Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Orang Tua, Jangan Saling Iri

28 Januari 2023   17:42 Diperbarui: 31 Januari 2023   08:23 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merawat orang tua (foto : lifestyle kompas)

Banyak dari kita mungkin sudah tahu tentang cerita Tiko. Anak muda yang sudah 12 tahun merawat ibunya yang ODGJ.Tentu bukan hal mudah.

Banyak dari kita mungkin sudah tahu tentang cerita Tiko (23), yang mampu merawat ibunya, bernama Eny di rumahnya, kawasan Cakung, Jakarta Timur. Tiko 12 tahun merawat Eny yang mengalami gangguan jiwa sejak ia berusia 11 tahun di rumah besar peninggalan ayahnya.

Rumahnya ketika ditempati Tiko dan ibunya selama 12 tahun ini tampak terbengkalai karena kotor, penuh debu, hingga tertutup pepohonan rindang. Terlebih, di rumah itu sudah tidak ada listrik dan air. (kompas.com)

Kondisi rumah Tiko kemudian berubah drastis ketika mendapat sorotan dari youtuber maupun banyak media. Update terakhir, ibu Eny sudah dirawat dan rumah Tiko-pun sudah mengalami kemajuan yang luar biasa.

Kemajuan yang dimaksud misalnya sudah ada air dan dipasang listrik, kemudian juga sudah dibersihkan bahkan di cat. Katanya ada seorang donatur yang mendanai bahkan membayar tagihan PLN yang tertunggak.

Tiko dalam berbagai kesempatan juga mengaku yang berharga bagi dirinya hanyalah ibu dan rumahnya tersebut. Itulah mengapa dalam keadaan yang serba terbatas, Tiko masih bertahan.

Kisah viral Tiko membuka mata orang, ditengah hingar bingarnya dunia -- khususnya di kota besar seperti Jakarta --, ternyata kita masih menemukan seorang anak yang secara sabar merawat sang ibu. Bahkan dari usia yang belia sekali, Tiko dikabarkan sudah mendampingi ibunya.

Cerita Tiko memang sungguh menginspirasi. Karena faktanya, masih banyak sekali anak-anak yang enggan dan bahkan bisa dikatakan tak tulus merawat orang tua.

Cerita seorang saudara jauh mungkin bisa dijadikan pelajaran juga buat kita semua. Mereka empat bersaudara.Tiga perempuan dan satu laki-laki. 

Ibu mereka saat ini bisa dikatakan sudah renta dengan usia 75 tahun dan sudah sakit-sakitan. Ayah mereka masih ada namun juga sudah renta.

Dari 4 bersaudara tersebut, hanya satu orang yang tinggal berdekatan dengan ibunya. Anak pertama laki-laki tertua ini sebenarnya dulu yang paling diharapkan. Nyatanya dia memang lebih sukses menjadi abdi negara dengan kehidupan yang lumayan. Namun entah kenapa menjauh dari keluarga.

Anak kedua dan keempat juga jauh dari orang tua. Anak ketiga bersama suaminyalah yang bisa membersamai kehidupan kedua orang tuanya. Yang jadi masalah, karena orang tuanya sakit-sakitan, anak ketiga merasa pusing mengurus orang tuanya. 

Mulai mengurusi kebutuhan di rumah sampai urusan bolak balik rumah sakit. Dan dia merasa saudara lainnya tidak mau tahu urusan orang tua mereka.

Hanya anak bungsu perempuan yang sedikit banyak ikut membantu. Minimal rutin mengirimkan uang untuk membeli segala kebutuhan orang tua mereka, termasuk pampers yang rutin dipakai sang ibu. Dua anak lainnya bisa dibilang agak kurang peduli.

Namun bagi anak ketiga ini belum cukup. Dia mengiginkan si bungsu ikut merawat orang tua secara langsung dan bisa bergantian menjaga orang tua mereka.

Anak bungsu menolak secara halus. Salah satu alasan kuatnya soal pekerjaan sekarang dan bila harus pindah, akan memulai semua karir dari nol lagi . Apalagi semua pekerjaan sekarang sudah WFO (work from office) tapi dia berjanji membantu semampunya.

Merawat orang Tua, Kewajiban Siapa?

Siapa sebenarnya yang harus merawat orang tua? Idealnya memang semua anak terlibat. Atau secara bergantian. Nyatanya ini sangat sulit dilakukan, apalagi bagi yang merantau dan jauh dari orang tua. Jangankan yang jauh, yang dekat saja kadang ada juga yang merasa enggan dan membebani pada yang mau saja merawat orang tua dengan berbagai alasan.

Bagaimanapun orang tua sudah merawat anak-anak sejak kecil, maka, dalam agama apupun rasa-rasanya diwajibkan untuk berbakti kepada orang tua. 

Dalam Islam, merawat orang tua (birrul walidain) bahkan merupakan sebuah perbuatan yang diutamakan. Bahkan jelas hukumnya adalah fardhu ain. Perbuatan ini bahkan juga disebut sebagai  hak orang tua atas anak-anaknya.

Dalam kasus diatas, memang idealnya keempat anak berembuk lagi bagaimana sebaiknya. Kalau memang anak ketiga tersbut terlalu lelah, ada baiknya dicarikan tenaga bantuan yang bisa jadi bisa membantu minimal dalam mengurus rumah orang tua.

Idealnya lagi, kalaupun tak bisa langsung merawat, yang lain ikut mendukung juga dalam hal perawatan orang tua secara materi misalnya.

Namun menurut curhatan si bungsu, sangat sulit mengharapkan dua kakaknya untuk ikut terlibat. Bahkan menengok saja mereka sekedarnya saja karena berbagai kesibukannya.

Pada akhirnya setiap anak barangkali harus menyadari kewajiban merawat orang tua memang bagian dari kewajiban seorang anak. 

Anak wajib berbakti dengan berbagai caranya masing-masing. Kalau tak bisa ikut  merawat secara langsung, mungkin bisa membantu secara materi. Tidak mampu juga? Minimal sering menengok orang tua atau menelpon bila memang jauh.

Walau pada akhirnya pilihan memang ada di tangan masing-masing. Mau jadi anak yang seperti apa dalam hubungan kepada orang tua. #.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun