Siapa yang tak kaget kalau tiba-tiba surat PHK atau pengumuman PHK keluar. Namun kaget tak boleh lama-lama. Bukankah hidup harus terus berjalan?
Akhir Maret 2020 tak bisa dilupakan oleh sebut saja, Firman (42). Tiba-tiba kantornya, sebuah perusahaan advertising mengumumkan merumahkan 80 persen karyawannya. Alasannya, tentu saja pandemi. Kantornya mengatakan akan melihat perkembangan sampai 3 sampai 6 bulan kedepan dan kemungkinan bila keadaan membaik akan memanggil lagi karyawan yang dirumahkan.
Tentu saja karyawan protes keras. Mereka merasa kantornya belum layak buat mem-PHK kan karyawan mengingat kinerja dan profit perusahaan selama ini  walaupun memang sudah terdengar pandemi berimbas di banyak perusahaan.
Yang menyedihkan secara terang-terangan perusahaan mengatakan tak akan ada pesangon dan gaji terrakhir ya Maret 2020 itu. Artinya April dan selanjutnya bayangan kelam bagi para karyawan yang rata-rata menjadikan perusahaan tersebut sebagai satu-satunya tempat mencari hidup.Walau ada satu dua orang yang memang juga punya bisnis di luar perusahaan.
Saat itu melalui serikat pekerja menyusun semacam draft  keberatan ke perusahaan tentang dirumahkan secara sepihak ini. Termasuk tentang permintaan THR dan gaji bulanan. Namun saat itu yang disetujui hanya tentang THR dua setelah peristiwa itu.
3-6 bulan berlalu. Akhirnya surat keputusan PHK betul-betul dikeluarkan perusahaan. Dan ajaibnya, tanpa ada pesangon sepeserpun. Jangan dikira tidak ada laporan ke Kementerian Ketenagakerjaan soal ini. Tentu saja ada karena saat itu di medsos pun Kemenaker ini menyebarkan form buat laporan PHK. Namun tak ada hasil dan tampaknya hanya buat pendataan saja.
Firman tentu tak sendiri. Hasil pendataan Kementerian Ketenagakerjaan RI bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, sejak April 2020 sampai dengan Juli 2020, tercatat sekitar 2.175.928 pekerja yang terdampak. Mereka yang terdampak covid-19 terbagi dalam 3 (tiga) kelompok besar, yaitu mereka yang dirumahkan dari perusahaan tempatnya bekerja, mereka yang mengalami Pemutuhan Hubungan Kerja (ter-PHK); dan kelompok pekerja informal/bangkrut/kehilangan usaha.
PHK kemudian terus berlanjut. Kompas.com juga mencatat telah terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 10.765 pekerja per September 2022 (data kemenaker)
Selalu Ada Jalan Bagi yang Bersungguh-Sungguh
Bila memang PHK sudah harus terjadi, tak ada yang perlu disesali,selalu ada jalan keluar bagi yang bersungguh-sungguh. Seperti yang tuliskan diatas hidup harus terus berjalan. Satu pintu yang tertutup, akan ada banyak pintu lain yang terbuka.
Begitulah juga yang sudah dijalani banyak teman . Salah satunya sebut saja  Ardi. Teman masa sekolah yang dulu bekerja di perusahaan tekstil lalu kena PHK ini, akhirnya malah bisa membuat usaha kecil-kecilan. Usahanya membuat beragam jenis mukena yang biasanya laku keras di bulan puasa dan lebaran.
Begitu juga Firman yang saya ceritakan diatas. Memiliki tanggungan istri dan anak-anak yang masih sekolah membuatnya harus berpikir keras, kerja apalagi yang harus dijalaninya.
Diapun mulai melakukan yang disebutanya sebagai eksplorasi diri alias mencari berbagai potensi diri. Apa iya dia hanya jago di bidang penulisan periklanan seperti yang selama ini dijalaninya? dia mulai melakukan pendataan keahliannya.
Ternyata dia juga jago di bidang komunikasi, menghibur orang, berbagai jenis penulisan selain iklan, fotografi, bidang perbengkelan dan sedikit menguasai desain. Akhirnya dia mulai menggali lagi ilmu fotografinya. Hasilnya? saat ini bisnis fotografinya sudah berkembang, khususnya pemotretan dari wedding hingga acara corporate.
Selain eksplorasi diri, yang juga harus menjadi pegangan adalah soal networking (jaringan). Tidak banyak yang sadar, ini menjadi kunci juga buat melangkah ke depan. Apalagi pasca PHK.
Seorang teman saya, mantan jurnalis yang dulu juga sempat kena PHK kantornya, entah bagaimana caranya karena luasnya networking yang dimilikinya berhasil mendapatkan investor untuk membuat sebuah media online dengan niche yang sangat spesifik. Bisnisnya ini memang baru berjalan beberapa tahun terakhir. Namun terlihat terus berkembang dan sudah memiliki puluhan pekerja juga.
PHk tentu bukan akhir segalanya. Bahkan bisa jadi sebagai awal dibukanya pintu-pintu rejeki yang lain. Yang penting, jangan sampai putus asa apalagi sampai patah semangat, hingga tak berbuat apa-apa lagi. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H