Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fikih Peradaban dan Abad Kedua NU

8 Februari 2023   09:42 Diperbarui: 8 Februari 2023   13:41 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gus Yahya mengatakan karena kita harus menemukan fungsi baru agama ini ditengah realitas-realitas baru. Tidak bisa lagi agama dipaksakan untuk  berfungsi seperti masa lalu karena realitasnya sudah berbeda. NU-lah juga yang akan terus membangkitkan kembali ingaatan para ulama bahwa NU bukan hanya membangun satu bangsa dan kumpulan para  ulama tapi NU akan konsen kepada masa depan umat manusia seluruhnya.

Sejak menjabat sebagai ketua umum PBNU, KH Yahya C. Staquf memang, mengadakan halaqoh tentang fikih peradaban di pesantren-pesantren. Setidaknya sudah 280 halaqoh. Salah satunya pemikiran bahwa semua umat di negara Indonesia kedudukannya sama di depan hukum. 

Tidak boleh lagi ada orang Islam yang mengkafirkan umat agama lain. Hasil dari halaqoh itu dikerucutkan dalam muktamar fikih peradaban. Hasil muktamar itu diserahkan kepada Presiden Jokowi pada peringatan 1 Abad NU di GOR Sidoarjo. (Dahlan Iskan)

Dalam podcast tersebut, Gus Yahya juga menyinggung soal NU kedepan yang ingin memahami hidup dalam peradaban yang berbeda dan berpikir bagaimana seharusnya Islam menanggapi berbagai perubahan yang ada saat ini..Islam, tentu representasinya adalah para ulama

Muktamar 1 Fikih Peradaban yang diselenggarakan NU merumuskan aturan-aturan fikih yang mampu mendukung kemajuan peradaban manusia di dunia Islam sehingga Islam tetap menjadi agama rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam). #

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun