Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Mahasiswa Pascasarjana HES UIN Antasari , Writerpreneur, Social Worker, --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Single Salary, PNS Tetap Jadi Profesi Idaman Mertua

16 September 2023   11:13 Diperbarui: 20 September 2023   11:25 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi PNS (sumber foto : kompas.com)

Tentu buat sebagian mertua atau calon mertua ya. Walau kalau kelak, saya jadi mertua tak akan melihat calon menantu dari pekerjaannya sebagai PNS atau bukan sih. Jadi orang yang bermanfaat jauh lebih utama.

Beberapa waktu lalu,saya menerima telepon dari seorang teman kuliah di seberang pulau.Saat itu masih agak pagi.Saya saja baru selesai beberes usai mengantar anak ke sekolah.Teman saya juga tampaknya juga baru sampai di kantornya.

Seperti biasa kami bercerita ngalur-ngidul saja.Mulai dari urusan receh sampai urusan pekerjaan yang dilakoni sehari-hari. kebetulan teman ini sebagai pegawai negeri sipil (PNS) atau ASN di kota kelahirannya. 

Dia bukan PNS baru dan sudah bertahun-tahun tentunya jadi abdi negara. Di engah pembicaarn via telp, saya mendengar kantor teman saya tersebut sangat berisik dengan  suara obrolan. Sayapun menayakannya, apakah memang begitu suasana kantornya.

Teman saya mengiyakan.Apalagi, ujarnya di hari Jumat, dimana hampir tak ada hal penting yang mereka kerjakan. Jadilah mereka mengisi hari-hari dengan banyakan mengobrol dan cemilan plus nge-rujak. Wow banget.

Ini tentu jauh banget dengan kondisi beberapa kantor dimana saya pernah bekerja. Kalau sudah jam kerja, walau kadang ada sesekali mengobrol, suasana kantor mendadak hening. 

Karena memang semua sibuk bekerja. Kalaupun ada suara, itu mereka yang memutar musik dari laptopnya saja. Itupun tidak akan mengganggu tetangga meja. Maklumlah, itu bukan kantor pemerintah tapi kantor perusahaan swasta yang penuh target dan ada CCTV juga dan akan ketahuan kalau banyak ngobrol hehe. 

Siapapun tentu tahu, jadi PNS/ASN, tentu harapan banyak orang buat tempat bekerja dan menghabiskan usianya dalam pekerjaan. Saya saja dulu, pernah mencoba beberapa kali ikut tes, terutama karena memang permintaan orang tua dan mertua.tapi, ya itu , rejekinya bukan disana. Alhamdulillah saja.

Tidak heran, teman saya, yang anaknya sudah lulus kuliah beberapa bulan lalu, tak mengizinkan anaknya buat bekerja di kota lain atau tempat lain walau ada tawaran pekerjaan menarik.

Teman saya meminta sang anak buat fokus saja belajar buat tes CPNS mendatang. Pendaftarannya akan dimulai 17 September ini. Selain belajar mandiri , anaknya juga mengikuti bimbel online buat persiapanya.Harapannya tentu lulus tes dan bisa mengikuti jejak kedua orang tuanya yang berkarir sebagai PNS. Semoga ya.

Ringkasnya, PNS memang masih menjadi dambaan banyak orang buat bekerja. Walau banyak yang mengatakan gaji PNS pas-pasan, nyatanya di sekitar kita, banyak sekali PNS yang hidupnya makmur sentosa. 

Apalagi bila suami istri bekerja sebagai PNS, bisa dijaminlah hidupnya makmur. Gaji guru PNS-pun jangan dikira sedikit,apalagi dengan adanya sertifikasi guru. 

Ponakan seorang teman yang lulusan D1 STAN kemudian di terima di sebuah kementerian, take home pay-nya sudah dua digit saat ini. Tak heran, sudah mampu membangun rumah di kampung halamannya walaupun pakai dana kredit.

Mungkin ada yang protes dengan pernyataan diatas, dengan mengatakan itu kondisi PNS di Jakarta. PNS di daerah yang saat ini hidupnya masih banyak morat-marit sih. Bahkan beberapa terlambat menerima gaji bulanan. Ini benar adanya.Tapi setidaknya, jadi PNS, gaji bulanan akan tetap ada dan anti kebangkrutan.

