Merasa sudah dekat dengan beberapa teman, kadang ada ide buat mengelola bisnis bersama. Tak selalu berakhir sukses, kadang bisa juga gagal.
Seorang teman baru-baru ini mengajak bisnis bersama. Bisnisnya adalah membuat warung angkringan bersama pada malam hari.Lokasinya dekat kampus dan tampaknya memang strategis. Apalagi pasarnya para mahasiswa.
Namun entah kenapa saya harus berpikir panjang lagi. Selain soal permodalan, pemikiran lainnya, kalau bisnis ini gagal, masihkah kita bisa berteman baik? Jangan-jangan malah bermusuhan.
Beberapa tahun lalu, kami memang pernah mencoba juga berbisnis dengan seorang teman juga. Bisnisnya gerai minuman kekinian di depan minimarket. Tadinya rencana yang patungan ada 3 orang. Dan kami memang teman dekat dari zaman sekolah dulu. Â Namun akhirnya hanya saya dan satu teman yang memutuskan buat lanjut menjalankan usaha ini.
Sebulan sampai empat bulan pertama bisnis berjalan lancar. Bulan kelima mulai ada berbagai masalah, misalnya pekerja yang resign. Sedangkan kami semua bekerja dan tidak mudah mencari pekerja penggantinya.
Bulan selanjutnya bisnis mulai tidak menguntungkan. Sayangnya patner saya ini tak sabar dan buru-buru ingin mengakhiri usaha dengan menjual aset yang ada. Awalnya saya agak keberatan namun akhirnya memutuskan mengakhiri bisnis yang baru berjalan tujuh bulan saja.
Pengalaman ini menjadi sangat berharga buat saya pribadi tentunya. Agar hati-hati memilih patner bisnis.Meskipun sudah kenal baik namun belum tentu cocok buat menjadi rekan bisnis dalam jangka panjang.
Sebelum memutuskan berbisnis dengan temanÂ
Berbisnis dengan teman ,walaupun teman dekat tak selalu menjanjikan keuntungan bisnis atau minimal pengelolaan bisnis yang baik. Tak ada salahnya berhati-hati ketika memutuskan untuk berbisnis bersama namun tentu juga di lain sisi harus optimis.
Visi Misi bersama
Tentu dari awal sekali harus menyamakan visi misi usaha.Walaupun masih sebuah perusahaan kecil, tak ada salahnya merumuskan tujuan bersama dan apa yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah dan mungkin jangka panjang juga. Kesamaan visi misi akan menyelamatkan ketika ditengah jalan ada badai usaha yang dirintis ini.
Membuat surat perjanjian bersama
Walaupun dengan teman dekat, tak ada salahnya membuat surat perjanjian bersama. Misalnya soal permodalan, menjalankan bisnis hingga [embagian keuntungan.
Memisahkan soal bisnis dan pribadi
Sulit? Tentu saja.namun bukan berarti tak mungkin. Mungkin ada saatnya meeting soal bisnis bersama teman, namun di lain waktu tetap menjalankan kehidupan pribadi dengan normal.Misalnya tetap melakukan silaturahmi antar keluarga, tetap piknik bersama mungkin atau hal-hal lainnya.
Aturan keuangan dari awal
Harus dibicarakan sedari awal soal keuangan. Apakah keuntungan akan dijadikan modal usaha lagi atau langsung dibagikan. Bagaimana kalau bisnis mengalami kerugian, apakah bersedia menanggung risiko juga? Dan hal-hal lain soal keuangan perusahaan.
Pembagian tugas harus jelas
Namanya juga usaha bersama, tentu harus ada pembagian tugas yang disepakati bersama. Mungkin si A ahli dalam hal keuangan, nah dialah yang bisa jadi gawang di bidang keuangan. Demikian pula si B yang jago bidang marketing dan promosi ,mungkin bisa konsen di bidang tersebut. Intinya ada kesepakatan yang jelas dan jangan sampai salah satu merasa yang lain tak bekerja optimal.
Yang harus disadari juga, tentu dalam menjalankan usaha bersama teman ini akan ada badai kecil dan badai besar yang barangkali akan datang. Bagaimana bila itu terjadi? Idealnya dihadapi bersama.
Usaha bisa saja sukses dan membesar.Banyak sekali kita lihat contoh usaha bersama teman yang sukses dalam jangka panjang.Namun jangan lupa, bisnis bisa jadi bubar di tengah jalan, kalau sudah seperti ini, semoga pertemanan juga tak ikut bubar. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H