Pentol bervariasi macamnya, mulai dari pentol kanji, pentol isi telur puyuh, pentol isi gajih, pentol tahu, pentol siomay, pentol ikan dan pentol goreng. Ada pula  pentol mercon yang pedas .
Nah, di kota kami, Â penjual pentol tidak hanya berdagang pentol saja. tapi biasanya juga ada varian lain dalam satu wadahnya seperti otak-otak, telor rebus, beragam tahu dan masih banyak lagi. Ada juga pedagang pentol goreng. biasanya pentol goreng ini berupa pentol yang dicampur tepung dan digoreng lagi.
Mereka juga menjual berbagai gorengan. Mulai telor tepung goreng (telur rebus diiris dan dibalur tepung baru digoreng), tempe dan tahu tepung goreng, ceker goreng dan banyak lagi variannya. Selain pentol asli yang mirip bakso tadi.
Buat yang pernah mencoba pentol pasti ketagihan. Penggemarnya juga banyak dibandingkan jenis jajanan lainnya.
Tidak heran, banyak pentol viral dan laku keras di Banjarmasin. Belum buka pagi pun ,ada yang sudah ditunggu oleh pelanggan setianya sekitar jam 7.00 an pagi.
Sampai ada yang mengatakan omset per harinya tukang pentol bisa sampai Rp 700K lebih/harinya. Bahkan ada guyonan kalau yang jual pentol omsetnya per hari Rp 700K-800K namun yang makan pentolnya (secara rutin) rata-rata hanya bergaji UMR daerah hehehehe.
Belajar Jujur dan Percaya
Tapi sebenarnya saya tidak membicarakan kesuksesan penjual pentol atau antusias para pembeli tapi soal kejujuran.
Ketika pembeli membeli pentol, mereka hanya disediakan tusukan dari lidi buat mengambil pentol dan berbagai saus-nya. Biasanya berupa saus tomat biasa dan saus pedas. Tapi ada juga yang menyediakan sambal buat cocolannya. Tambahan lainnya biasanya juga ada bawang goreng.
Nah, pembeli dipersilakan menghitung sendiri berapa yang dimakan. Sama sekali penjual pentol tidak menghitung dan tidak ambil peduli apa yang dimakan para pembeli. Mereka bebas memilih dan memakan berapa banyak yang mereka mau. Nantinya ketika membayar barullah pembeli akan menyebutkan berapa pentol yang ditusuk, berapa tahu yang mereka makan atau berapa gorengan yang sudah mereka santap.
Penjual tinggal menghitung berapa yang harus dibayar. Dan transaksipun berakhir. Yang unik dari transaksi ini, kejujuran pembeli diuji, untuk mengatakan berapa yang sudah dimakan.
Kemudian juga  dari penjual pentol, kita belajar tentang sebuah kepercayaan. Percaya saja yang dikatakan pembeli,berapa yang sudah mereka konsumsi tanpa pernah menyanggah. Dan saya yakin, didalamnya juga pasti terselip keikhlasan