Waktu berlalu meski hembusan nafas berhenti
Jiwa yang masih berada dalam jasad akan melayang jika dipanggil Sang Maha Penyayang
Ucapan senada keluar dari mulut- mulut tercela yang mengagungkan ketinggianÂ
Tempatmu berpijak sudah dikotori wahai anak Adam
Sementarara tangan- tangan jahil terus merampasÂ
Ambil dan lenyapkan dalam gudang- gudangÂ
Simpan, timbun dan diamkan
Senyum tertoreh, licik!
Ini bukan tentang kau saja tuan!
Ada banyak mulut yang harus diberi makan
Jika memang ini tidak berkesudahan
Kupersembahkan dagingku
 Di piring tuan
Padangsidimpuan, 04 April 2021
Eno Anggina,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H