Selain soal gaji, kesempatan lain yang bisa diterima para PNS juga sangat luas.Salah satunya tugas belajar atau beasiswa dari pemerintah. Terutama PNS daerah ya. Beberapa teman PNS daerah, rata-rata sudah mengenyam pendidikan lanjutan dengan dibiayai daerah masing-masing.Misalnya kesempatan S2. 

Kalaupun ada yang tidak dapat pendidikan lanjutan, saya kurang paham sih, mengapa bisa terjadi. Mungkin ada berkas yang kurang atau malas buat mengurus persyaratan lainnya atau bahkan malas melanjutkan kuliah lagi. Walaupun itu penting buat karir kedepannya,kan?  

Kesempatan lain yang diperoleh PNS barangkali adalah soal karir yang jelas dan banyak tingkatannya. Mungkin agak mirip dengan perusahaan BUMN atau perusahaan besar lain.Sedangkan bila bekerja di perusahaan kecil, kesempatan karir tentu ;lebih sedikit.Inilah yang barangkali salah satu keunggulan bekerja sebagai PNS.

Keunggulannya selanjutnya adalah soal pensiun. Walaupun perusahaan swasta juga dapat uang pensiun di akhir tugasnya,namun pensiunan PNS dinilai banyak orang sangat menjanjikan.Walau tidak besar tapi stabil hingga akhir hidup. Demikian kata para pensiunan PNS yang telah merasakan manfaatnya. 

Yang terakhir dan cukup penting juga adalah soal dipercaya oleh bank. PNS gampang sekali "meletakkan " atau "menyekolahkan" SK-nya di bank untuk kemudian dapat pinjaman.Bank tentu dengan senang hati memberi kredit apalagi otomatis potong gaji. Walau tak semua PNS mau menggadaikan SK untuk pinjaman, tentunya.   

Single Salary Tidak Akan Meresahkan

Di 2024, pemerintah berencana menerapkan skema gaji tunggal atau single salary untuk PNS/ASN. Dengan skema ini, para PNS dan pegawai pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) hanya akan menerima satu penghasilan saja (single salary).

Dengan konsep gaji tunggal, ke depannya PNS hanya akan menerima satu jenis penghasilan yang merupakan gabungan berbagai komponen penghasilan, seperti gaji dan tunjangan. 

Selain itu, jumlah yang diterima oleh masing-masing PNS bisa saja berbeda, tergantung mereka masuk dalam kelompok mana dalam sistem grading. Grading adalah peringkat nilai atau harga jabatan yang menunjukkan posisi, beban kerja, tanggungjawab dan risiko pekerjaan.(kompas.com,13/9).

Langkah pemerintah ini, walaupun banyak dipandang akan menambah beban negara saja, tapi bagi para PNS sebenarnya sangat  menguntungkan.

Terutama, ketika mereka pensiun kelak.Seperti kita ketahui, uang pensiun PNS akan mengacu kepada gaji pokok mereka.Dengan sistem single salary, otomatis angkanya lumayan besar karena akan sesuai dengan grading-nya ketika terakhir bekerja.

Jadi barangkali sih, kita tak akan lagi mendengar, seorang PNS yang ketika masih punya jabatan atau aktif bekerja hidupnya sangat makmur. Namun ketika sudah pensiunan, bisa dikatakan pendapatan dan gaya hidupnya menurun drastis.

 Ya, karena memang orang tersebut kehilangan banyak berbagai tunjangan dan hanya menerima gaji pokok, yang kata sebagian orang sih, tidak seberapa. nah, dengan sistem single salary katanya itu kemungkinan tidak terjadi lagi.Alias gaji tetap stabil meskipun sudah pensiunan statusnya. 

Cuma yang jadi pertanyaan, dengan sistem gaji tunggal berdasarkan grading ini bagaimana penilaian prestasi PNS tersebut. Bukankah selama ini tunjangan juga mengacu kepada kinerja? Lalu, mereka yang berprestasi apakah akan lebih banyak gajinya dibanding dengan yang biasa-biasa saja dalam grading yang sama? 

Ataukah memang di PNS memang tak dituntut prestasi dan kreativitas, selain bekerja berdasarkan aturan jelas yang berlaku? Jujur, saya tak tahu persis soal ini. 

Tapi semoga sistem single salary ini bukan hanya membawa kebaikan buat para PNS ,yang katanya akan menjamin kestabilan kehidupan mereka sampai masa pensiun tapi juga membawa manfaat yang lebih besar buat bangsa. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun