Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Suka menulis --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak Terkena Perundungan di Sekolah, Orang Tua Harus Peduli

2 Februari 2023   04:32 Diperbarui: 7 Februari 2023   08:16 773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perundungan (bullying) bisa terjadi di mana saja, termasuk di sekolah. Salah satu korban yang rentan adalah anak-anak. Bagaimana orang tua menyikapinya?

Beberapa hari lalu, sepupu saya curhat tentang kasus yang menimpa anak pertamanya di sekolah. 

Anak pertamanya saat ini bersekolah di kelas 5, sebuah SD Negeri di kota kami. Kejadiannya saat anaknya menuju toilet sekolah siang itu.

Tiba-tiba teman sekelasnya, sebut saja N, datang dari belakangnya dan menarik jilbab anaknya. Akibatnya anaknya terjungkal ke belakang dan mengalami cedera di kepala (benjolan besar).

Menurut keterangan sepupu saya, N memang siswa yang seringkali mengganggu anak-anak perempuan di kelasnya, namun memang hanya saat ini yang berakibat fatal dan menyebabkan cedera. Yang disayangkan sepupu saya, saat itu anak-anak kelas anaknya memang tak ada wali kelas. 

Wali kelas katanya sedang membawa salah satu siswa untuk lomba science di luar sekolah. Para siswa kelas 5 dititipkan ke guru di kelas sebelah dan anak-anak sebenarnya sudah diwajibkan mengaejakan soal. Namun ketika mereka telah selesai mengerjakan soal, mereka kembali bermain-main termasuk keluar kelas.

Dengan kejadian ini, sepupu saya sempat sangat emosi dan ingin segera mendatangi rumah pelaku dan bertemu orang tuanya. 

Namun kemudian, wali kelas anaknya datang, meminta maaf atas kejadiannya dan berjanji akan mempertemukan dengan orang tua pelaku besok harinya. Belum ada info lagi bagaimana kelanjutan kasus ini. Yang jelas kata sepupu saya, dia bersyukur meskipun cedera di kepala, kemungkinan tak ada apa-apa karena anaknya tak muntah dan tidak merasa pusing.

Dia juga merasa lega karena akan bertemu secara kekeluargaan dengan ibunya. N  Kemudian juga, setelah dicari informasi, pelaku ini adalah anak yatim karena sang ayah meninggal. Kemungkinan karena memang anak yang mencari perhatian.

Kasus perundungan memang bisa terjadi dimana saja. Tidak terkecuali di sekolah. 

Dikutip dari laman kompas.com, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) merilis data bahwa sepanjang tahun 2022, setidaknya sudah terdapat lebih dari 226 kasus kekerasan fisik dan psikis, termasuk perundungan yang jumlahnya terus meningkat hingga saat ini (BBC News Indonesia, 22/07/2022).

Tidak hanya itu, data riset yang pernah dirilis oleh Programme for International Students Assessment (PISA) tahun 2018 juga menunjukkan bahwa sebanyak 41,1 persen siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami perundungan.

Pada tahun yang sama, Indonesia menempati posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak mencatat kasus perundungan di lingkungan sekolah. 

Dikutip dari laman Katadata Media Network (2018) sekolah menjadi lokasi tertinggi terjadinya kasus perundungan.

Perundungan biasanya terjadi secara berulang dan banyak menimpa mereka yang dianggap tidak berdaya baik secara fisik, mental dan sosial. Sekolah memang tempat seringnya terjadi perundungan. Nah sedihnya, sekolah sebenarnya lembaga pendidikan yang seharusnya mengajarkan akhlak dan perilaku terpuji. Namun tujuan yang satu ini tampaknya masih sulit diwujudkan maksimal.

Padahal dampak perundungan juga tak main-main. Bahkan bagi anak yang terdampak, bisa terkena masalah kesehatan mental. Dampak lebih panjangnya adalah anak bisa mengalami trauma. Tentu ini tak diharapkan siapapun.

Bagaimana Orangtua Harus Bersikap

Pertama, kita harus tahu, tak ada satupun orang tua yang menginginkan anaknya menjadi korabn bullying apalagi di lingkungan sekolah. Orangtua memasukkan anaknya ke sekolah dnegan harapan anaknya bukan hanya memiliki ilmu akademis yang mumpuni tetapi juga beraklak yang baik.

Demikian pula dengan orang tua pelakunya. Pasti tak mengharapkan anaknya sebagai pelaku perundungan.Niat menyekolahkan juga kurang lebih sama.

Nah. Bila orang tua sudah mengetahui anaknya mengalami perundungan di sekolah, ada beberapa hal yang memang seharusnya segera dilakukan.

Jangan meremehkan laporan anak

Sebagai orang tua tentu jangan sekali-kali meremehkan laporan anak akan tindak kekerasan atau bullying lain yang dialaminya. Ajak anak bicara dan tenangkan dahulu.

Komunikasikan kepada guru di sekolah

Ini tentu langkah selanjutnya. Guru dan pihak sekolah harus mengetahui apa yang terjadi pada anak dan sedapat mungkin mencari solusi bersama, agar kasus ini tak terjadi lagi di sekolah.

Beri dukungan penuh kepada anak

Dukungan penuh kepada anak sangat diperlukan. Misalnya agar anak berani menghadapi pelaku bullying di sekolah dan tak dianggap remeh pelaku. Anak juga sebaiknya didukung untuk melaporkan apa yang terjadi pada dirinya dan dibangkitkan lagi semangatnya.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun