Jika Ingin mengenal dunia, membacalah
Jika ingin dikenal dunia, menulislah
Kurang jelas ini ungkapan dari siapa. Yang jelas ungkapan ini sangatlah populer. Mungkin sebagai Kompasianer,kita semua sudah rajin atau lumayan rajin dalam menulis. Entah tujuannya buat berbagi saja, sekedar curhatan atau opini saja atau bahkan seperti di quote itu, ingin dikenal oleh dunia. Iya sih, benar juga.
Dengan hadirnya tulisan-tulisan kita, walau tak pernah bersua langsung, paling tidak ya memang ada orang-orang yang secara geografis jauh dari kehidupan kita ternyata mengenal kita. Walau tak semua penulis juga bernasib baik dan dikenal luas. Ada juga yang hanya jadi penulis buat dirinya sendiri alias tidak terkenal hehe. Itu soal nasib aja pada akhirnya.
Apakah para penulis juga para pembaca buku atau tulisan orang lain? Rata-rata sih demikian. Walau tak semua. Namun, saya sangat meyakini seseoarang yang tulisannya bagus ,sistematis dan " berisi" sudah dipastikan dia juga pasti pembaca ulug.
Demikian juga dengan mereka yang tulisannya biasa-biasa saja bahkan cenderung seadanya, sudah bisa diprediksi kekurangan diksinya karena memang kurang membaca.
Pilihan tentu saja, ada pada diri kita masing-masing tentunya.
**
Banyak membaca di bulan Ramadan? Wuih siapa yang tidak ingin meniatkan ini. Namun faktanya memang tak semudah membalik telapak tangan. Perlu komitmen tersendiri meluangkan waktu untuk tetap membaca buku.
Bulan Ramadan terasa cepat dan banyak kesibukan. Buat saya selain kerja rutin, aktivitas menyiapkan sahur dan buka juga perlu pemikiran tersendiri tentunya.terutama sahur.ya biar pada semangat anak-anak dan anggota keluarga lain buat makan.Kalau buka puasa, agak lebih mudah, karena memang kondisi lapar sehingga menu apapun rasa-rasanya nikmat-nikmat saja.
Aktivitas bulan puasa lainnya tentu sudah kita ketahui bersama. Memperbanyak ibadah ritual tentu jadi tantangan tersendiri dan tentu saja target yang ingin diwujudkan agar menjadi pribadi yang lebih baik usai Ramadan kelak.
Nah, apakah membaca dan belajar tercatat sebagai bagian dari ibadah juga? Kalau menurut saya sih, iya. Apalagi ketika yang dibaca tersebut hal yang bermanfaat dan akan berpengaruh pada kualitas diri. Salah satu buku yang rajin saya baca kembali di bulan Ramadan ini adalah bukunya Prof Dr M Quraish Shihab M.A : Wawasan Al Quran.Â
Sekilas Review Buku " Wawasan Al Quran"
Bukan buku baru tentu saja. Saya kembali menemukan buku ini di deretan lemari buku di rumah. Tercatat penerbitan pertama buku ini di Syawal 1416 atau bertepatan dengan  maret 1996. Dari catatan tandatangan yang tertera di halaman depan buku, alm ayah saya ternyata membeli buku ini pada 1996 juga. Mungkin beberapa saat setelah buku ini terbit.
Alhamdulillah buku bermanfaat ini masih terpelihara dengan baik di lemari buku.
"Menyejukkan" demikian ditulis " Pengantar Redaksi Kompas" Minggu 18 Februari 1996 sewaktu menurunkan wawancara panjang dengan penulis, yang kemudian  juga dikutip kembali di halaman pengantar buku ini.
Buku ini berisi 5 bab (bagian) pokok, dimana masing-masing bagian  menyajikan wawasan Al Quran yang berbeda-beda. Bagian pertama misalnya, berisi wawasan Al Quran  tentang pokok-pokok keimanan mencakup pembahasan tentang Al Quran, Tuhan, Nabi Muhammad SAW, takdir, kematian, hari akhirat serta keadilan dan kesejahteraan.
Dalam pembahasan soal takdir misalnya, Quraish Shihab menjelaskan  makhluknya yang kecil dan remeh sekalipun tetap diberi-Nya takdir.  Misalnya saja rerumputan.  Dalam hal ini, ayat yang menjelaskannya tercantum dalam QS Sabihisma (87) ayat 4-5 yang artinya : " Dia Allah yang menjadikan rumput-rumputan lalu dijadikannya rumput-rumputan itu kering kehitam-hitaman". (hal 62)
Quraish Shihab menjelaskan  mengapa rerumputan itu tumbuh subur dan mengapa pula ia layu dan kering.  Ternyata berapa kadar kesuburan dan  kekeringannya, kesemuanya telah ditetapkan  oleh Allah SWT, melalui hukum-hukumnya yang berlaku pada alam raya ini.
Ini berarti, lanjutnya, jika ingin melihat  rumput subur menghijau maka siramilah  dan bila Anda membiarkannya tanpa pemeliharaan, diterpa panas matahari yang terik, maka  pasti ia akan mati / kering kehitam-hitaman (ghuttsan ahwa).Â
Quraish juga menggarisbawahi pentingnya pentingnya pengetahuan dan perlunya ilham atau petunjuk ilahi. Salah satunya melalui doa yang diajarkan Rasulullah : Allahumma la takilni  ila nafsi tharfata 'ain ( Artinya : Wahai Allah jangan biarkan aku sendiri (dengan pertimbangan nafsu akalku saja) walau sekejap)   Â
 ***
Wawasan Al Quran tentang persoalan-persoalan penting umat, salah satunya soal " waktu".Quraish mengawali tulisannya dengan  ungkapan malik Bin nabi dalam bukunya  " Syuruth An-Nahdhah (syarat-syarat kebangkitan).
Malik bin Nabi menulis : Waktu adalah sungai yang mengalir ke seluruh penjuru sejak dahulu kala, melintasi pulau, kota dan desa, membangkitkan semangat atau meninabobokan manusia. ia diam seribu bahasa, sampai-sampai manusia sering tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya, walaupun segala sesuatu -- selain Tuhan-- tidak akan mempu melepaskan diri darinya. Â (hal :545).
Menurut Quraish, sedemikian besar peranan waktu, sehingga Allah SWT berkali-kali bersumpah dengan menggunakan berbagai kata yang menunjukkan pada waktu-waktu tertentu seperti wa Al-Lail (demi malam), wa An-Nahar ( demi siang) wa As Subhi, wa  Al-fajr dan lainnya. (hal. 546).
Dijelaskan juga waktu yang dialami manusia di dunia berbeda dengan  waktu yang dialami kelak di hari kemudian. Ini disebabkan dimensi kehidupan akhirat berbeda dengan dimensi kehidupan duniawi ( hal : 548)
**
Secara umum, buku setebal 578 halaman ini menurut saya sangat komplit bagi mereka yang ingin belajar wawasan Al Quran secara lebih mendalam. Dengan bab-bab yang sangat spesifik dan ulasan yang mendalam, akan memperkaya pengetahuan kita tentang pokok-pokok keimanan hingga sampai pada kehidupan sehari-hari yang kita jalani.
Uniknya lagi, buku ini tak perlu dibaca secara berurutan dan pembaca bisa meloncat-loncat membacanya sesuai tema yang ingin diperdalam. Dan tentu momen Ramadan bisa menjadi  titik balik untuk belajar mendalami agama kembali. Yuks, update ilmu dengan membaca !
Semoga bermanfaat. Â Â
 Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H