Rumput tetangga terlihat lebih hijau pada ahirnya menjadikan kita sulit untuk bersyukur atas segala sesuatu yang sudah dimiliki. Apalagi sudah dari sananya, manusia tak pernah puasÂ
Mungkin banyak dari kita yang berpikir, kalau punya satu mobil lagi atau satu rumah lagi, otomatis hidup lebih bahagia. Nyatanya tidak selalu demikian. Bahkan, dalam dalam satu kasus, seorang kakek yang setiap hari menggunakan sepedanya untuk ke mesjid,setiap sholat berjamaah,nyatanya bahagia-bahagia saja. Dan tentu tanpa keluhan.
Sedangkan yang punya mobil lebih dari satu tadi ternyata banyak keluhannya.Mulai jalanan yang macet, pajak kendaraan yang harus dibayar sampai urusan kenyamananan mobil yang harus terus di upgrade. Nah, jadi siapa yang lebih bahagia.
Walau pada akhirnya bahagia memang abstrak.Hanya mereka yang merasakannya yang tahu persis, apakah berbahagia atau tidak. Orang-orang di luarnya sekali lagi hanya melihat dari luar. Dari tampilannya saja.
Rumput tetangga lebih hijau, ya karena memang kita tak pernah tahu kehidupan sebenarnya dari orang yang kita lihat. Ketika kita melihat cerita hidup orang lain, bisa jadi cerita tersebut memang sengaja mereka publish untuk menciptakan kesan tersendiri  tentang kehidupan mereka sedangkan cerita aslinya sebenarnya hanya mereka lah yang mengetahui.
Percayalah, mereka hanya akan memperlihatkan yang baik-baik saja.Yang kurang disembunyikan dan kitalah yang terkecoh dengan iri hati misalnya.
kedua, tahukah kalau rumput yang subur itu terlihat hijau ya karena memang disiram dengan baik. Bukan yang dibiarkan terlantar dan apa adanya.Â
Jadi, ketika ingin kehidupan kita lebih baik, "sirami" hati dan perasaan kita juga dengan hal-hal yang baik, mindset positif, berpasangka baik selalu, bersyukur lebih dan lihatlah hasilnya.
Bukan hanya hilang perasaan iri hati terhadap rumput tetangga (orang lain), tetapi juga jiwa yang lebih baik, penuh rasa syukur dan tentu saja barangkali kita akan mampu bukan hanya menghijaukan rumput di rumah kita sendiri tetapi juga menambahnya dengan bunga-bunga indah.
Siapkah kita? Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H