ke tempat lain. Wooohh, pantesan! Wkwkwk...
Untungnya gayung bersambut, saat perjalanan pulang EA's Blog diberi kesempatan riding unit TVS Apache RTR 200 4V lainnya yang masih gress a.k.a masih bau pabrik. Yay! Yuk, kita kasak-kusuk sambil gaspol!
TVS Apache RTR 200 4V - Build Quality
Desain TVS Apache RTR 200 4V kini sudah jauh lebih futuristik dan keren ketimbang para Apache-series pendahulunya… Sudah minim tampilan ‘khas India’ dan tergantikan ala styling motor jepang yang stylish dan kekinian. Percayalah, anda takkan mengira yang satu ini motor asal India jika hanya melongok garis desain & bodinya… Which is, Very GOOD!
Plastik bodi, las-lasan (welding) dan finishing pengecatan (warna matte) TVS Apache RTR 200 4V solid! Apresiasi besar untuk TVS yang mempertahankan image kualitas plastik (bodi) hingga saat ini. Jauh lebih solid ketimbang sport 150cc Jepang yang saat artikel ini ditulis, harganya jauh lebih mahal. Sayang, tangki plastik, welding knalpot & suspensi teleskopik depan berwarna gold justru mengganggu pandangan saya, terkesan cheapy banget… Persis ABG ababil yang mukanya putih mengkilap tapi lehernya hitam legam, Yikes!
Selain speedometer yang butuh paragraf tersendiri untuk menggambarkannya, ada juga Lampu LED DRL, Panel setang yang komplit (pass beam, engine kill switch & saklar lampu), Oil-cooler, Double-disc Brake, Port USB Charger untuk smartphone, serta tutup tangki unik yang ada di sisi kanan – entah ini termasuk fitur atau bukan. Sayang beribu sayang, TVS Apache RTR 200 4V ini belum dibekali kunci kontak berpengaman magnet, yang bakal berfungsi ketika kejahatan curanmor makin marak seperti sekarang ini… Semoga kedepannya bisa jadi pertimbangan bagi TVS.
Test Performa TVS Apache RTR 200 4V
Naik ke atas joknya, wedyaann, nyamannya gokil banget deh! Kombinasi busa & kulit jok yang berkelas, sudut & tinggi setang yang rileks serta seat-height bersahabat untuk postur tubuh saya, membuat (maaf) bokong betah riding lama diatas TVS Apache RTR 200 4V. Sorry untuk fansboy mopang, tapi kenyamanan motor yang satu ini bukan lawan sepadan untuk sport 150cc Jepang yang joknya tergolong menyiksa…
Nggak ada gejala ‘ngeden’ sekalipun putar throttle dari gear yang ketinggian, nggak ada garis RPM-meter yang sia-sia saat melakukan akselerasi dan yang lebih mind-blowing, nggak ditemui lagi ‘vibrasi 9,2 skala ritcher’ seperti yang saya temui di varian Apache-series pendahulunya. Berbeda karakter dengan sport Jepang manapun, juga berbeda dari karakter power Apache-series terdahulu. It’s so damn different… tapi disisi lain, It’s BRILLIANT!
Satu hal yang nggak luput dari pengamatan saya, perpindahan gear di TVS Apache RTR 200 4V ini nggak semulus yang saya kira… Untuk penggantian gear secara normal sih no problem, tapi begitu kita paksa blip kopling dan tuas gearnya dengan cepat (ala quickshifter gitu deh, hehee) justru respon yang didapatkan malah sama saja dengan pergantian gear normal. Kemudian berdasarkan pengalaman di Pabrik TVS saya juga mendapat pencerahan, apabila level BBM berada di kondisi kritis maka powernya bakal nggak maksimal! Hal ini dikarenakan ECU meminta injektor untuk menyemprot bensin lebih sedikit... Efeknya, gejala seperti power ngeden pasti ditemui saat BBM di speedometer tersisa 1 bar. Aneh!
Dan nggak lupa, untuk memindahkan transmisinya ke Netral (N), butuh perjuangan ekstra… 10 detik adalah rekor tercepat yang bisa saya raih. Mungkin bakal lebih cepat kalau Bro & Sist sudah terbiasa, tapi yang jelas saya nggak mau terbiasa pakai clutch yang seperti ini! Titik. Entah problemnya disebabkan oleh oli standar mereka (TRU4), atau TVS yang justru masih harus belajar bikin sistem kopling bagus.
Yang jadi pengamatan saya selanjutnya adalah engine brake… Begitu gas ditutup tiba-tiba (tanpa kopling), efek back-torque yang dihasilkan TVS Apache RTR 200 4V cukup besar. Selain itu, feedback dari rem depannya juga nggak terlalu impresif, terlalu soft dan harus menekan handle rem jauh ke dalam saat ngerem mendadak… Berbanding terbalik dengan rem belakangnya yang ciamik! Entah karena memang unitnya masih baru (fase bedding) atau memang karakter aslinya demikian.
Bagaimana dengan kemampuannya melibas cornering? Well, kombinasi frame yang rigid dan karet bundar Pirelli Sport Demon membuat grip bannya maksimal di aspal. Melahap tikungan dengan kecepatan 60 Km/h (yang saya test) terasa enjoyable, rasanya seperti menghabiskan seporsi Mie Ayam Spesial… Yummi! Duh, jadi ngiler Ban Pirellinya TVS Apache RTR 200 4V dipasang di 250cc saya yang ban standarnya ‘looser’ banget euy, hahahahaa…
Begitu sampai ke Main Dealer TVS Dewi Sartika, saya sempat celingukan mencari tahu kenapa hasil tes topspeed tadi seakan tak bertambah meski mesinnya terdengar masih meronta ingin jauh lebih cepat lagi… Setelah mendapat pencerahan dari Pihak TVS akhirnya saya dapat kesimpulan kalau gear sprocket 14-45 (yang tergolong besar) adalah salah satu poin yang mempengaruhi topspeed dan engine brake yang saya bahas sebelumnya. Selain itu, deviasi speedometer motor asal India memang diketahui sangat dekat dengan kecepatan real di lapangan... Hmm, mungkin itu alasannya motor 150cc yang sempat panas di sesi test topspeed sulit mengejar.
***
Well… Jika Brosist adalah first user yang memiliki motor sport terbaru di rentang harga 23-25 jutaan, ingin tampil beda dengan Sport 150cc Jepang lain yang sudah ‘pasaran’, plus berada dalam lingkup jaringan 3S TVS Motor Company Indonesia - Maka TVS Apache RTR 200 4V ini jelas layak jadi pilihan utama… Karena selain punya sentuhan desain yang fresh, streetfighter dengan banderol Rp. 23,9 juta ini juga punya karakter power dan sensasi yang jauh berbeda dengan motor kebanyakan. It’s your time to learn something different, time to learn a new experience!
Kelebihan (+)
- Desain Keseluruhan Fresh
- Material & Kualitas Bodi Kelas Atas
- Vibrasi Minim
- Power Responsif & Kenyamanan Maksimal
- Bobot Terasa Ringan & Handling Superior
- Ban Pirelli Sport Demon dengan Grip Maksimal
Kekurangan (-)
- Tanpa Kunci Kontak Berpengaman Magnet
- Clutch / Kopling (Sangat) Merepotkan First User
- Rem Depan Terlalu Soft
- Harga Jual Kembali Tergolong Rendah
Spesifikasi dan Harga TVS Apache RTR 200 4V
- Mesin : 4-Tak, Silinder Tunggal, SOHC 4-Valve, Oil-Cooled
- Bore x Stroke : 66 x 57,8 mm
- Kapasitas Silinder : 197 cc
- Sistem Penyuplai BBM : Fuel-Injection (DFI Logic by Bosch)
- Rasio Kompresi : 9,7 : 1
- Transmisi : 5-Speed Gearbox
- Starter : Elektrik Starter
- Max Power : 21 PS @ 8.500 RPM
- Max Torsi : 18.1 N.m @ 7.000 RPM
Dimensi (PxLxT) : 2.050 x 790 x 1.105 mm
Jarak Sumbu Roda : 1.353 mm
Berat Kosong : 140 Kg
Berat Isi : 148.5 Kg
Kapasitas Tangki BBM : 12 Liter
Frame : Double Cradle Split Synchro Stiff Frame
Suspensi Depan : Teleskopik Fork
Suspensi Belakang : Monoshock
Rem Depan : Cakram Hidrolik, Disc 270mm, Kaliper 2 Piston
Rem Belakang : Cakram Hidrolik, Disc 240mm, Kaliper 1 Piston
Ban Depan : 90/90 – 17 (Pirelli Sport Demon)
Ban Belakang : 130/70 – 17 (Pirelli Sport Demon)
Harga : Rp. 23.900.000 (OTR Jakarta)
Tinggi Badan : 175 Cm
Berat Badan : 75 Kg
Helm : MDS Super Pro
Jaket : Contin TVS
Boots : Karrimor Trekking
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H