Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

7 Pertimbangan Penting Memilih Sekolah Berasrama buat Anak

1 Januari 2023   21:19 Diperbarui: 2 Januari 2023   21:01 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ponpes Sidogiri (foto :kompas.com)

Berita miring soal sekolah berasrama, dalam hal ini pondok pesantren, memang sempat mengkhawatirkan banyak orang tua yang akan menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah berasrama.namun, bagi kami, pondok pesantren tetap salah satu pilihan terbaik bagi pendidikan anak-anak. 

Memasuki 2023, ada perasaan gembira sekaligus deg-degan. Tahun 2023 sekaligus tahun dimana, akhirnya anak-anak akan kembali melanjutkan pendidikannya. Anak kedua kami yang saat ini duduk di bangku sekolah menengah pertama rencananya akan melanjutkan ke pondok pesantren.

Soal melanjutkan ke pondok pesantren, ini sebenarnya bukan pengalaman pertama bagi kami. Tapi tetap saja, kami kembali melakukan berbagai eveluasi dalam pemilihan sekolah berasrama pondok pesantren. Apalagi ditengah banyaknya berita soal kasus-kasus di pondok seperti perundungan hingga pelecehan seksual, cukup mencemaskan juga.

Menyekolahkan anak di sekolah berasrama tentu banyak sekali nilai plusnya.Namun tantangannya juga tak sedikit.

Bagi anak pertama kami, 2023 ini merupakan tahun keenam anak kami di sebuah pondok pesantren modern di kawasan Tanggerang.

Tahun terakhir buat anak kami sebelum dia lanjut ke Perguruan Tinggi. Masih ingat sekali, bagaimana sekitar 7 tahun yang lalu, atau setahun sebelum anak kami masuk pondok, kami banyak sekali mengunjungi berbagai pondok pesantren baik sekitar lingkungan rumah sampai yang lokasinya jauh dari rumah, bahkan luar kota.

Plus Minus Sekolah Di Pondok Pesantren

Sekolah manapun pasti ada plus minusnya. Apa minusnya sekolah di pondok? Menurut pengalaman saya, minusnya hanya jauh dari orang tua saja. Kadang-kadang anak dan orang tua pasti ada rasa kangen. Kemudian komunikasi langsung hanya bisa dilakukan ketika libur atau penjengukan.

Selainnya ya biasanya melalui telepon yang tentu sangat terbatas. Tetapi, untuk anak saya, khususnya di kelas akhirnya, banyak menggunakan laptop dan internet ketika pembuatan tugas laporan akhirnya. Banyak digunakan anak saya untuk bercerita via email ke orang tua.

Minus lainnya, karena padatnya aktivitas, buat beberapa anak, sangat gampang sakit. Apalagi semacam anak saya yang dari sononya susah dan sangat pemilih sama makanan. Perlu adaptasi agak lama soal makanan pondok ini. Kami sering mengirimkan vitamin, namun karena tak ada pengawasan, anak kami, malas-malasan meminumnya.

Apa plusnya? Menurut saya, sangat banyak. Salah satu yang terpenting adalah anak menggunakan waktu remaja/masa mudanya dengan hal-hal yang baik.

Di pondok pesantren, anak bukan hanya melakukan kegiatan harian dengan disiplin atau belajar agama, tapi belajar skill buat kehidupan untuk masa depannya.

Ponpes Sidogiri (foto :kompas.com)
Ponpes Sidogiri (foto :kompas.com)

Memilih Pesantren yang Tepat Buat Anak

Ini pertanyaan banyak orang tua termasuk kami juga yang ingin menyekolahkan anak ke pondok pesantren. Saya percaya, tidak ada pesantren yang 100 persen memenuhi ekspektasi orang tua. Meskipun pesantren besar sekalipun dan sudah sangat terkenal. Sebut saja, sebuah kasus yang menimpa sebuah pesantren di Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Siapapun mungkin tahu tentang pesantren ini, yang terkenal dengan alumnusnya yang banyak "jadi orang" , namun ternyata ada saja kasus dan diekspos secara luas pula. Tentu kita semua tak ingin kasus ini terulang lagi.

Ada beberapa langkah untuk mencari sekolah berasrama, khususnya pondok pesantren bagi anak-anak.

Lakukan Survei langsung

Ini yang selalu kami lakukan. Memang banyak info dari mesin pencari namun melihat secara langsung dan merasakan kecocokan, adalah yang terbaik.

Pertimbangankan Informasi dan berbagai rekomendasi

Rekomendasi banyak orang juga menjadi pertimbangan juga buat kami. Mulai rekomendasi teman kantor, tetangga sampai saudara. Hampir tak ada yang kami lewatkan saat itu. Apalagi saat itu pengalaman pertama kami.

Tentu saja setelah melihat langsung, setiap pondok pesantren ada kelebihan dan kekurangannya. Tentu yang kami lihat ini hanya fisik-nya dan tentu program-programnya yang dijelaskan oleh pengelola. Sedangkan "dalemannya" tentu tidak tahu persis, selain info-info yang didapat dari kanan kiri.

Ada kyai/Ustad Panutan

Ini juga hal utama. Anak-anak nanti akan belajar dari panutannya di pondok pesantren tersebut.

Sesuaikan dengan cara ibadah di rumah

Ini sebenarnya pendapat seorang teman, tapi menurut saya ada benarnya juga. Karena banyak ragam pondok pesantren, usahakan yang sesuai dengan cara ibadah di rumah, misalnya soal mahzab-nya.

Fasilitas Pendukung

Mungkin ini sesuai selera saja. Cuma kami lebih menyukai pesantren yang agak luas, maklumlah anak 24 jam hanya di dalam pondok. Bila hanya sebuah rumah, kurang  cocok bagi kami.

Dengan lebih luas, bukan hanya udara lebih segar, anak-anak bisa lebih banyak eksplor dan melakukan banyak aktivitas.Misalnya olahraga.

Akreditasi Sekolah

Memang ada pesantren yang tidak ada sekolah umumnya,misalnya pesantren full tahfiz (penghapal qur'an) saja atau pesantren yang mempelajari kitab saja.namun ada pula yang menyediakan sekolah formal, seperti SMP Islam, SMA Islam, Mts dan MA bahkan untuk kuliah, namun tetap mondok juga.

Nah, menurut saya, ini juga perlu dilihat akreditasi sekolahnya. Menurut keputusan Mendiknas nomor 087/U/2002, akreditasi sekolah bertujuanmemperoleh gambaran kinerja sekolah sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu; serta menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan pendidikan (mysch.id)

Pertimbangkan biaya

Ada pesantren gratis, ada pula yang biayanya murah saja. Namun beberapa pondok pesantren mensyaratkan biaya yang tidak sedikit, baik berupa uang pangkal maupun biaya SPP bulanan. Belum termasuk biaya lain misalnya biaya study tour (rihlah)  akhir semester misalnya dan tentu biaya uang saku anak. Tentu orang tua harus menyesuaikan dengan kemampuan keuangan masing-masing dan jangan sampai berhenti ditengah jalan sekolah anak-anak.

Demikian sedikit pengalaman memilih sekolah berasrama,khusunya pondok pesantren. Semoga bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun