Test Performa TVS Apache RTR 200 4V
Naik ke atas joknya, wedyaann, nyamannya gokil banget deh! Kombinasi busa & kulit jok yang berkelas, sudut & tinggi setang yang rileks serta seat-height bersahabat untuk postur tubuh saya, membuat (maaf) bokong betah riding lama diatas TVS Apache RTR 200 4V. Sorry untuk fansboy mopang, tapi kenyamanan motor yang satu ini bukan lawan sepadan untuk sport 150cc Jepang yang joknya tergolong menyiksa…
Nggak ada gejala ‘ngeden’ sekalipun putar throttle dari gear yang ketinggian, nggak ada garis RPM-meter yang sia-sia saat melakukan akselerasi dan yang lebih mind-blowing, nggak ditemui lagi ‘vibrasi 9,2 skala ritcher’ seperti yang saya temui di varian Apache-series pendahulunya. Berbeda karakter dengan sport Jepang manapun, juga berbeda dari karakter power Apache-series terdahulu. It’s so damn different… tapi disisi lain, It’s BRILLIANT!
Satu hal yang nggak luput dari pengamatan saya, perpindahan gear di TVS Apache RTR 200 4V ini nggak semulus yang saya kira… Untuk penggantian gear secara normal sih no problem, tapi begitu kita paksa blip kopling dan tuas gearnya dengan cepat (ala quickshifter gitu deh, hehee) justru respon yang didapatkan malah sama saja dengan pergantian gear normal. Kemudian berdasarkan pengalaman di Pabrik TVS saya juga mendapat pencerahan, apabila level BBM berada di kondisi kritis maka powernya bakal nggak maksimal! Hal ini dikarenakan ECU meminta injektor untuk menyemprot bensin lebih sedikit... Efeknya, gejala seperti power ngeden pasti ditemui saat BBM di speedometer tersisa 1 bar. Aneh!
Dan nggak lupa, untuk memindahkan transmisinya ke Netral (N), butuh perjuangan ekstra… 10 detik adalah rekor tercepat yang bisa saya raih. Mungkin bakal lebih cepat kalau Bro & Sist sudah terbiasa, tapi yang jelas saya nggak mau terbiasa pakai clutch yang seperti ini! Titik. Entah problemnya disebabkan oleh oli standar mereka (TRU4), atau TVS yang justru masih harus belajar bikin sistem kopling bagus.
Yang jadi pengamatan saya selanjutnya adalah engine brake… Begitu gas ditutup tiba-tiba (tanpa kopling), efek back-torque yang dihasilkan TVS Apache RTR 200 4V cukup besar. Selain itu, feedback dari rem depannya juga nggak terlalu impresif, terlalu soft dan harus menekan handle rem jauh ke dalam saat ngerem mendadak… Berbanding terbalik dengan rem belakangnya yang ciamik! Entah karena memang unitnya masih baru (fase bedding) atau memang karakter aslinya demikian.
Bagaimana dengan kemampuannya melibas cornering? Well, kombinasi frame yang rigid dan karet bundar Pirelli Sport Demon membuat grip bannya maksimal di aspal. Melahap tikungan dengan kecepatan 60 Km/h (yang saya test) terasa enjoyable, rasanya seperti menghabiskan seporsi Mie Ayam Spesial… Yummi! Duh, jadi ngiler Ban Pirellinya TVS Apache RTR 200 4V dipasang di 250cc saya yang ban standarnya ‘looser’ banget euy, hahahahaa…