Namun ada juga penelitian yang menyebutkan kedewasaan benar-benar baru akan tumbuh saat seseorang berusia 30 tahun. Sedangkan di usia 20 an seseorang masih dalam kondisi labil dan adaptasi menuju kedewasaan.
Penelitian menunjukkan bahwa otak manusia masih berubah dan beradaptasi di usia dua puluhan. Profesor Peter Jones dari Universitas Cambridge mengatakan bahwa transisi dari masa kecil ke dewasa bisa lebih kompleks. (suara.com)
Walau ada pula yang mengatakan kedewasaan tidak bisa diukur dengan usia belaka. Kedewasaan juga diukur dengan seberapa bertanggungjawabnya seseorang, integritasnya, sikap,tindakan dan tingkah laku.
Makanya banyak yang menyebut, ada beberapa orang yang berusia dewasa tapi jiwanya ternyata masih anak kecil?Â
Mengapa karena memang dia tidak pernah menunjukkan sikap dan sifat yang seharusnya sudah dimiliki oleh orang yang dewasa tersebut. Pada akhirnya menjadi dewasa adalah pilihan kehidupan.
BENARKAH MENJADI DEWASA SULIT?
Walaupun bisa dikatakan pilihan, menjadi pada dewasa pada akhirnya juga harus dijalani oleh orang-orang yang "sudah cukup umur". Tentu setiap masa dan pilihan ada konsekuensinya. Termasuk ketika masuk dalam fase dewasa tadi.Â
Benarkah dewasa lebih sulit dari masa-masa sebelumnya? Apa karena ada berbagai konsekuensinya?
Pertama, konsekuensi yang sering terjadi pada masa dewasa adalah harus bekerja. Bila sebelum dewasa ada orang tua yang menyokong kehidupan sehari-hari, termasuk mungkin pada masa sekolah/kuliah, nah, pada masa dewasa dituntut untuk bekerja. Apalagi ketika sudah berumah tangga dan mempunyai tanggungan anak istri, tentu bekerja menjadi tuntutan yang bisa dikatakan sifatnya wajib.
Bukankah agak aneh melihat orang yang sudah bisa dikategorikan dewasa tapi tidak bekerja atau pengangguran? Apapun jenis pekerjaannya, menjadi dewasa artinya dituntut untuk menghasilkan uang/bekerja.Â
Dua, konsekuensi dewasa adalah lebih prioritas dan mengesampingkan beberapa hal yang sebelumnya dilakukan. Buat perempuan misalnya, mungkin akan lebih fokus pada suami dan anak-anak. Walaupun bekerja, beban pikirannya lebih kepada pekerjaan dan keluarga.Â
Demikian juga dengan para lelaki yang sudah menikah, idealnya memang lebih kepada kehidupan yang lebih prioritas.