Tidak susah menemui, sebuah lowongan pekerjaan pasti ada batasan usianya. Bahkan rata-rata di bawah 30 tahun.
Usia muda, sebut saja fresh graduate memang masa-masa emas dalam mencari kerja. Memang belum ada pengalaman apa-apa.Tapi biasanya ya memang lowongan kerja mensyaratkan usia maksimal buat mencari kerja. Mengapa bisa demikian?
Saya kira sih ada dua faktor penyebabnya. Pertama, mereka memang membutuhkan pekerjaan di level paling bawah sehingga memang lebih enak, yang muda-muda ini diajarin dari dasar pekerjaan di kantor tersebut. Apalagi pekerjaan di minimarket-minimarket yang biasanya membutuhkan minimal lulusan SMA atau SMK, dan belum menikah, jelas menganggap yang lebih muda yang lebih mampu buat bekerja "lebih keras" dan mungkin juga lebih mampu melayani customernya.
Kedua, memang soal peng-gaji-an. Sudah rahasia umum, yang berpengalaman dikhawatirkan minta gaji lebih besar. Sedangkan mereka yang baru masuk kemungkinan perusahaan bisa "menghemat budget" atau menyesuaikan dengan standar mereka.
Soal pembatasan usia kerja sebenarnya cukup aneh mengingat katanya di negara lain, banyak yang tidak menerapkan aturan soal pembatasan usia kerja ini.
Dan bukan hanya perusahaan swasta yang membatasi usia kerja ini. Baru-baru ini misalnya ada lowongan pekerjaan di berbagai BUMN dengan syarat usia tertentu. Kemudian kalau tidak salah, untuk PNS -pun dibatasi usia maksimal 35 tahun ketika ingin tes CPNS. Diatas usia tersebut, tentu saja kesempatan jadi PNS lewat jalur tes sudah tertutup rapat.
BUKAN AKHIR MIMPI BAGI GENERASI TUA
Apakah pembatasan usia kerja merupakan pertanda berakhirnya mimpi buat yang berusia di atas itu? Tidak juga sebenarnya.Â
Ketika saya bekerja di sebuah kantor di kawasan Jakarta Barat, jujur sempat heran, karena di saat saya masuk, kantor ternyata juga merekrut seorang karyawan berusia kira-kira 50 tahun lebih. Bapak ini ternyata buat staff marketing sekaligus penulis iklan (copy writer). Usut punya usut ternyata si Bapak memang punya skill berlebih dan tentu saja pengalaman.Â
Katanya jaringannya sangat luas, sehingga skill marketingnya tidak diragukan lagi. Dan akhirnya memang terbukti. Bahkan marketing muda, cantik ataupun ganteng, terlibas habis sama bapak yang satu ini dari sisi target.
Tiga tahun kemudian, bila dihitung dari masa kerja si Bapak, saat itu pandemi, kantor mengalami kemunduran. Terpaksa banyak karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Bapak ini salah satu yang terkena PHK, walau saat itu pertimbangan yang kena PHK dan tidaknya juga tak jelas.
Apakah karier Bapak ini berhenti? Banyak dulu yang memperkirakan demikian. Apa lagi usianya tak lagi muda. Kalau dipikir-pikir mana ada kantor yang mau mempekerjakan beliau lagi.Â
Tapi ternyata tidak, jalan rezekinya ada saja dan sudah diatur-Nya. Bahkan dia kemudian mampu bekerja sama dengan salah satu kliennya dulu. Kini bisnisnya mirip dengan kantor di mana dia di PHK dulunya. Dia juga sudah memiliki beberapa karyawan untuk membantu bisnisnya. Intinya sih, kariernya benar-benar tak ada matinya. Kuncinya apa? ternyata kuncinya kemampuannya dalam membangun network dan akhirnya usia bukan sebuah hambatan baginya.
TIGA CARA MENCARI KERJA BAGI "GENERASI TUA"
Sepengetahuan saya ada tiga cara yang bisa dilakukan mereka yang sudah berusia 35 tahun keatas dalam berpindah pekerjaan atau mencari pekerjaan yang baru.
Pertama, menggunakan jaringan atau network seperti yang saya ceritakan dalam cerita diatas. Semasa kerja di usia muda adalah cara tepat buat mencari kenalan, pertemanan, membangun relasi dan jaringan sehingga akan lebih mudah mencari ataupun mengembangkan karir di usia lebih matang.
Kedua, meningkatkan keahlian (skill) dan memiliki beberapa sertifikat pendukung. Harus diakui jam terbang seseorang dalam sebuah pekerjaan nggak bisa berbohong.Â
Orang akan ahli dalam suatu pekerjaan bila memang jam terbang dalam pekerjaan sudah tinggi. Makin tinggi makin berharga. Kalau sudah seperti ini, bukan kita lagi yang mencari kerja tapi pekerjaan yang akan mencari kita (yang sudah berumur ini) tapi dengan keahlian yang belum dimiliki oleh mereka yang masih relatif muda. Bahkan biasanya bukan lewat lowongan pekerjaan biasa tapi "dibajak" atau ditawari secara langsung dengan rate tertentu.
Ketiga, bekerja secara mandiri. Sekarang seseorang dengan mudah bekerja secara freelance dan berbagai lowongan tersedia baik di dalam ataupun di luar negeri. Tidak perlu khawatir soal tidak ada perusahaan yang merekrut untuk bekerja secara langsung karena bertebaran lowongan pekerjaan online sesuai dengan skill masing-masing. Dan tentu saja lowongan kerja seperti ini tidak memakai batasan usia.
Nah demikian opini saya soal batas usia kerja. Jangan khawatir karena prinsip dasarnya rejeki tak memandang usia. Yang penting terus upgrade skill sehingga kita memang layak buat bekerja di manapun.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H