Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Rumput Tetangga Selalu Terlihat Lebih Hijau

18 November 2023   21:13 Diperbarui: 24 November 2023   07:57 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau. Namun, rumput di rumah sendiri terlihat mengering dan membosankan.

Hampir seminggu, tak menulis di Kompasiana. Ada benarnya juga komentar seorang teman, saya rajin menulisnya hanya mingguan saja hahaha. 

Aslinya banyak ide berkeliaran, tapi setelah di tulis separagraf dua paragraf, langsung kehilangan kata-kata. Mungkin inilah yang dinamakan writer's block. Cuma kali ini saya tak berbicara soal kebuntuan menulis tapi soal rumput tetangga.

Ada yang suka mengamati rumput rumah tetangga yang menghijau? Kalau ini, rumput dalam arti sebenarnya. Kalau saya termasuk yang penikmat taman rumah tetangga, yang rumputnya hijau dan bunganya juga bagus-bagus.

Beberapa waktu yang lalu ngobrol dengan seorang teman lama. Dia mengeluhkan pekerjaannya yang kini lebih banyak di lapangan daripada di dalam kantor. Aktivitas yang menurutnya awalnya terasa menantang karena memang berasa kerja sekaligus piknik. 

Namun, lama kelamaan terasa membosankan dan melelahkan secara fisik. 

Walau bercanda, teman ini mengungkapkan keinginannya untuk beralih profesi atau kalau memungkinkan menambah side job dengan pekerjaan lain yang lebih menyenangkan. Padahal tanpa dia sadari, pekerjaannya didamba-dambakan banyak orang di luar sana. Dia tentu saja ASN. 

Seorang teman lain lagi juga demikian. bertahun-tahun di tempatkan bekerja di berbagai negara, kini mulai hinggap kebosanan dalam dirinya. Dia merasa sedikit iri dengan teman-teman yang hanya bekerja di Indonesia saja. Walau diakuinya gajinya tentu lebih besar bekerja di luar negeri.

Namun kedekatan dengan keluarga besar hingga orang tuanya yang sudah menua menimbulkan kegalauan tersendiri di hatinya. Ditambah anak-anaknya yang sekolahnya di Indonesia saja, tidak diajak ke luar negeri karena sudah mulai remaja.

Padahal kalau dia tahu apa yang menjadi pekerjaannya saat ini, impian ribuan orang yang tak lulus ketika tes di Kementerian tersebut. Itu belum berbicara soal gaji dan fasilitas dan segala kelebihan yang dia terima.

ilustrasi rumput tetangga hijau (sumber foto : rumah.com)
ilustrasi rumput tetangga hijau (sumber foto : rumah.com)

Masih banyak cerita lainnya tentang kehidupan kawan, teman, sahabat, tetangga bahkan mungkin orang yang berseberangan dengan kita. Terasa lebih bahagia, lebih mapan, lebih kaya, dan secara umum hidupnya terlihat lebih bahagia.

Demikianlah potret kehidupan. 

***

Rumput tetangga memang seringkali terlihat lebih hijau. Bukan seringkali tepatnya, tapi hampir selalu.

Rumput dalam arti yang sebenarnya merupakan tumbuhan monokotil yang memiliki daun berbentuk sempit meruncing yang tumbuh dari dasar batang.  Rumput sering kali ditanam sebagai tanaman hias, tanaman obat, dan pakan ternak. (wikipedia).

Selain kita mengenal rumput sebagai tanaman hias yang sering ada di taman-taman rumah orang-orang (menengah ke atas), kita juga seringkali menemukan rumput padang ilalang, yang keberadaannya seringkali dianggap mengganggu. Sehingga kalau sudah tinggi seringkali dipangkas. Walaupun katanya rumput ilalang pun sebenarnya ada manfaatnya. Misalnya bisa digunakan sebagai obat panas dalam dan obat untuk mengatasi tekanan darah tinggi.

Namun pepatah yang menyebutkan "rumput tetangga lebih hijau" tampaknya memang mengacu kepada rumput di halaman rumah tetangga dan bukan rumput liar.

Terjemahan bebas dari pepatah ini mungkin dari kita sudah banyak yang tahu, yaitu ketika memandang kehidupan orang lain lebih baik dari kehidupan kita. entah dari sisi kekayaan, pangkat,ilmu dan hal lain dalam kehidupan.

Apakah benar demikian? Apakah benar kehidupan orang lain memang lebih indah?

Ternyata nyatanya tidak juga. Apalagi ada fakta, Tuhan menciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan, dan tak ada satu orangpun yang sempurna. Sehingga ketika kita melihat kelebihan, yakinlah akan ada juga kekurangan orang tersebut.

Rumput tetangga terlihat lebih hijau pada ahirnya menjadikan kita sulit untuk bersyukur atas segala sesuatu yang sudah dimiliki. Apalagi sudah dari sananya, manusia tak pernah puas 

Mungkin banyak dari kita yang berpikir, kalau punya satu mobil lagi atau satu rumah lagi, otomatis hidup lebih bahagia. Nyatanya tidak selalu demikian. Bahkan, dalam dalam satu kasus, seorang kakek yang setiap hari menggunakan sepedanya untuk ke mesjid,setiap sholat berjamaah,nyatanya bahagia-bahagia saja. Dan tentu tanpa keluhan.

Sedangkan yang punya mobil lebih dari satu tadi ternyata banyak keluhannya.Mulai jalanan yang macet, pajak kendaraan yang harus dibayar sampai urusan kenyamananan mobil yang harus terus di upgrade. Nah, jadi siapa yang lebih bahagia.

Walau pada akhirnya bahagia memang abstrak.Hanya mereka yang merasakannya yang tahu persis, apakah berbahagia atau tidak. Orang-orang di luarnya sekali lagi hanya melihat dari luar. Dari tampilannya saja.

Rumput tetangga lebih hijau, ya karena memang kita tak pernah tahu kehidupan sebenarnya dari orang yang kita lihat. Ketika kita melihat cerita hidup orang lain, bisa jadi cerita tersebut memang sengaja mereka publish untuk menciptakan kesan tersendiri  tentang kehidupan mereka sedangkan cerita aslinya sebenarnya hanya mereka lah yang mengetahui.

Percayalah, mereka hanya akan memperlihatkan yang baik-baik saja.Yang kurang disembunyikan dan kitalah yang terkecoh dengan iri hati misalnya.

kedua, tahukah kalau rumput yang subur itu terlihat hijau ya karena memang disiram dengan baik. Bukan yang dibiarkan terlantar dan apa adanya. 

Jadi, ketika ingin kehidupan kita lebih baik, "sirami" hati dan perasaan kita juga dengan hal-hal yang baik, mindset positif, berpasangka baik selalu, bersyukur lebih dan lihatlah hasilnya.

Bukan hanya hilang perasaan iri hati terhadap rumput tetangga (orang lain), tetapi juga jiwa yang lebih baik, penuh rasa syukur dan tentu saja barangkali kita akan mampu bukan hanya menghijaukan rumput di rumah kita sendiri tetapi juga menambahnya dengan bunga-bunga indah.

Siapkah kita?     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun