Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Eco Enzyme hingga Fitoteknologi, Penanganan Limbah Domestik Daerah Rawa

27 Januari 2024   14:45 Diperbarui: 30 Januari 2024   09:32 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 MENJAGA LINGKUNGAN DARI LIMBAH DOMESTIK MERUPAKAN PR BERSAMA

Bila sebuah rumah dihancurkan di kota kami, entah akan direnovasi atau dikarenakan dijual ke pemilik baru dan pemilik baru melakukan renovasi, maka akan sangat jelas banyaknya sampah di rawa bekas rumah tersebut.

Sampah tersebut biasanya berupa sampah yang umum di rumah tangga seperti botol plastik dan sampah anorganik lainnya. Tidak ada cara lain untuk memulihkannya selain dibersihkan kondisi rawa tersebut sebelum pembanganan,atau ya dibiarkan saja lalu dibangun rumah diatasnya.

Limbah domestik memang sudah dalam tahap meresahkan. Salah satu limbah domestik yang umum kita temui adalah air bekas mencuci baju atau detergen.

Sebagai informasi, detergen memang hasil sampingan dari proses penyulingan minyak bumi yang diberi berbagai tambahan bahan kimia, seperti surfaktan (bahan pembersih), alkyl benzene (ABS) yang berfungsi sebagai penghasil busa, abrasif sebagai bahan penggosok, bahan pengurai senyawa organik, oksidan sebagai pemutih dan pengurai senyawa organik, enzim untuk mengurai protein, lemak atau karbohidrat untuk melembutkan bahan, larutan pengencer air, bahan anti karat dan yang lainnya. (sumber: patikab.go.id)

ABS kemudian diketahui sebagai bahan detergen yang sebenarnya susah diuraikan oleh mikroorganisme, dan lanjutannya limbah ini juga memicu eutrofikasi atau kelebihan nutrien pada air yang menyebabkan munculnya banyak eceng gondok, misalnya.

Efek detergen antara lain akan menghancurkan lapisan eksternal lendir yang melindungi ikan dari bakteri dan parasit.

Pada ikan, detergen juga dapat menyebabkan kerusakan pada insang. Kebanyakan ikan akan mati bila konsentrasi detergen 15 bagian per juta. Detergen dengan konsentrasi rendah, sekitar 5 ppm tetap dapat membunuh telur ikan. (sumber: patigov.go.id)

Ini baru masalah detergen. Belum lagi efek dari sisa sabun mandi, sisa sabun cuci piring, tinja manusia dan limbah domestik lainnya yang tentu sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan.

Yang jelas lebih baik mengolah limbah domestik dengan berbagai cara, daripada memperbaiki lingkungan.Walaupun hanya langkah-langkah kecil.

Pengelolaan limbah domestik saat ini memang sudah banyak ragamnya. Namun buat limbah domestik dalam kategori sulit untuk diolah oleh rumah tangga,saat ini pemerintah sudah mulai melakukan berbagai terobosan dengan membuat lembaga pengelolaan limbah terpadu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun