Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perjalanan Murah Meriah Bersama CL Dhoho Penataran 415

3 September 2023   23:36 Diperbarui: 3 September 2023   23:43 2615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
suasana CL Dhoho Penataran 415 (dok : pribadi)

Buat saya, naik commuter Jabodetabek, bisa dikatakan sudah "khatam". Apalagi ketika masih kerja di Jakarta dan rutin menggunakan transportasi yang satu ini. Namun, commuter line (CL)  di Jawa Timur baru kali ini.

Pagi itu, ketika akan mengantar anak berkuliah di Surabaya, saya dan suami sempat berbincang dengan bapak-bapak tetangga. Saat itu mereka baru pulang dari sholat subuh. Kebetulan Minggu pagi itu kami memang akan berangkat ke Surabaya menggunakan kereta dari stasiun Senen, Jakarta.

Selain mengobrol soal tempat kuliah dan mencari kos buat anak kami yang mahasiswa baru, perbincangan beralih ke tema transportasi.

Salah satu tetangga mengatakan, Jakarta sebenarnya lebih enak buat tempat kuliah anak. Apalagi dengan transportasi umum yang lengkap. Dari Depok, tempat tinggal kami, commuter line juga bisa  diandalkan buat transportasi kemana-mana.

"Di Jawa timur belum ada commuter line, " ujar beliau. Kami tentu saja sepakat dengan beliau . Maklumlah kami juga belum tahu banyak tentang transportasi di Jawa Timur.

Commuter line di Jabodetabek memang jadi salah satu andalan buat transportasi massal. Dengan harga tiket yang terjangkau, fasilitas yang baik dan stasiun yang banyak, tentu saja sangat memudahkan buat warga pinggiran Jakarta seperti kami, untuk ke Jakarta dan sekitarnya.

Singkat cerita, hari itu kami pun menaiki kereta pagi menuju Surabaya. Tidak menyangka di Surabaya inilah ,kami kemudian akan berkenalan dengan commuter line yang ada di jawa Timur,  yaitu   Dhoho Penataran  415

Kisah Ketidaktahuan Tentang Adanya Commuter Line di Jawa Timur

Beberapa hari di Surabaya , kami berencana melanjutkan perjalanan menuju Kecamatan Bangil, Pasuruan buat menengok anak yang mondok disana. Kami berencana menggunakan kereta api buat menuju ke Bangil. Ini adalah perjalanan perdana kami ke Bangil menggunakan kereta api.

Perjalanan dan istirahat di CL (dok : pribadi)
Perjalanan dan istirahat di CL (dok : pribadi)

Beberapa hari sebelumnya, saya sudah memantau melalui sebuah aplikasi perjalanan dan sudah tahu jadwal keretanya. Sayapun membeli tiket kereta api eksekutif. Sampai Bangil hanya 50 ribu saja. Kereta sendiri sebenarnya jurusan Surabaya-Malang.

Stasiun Gubeng (dok : pribadi)
Stasiun Gubeng (dok : pribadi)

Hari itu perjalanan kami PP saja. Ketika mau kembali ke Surabaya, saya kembali mencari tiket kereta buat pulang ke Surabaya. Ternyata kereta sudah pada habis, dan yang tersisa hanya jadwal tiket jam terakhir, jam 21.30 wib. Tak punya pilihan, saya pun membeli tiket itu. Hanya 27 ribu saja per orangnya.

Walau masih lama jam keberangkatan, kami tetap bergegas menuju stasiun Bangil. Sampai stasiun, karena masih sangat lama jadwal kereta yang akan ditumpangi, kami masih sempat makan, sholat magrib bahkan ketiduran di bangku ruang tunggu stasiun hehe.

Entah kenapa, saya berinisiatif, melihat-lihat ke beberapa penjuru stasiun. Dan, sampailah saya ke pengumuman jadwal-jadwal kereta. Dan, saya kaget, kok ada jadwal commuter line. Bertanya dalam hati : apakah memang ada commuter line buat ke Surabaya?

