Mohon tunggu...
Enny Ratnawati A.
Enny Ratnawati A. Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis untuk meninggalkan jejak kebaikan dan menghilangkan keresahan

Enny Ratnawati A. -- Writerpreneur, social worker, suka baca, bersih2 rumah dan jalan pagi --- Tulisan lain juga ada di https://www.ennyratnawati.com/ --- Contact me : ennyra23@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

ART Betah sampai 16 Tahun? