Walaupun dengan teman dekat, tak ada salahnya membuat surat perjanjian bersama. Misalnya soal permodalan, menjalankan bisnis hingga [embagian keuntungan.
Memisahkan soal bisnis dan pribadi
Sulit? Tentu saja.namun bukan berarti tak mungkin. Mungkin ada saatnya meeting soal bisnis bersama teman, namun di lain waktu tetap menjalankan kehidupan pribadi dengan normal.Misalnya tetap melakukan silaturahmi antar keluarga, tetap piknik bersama mungkin atau hal-hal lainnya.
Aturan keuangan dari awal
Harus dibicarakan sedari awal soal keuangan. Apakah keuntungan akan dijadikan modal usaha lagi atau langsung dibagikan. Bagaimana kalau bisnis mengalami kerugian, apakah bersedia menanggung risiko juga? Dan hal-hal lain soal keuangan perusahaan.
Pembagian tugas harus jelas
Namanya juga usaha bersama, tentu harus ada pembagian tugas yang disepakati bersama. Mungkin si A ahli dalam hal keuangan, nah dialah yang bisa jadi gawang di bidang keuangan. Demikian pula si B yang jago bidang marketing dan promosi ,mungkin bisa konsen di bidang tersebut. Intinya ada kesepakatan yang jelas dan jangan sampai salah satu merasa yang lain tak bekerja optimal.
Yang harus disadari juga, tentu dalam menjalankan usaha bersama teman ini akan ada badai kecil dan badai besar yang barangkali akan datang. Bagaimana bila itu terjadi? Idealnya dihadapi bersama.
Usaha bisa saja sukses dan membesar.Banyak sekali kita lihat contoh usaha bersama teman yang sukses dalam jangka panjang.Namun jangan lupa, bisnis bisa jadi bubar di tengah jalan, kalau sudah seperti ini, semoga pertemanan juga tak ikut bubar. #
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H