Aktivitas bulan puasa lainnya tentu sudah kita ketahui bersama. Memperbanyak ibadah ritual tentu jadi tantangan tersendiri dan tentu saja target yang ingin diwujudkan agar menjadi pribadi yang lebih baik usai Ramadan kelak.
Nah, apakah membaca dan belajar tercatat sebagai bagian dari ibadah juga? Kalau menurut saya sih, iya. Apalagi ketika yang dibaca tersebut hal yang bermanfaat dan akan berpengaruh pada kualitas diri. Salah satu buku yang rajin saya baca kembali di bulan Ramadan ini adalah bukunya Prof Dr M Quraish Shihab M.A : Wawasan Al Quran.Â
Sekilas Review Buku " Wawasan Al Quran"
Bukan buku baru tentu saja. Saya kembali menemukan buku ini di deretan lemari buku di rumah. Tercatat penerbitan pertama buku ini di Syawal 1416 atau bertepatan dengan  maret 1996. Dari catatan tandatangan yang tertera di halaman depan buku, alm ayah saya ternyata membeli buku ini pada 1996 juga. Mungkin beberapa saat setelah buku ini terbit.
Alhamdulillah buku bermanfaat ini masih terpelihara dengan baik di lemari buku.
"Menyejukkan" demikian ditulis " Pengantar Redaksi Kompas" Minggu 18 Februari 1996 sewaktu menurunkan wawancara panjang dengan penulis, yang kemudian  juga dikutip kembali di halaman pengantar buku ini.
Buku ini berisi 5 bab (bagian) pokok, dimana masing-masing bagian  menyajikan wawasan Al Quran yang berbeda-beda. Bagian pertama misalnya, berisi wawasan Al Quran  tentang pokok-pokok keimanan mencakup pembahasan tentang Al Quran, Tuhan, Nabi Muhammad SAW, takdir, kematian, hari akhirat serta keadilan dan kesejahteraan.
Dalam pembahasan soal takdir misalnya, Quraish Shihab menjelaskan  makhluknya yang kecil dan remeh sekalipun tetap diberi-Nya takdir.  Misalnya saja rerumputan.  Dalam hal ini, ayat yang menjelaskannya tercantum dalam QS Sabihisma (87) ayat 4-5 yang artinya : " Dia Allah yang menjadikan rumput-rumputan lalu dijadikannya rumput-rumputan itu kering kehitam-hitaman". (hal 62)
Quraish Shihab menjelaskan  mengapa rerumputan itu tumbuh subur dan mengapa pula ia layu dan kering.  Ternyata berapa kadar kesuburan dan  kekeringannya, kesemuanya telah ditetapkan  oleh Allah SWT, melalui hukum-hukumnya yang berlaku pada alam raya ini.
Ini berarti, lanjutnya, jika ingin melihat  rumput subur menghijau maka siramilah  dan bila Anda membiarkannya tanpa pemeliharaan, diterpa panas matahari yang terik, maka  pasti ia akan mati / kering kehitam-hitaman (ghuttsan ahwa).Â
Quraish juga menggarisbawahi pentingnya pentingnya pengetahuan dan perlunya ilham atau petunjuk ilahi. Salah satunya melalui doa yang diajarkan Rasulullah : Allahumma la takilni  ila nafsi tharfata 'ain ( Artinya : Wahai Allah jangan biarkan aku sendiri (dengan pertimbangan nafsu akalku saja) walau sekejap)   Â