Saya berbicara dengan suami dan kami segera menanyakan petugas dan ternyata kata petugas, memang ada. Jadwal terdekatnya adalah commuter line Dhoho Penataran , dengan jadwal  jam 20.30 wib. Wah, lumayan banget 1 jam bedanya dari tiket yang sudah kami beli sebelumnya.

Petugas menyarankan, kami refund aja tiket yang sudah dibeli sebelumnya. Tapi, petugas meminta kami menanyakan dulu ke loket apakah tiket masih ada untuk CL Penataran jam 20.30, sebelum me-refund tiket.

Kami segera ke loket. Ternyata tiket CL dengan tempat duduk masih ada. Kami hanya diminta KTP dan membayar 10 ribu saja per orang ! CL atau kereta api lokal yang akan kami tumpangi adalah CL Dhoho Penataran  415.

Wah, kenapa kami baru tahu hehehe...tapi tak apa. Kami segera menemui petugas sebelumnya dan melakukan proses refund untuk tiket kereta yang sebelumnya kami beli.  

Sah, kami akan naik KAI Commuter di Jatim buat pertama kalinya. Oh iya, petugas perempuan yang ramah di stasiun Bangil malam itu juga menyarankan kami untuk menginstal aplikasi Access, untuk mengetahui jadwal commuter line secara lengkap.

Murah,Cepat, Aman dan Nyaman

Kereta Dhoho Penataran  415 datang 15 menit sebelum jadwal keberangkatan. Petugas yang jaga pintu akses menginfokan keberangkatan akan tepat waktu.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Dan kami pun masuk ke dalam KAI Commuter untuk jurusan Bangil-Surabaya. Ternyata CL-nya sangat berbeda dengan CL di Jabodetabek, khususnya dari model tempat duduknya. CL ini lebih mirip kereta kelas ekonomi dengan bangku model 3- 2 dan berhadapan.

Enaknya, di CL ini sudah ada nomer kursinya sehingga jangan khawatir tidak dapat tempat duduk.

Dikutip dari keretaapikita.com, Kereta Api Penataran ternyata merupakan kereta api ekonomi lokal Daop 8 yang harga tiketnya di subsidi oleh pemerintah. Nah, Mulai 1 Juni 2023, KA Penataran yang dikelola oleh PT KCI berganti nama menjadi Kereta Commuter Line Penataran

CL ini jurusan Surabaya - Blitar lewat Malang. Stasiun lengkapnya Surabaya Kota, Surabaya Gubeng, Wonokromo, Waru, Gedangan, Sidoarjo, Tanggulangin, Porong, Bangil, Sengon, Lawang, Singosari, Blimbing, Malang, Malang Kotalama, Kepanjen, Ngebruk, Sumberpucung, Kesamben, Wlingi, Talun, Garum, Blitar. Demikian sebaliknya.

Harga tiket Penataran ini bervariasi. Untuk Surabaya Malang tiketnya 12.000,, Surabaya Bangil 10.000 dan Surabaya Blitar 15.000. Waw, murah sekali kan?

Kami tentu saja sangat menikmati perjalanan dengan tiket yang sangat terjangkau ini. AC cukup dingin walau penumpang cukup penuh malam itu. Beberapa penumpang terlihat membawa helm. Saya perkirakan mereka adalah pekerja yang ngelaju (bolak-balik) dan meninggalkan motornya di stasiun, dan helm nya saja yang dibawa.

Kereta juga sangat bersih, pertanda standar kebersihannya terjaga. Beberapa petugas sesekali menanyakan ke penumpang, apakah ada sampah yang ingin dibuang.

Malam itu kami mengakhiri perjalanan di stasiun Wonokromo karena jaraknya akan lebih dekat dengan kos anak kami dibandingkan bila harus turun di stasiun Gubeng atau Surabaya kota. Tentu lain kali, dipastikan kami akan menggunakan jasa transportasi KAI Commuter lagi selama di Jawa Timur.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun