Selain itu, eceng gondok yang menutup permukaan sungai dpt menyebabkan sinar matahari dan oksigen yg masuk ke air akan berkurang, sehingga brdampak negatif bagi organisme di air.
Bagaimana penanganan yang tepat? Sejauh ini, di sungai-sungai Banjarmasin, dilakukan pembersihan yang melibatkan dinas terkait.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Banjarmasin misalnya melakukan pembersihan dan menyiapkan sejumlah lokasi tangkap. Di antaranya, di kawasan Banua Anyar.Â
Tak jauh dari kawasan Pusat Daur Ulang (PDU). Kolaborasi dilakukan dengan dinas lingkungan hidup. Rencana lainnya, Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III menghalau dan mengangkut eceng gondok dengan kapal sapu-sapu.(banjarmasin.tribunnews.com 31/10).
Langkah ini tentu saja positif. Apalagi bila eceng gondok berhasil di daur ulang baik untuk industri kerajinan atau diolah menjadi pakan ternak.
Namun demikian, solusi pembersihan ini tentu saja sangat jangka pendek. Sudah saatnya dinas terkait memikirkan lebih dalam lagi bagaimana agar populasi eceng gondok ini tidak merajalela dan membahayakan baik organisme di air bahkan manusia pengguna transportasi air.Â
Apalagi, Â selama tidak ada perbaikan perilaku dalam pengelolaan lingkungan, fenomena eutrofikasi eceng gondok ini akan terus berulang sampai kapanpun. Â Sekedar membersihkan sungai saja mungkin bisa saja dilakukan dan mungkin jadi ritual tahunan belaka.Tapi selama penyebab masalah nya belum ditangani secara maksimal, peristiwa ini akan terus berulang dan berulang lagi.Â
Keberadaan lembaga yang berkiprah langsung dalam penanganan dan pemanfaatan  eceng gondok bisa jadi pertimbangan. Agar tidak hanya menjadi gulma yang tidak memiliki manfaat. Secara umum, ini akan terwujud bila ada kerjasama antara pemerintah daerah,dinas terkait bahkan melibatkan masyarakat yang lebih luas. Siapkah kita?
Semoga bermanfaat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI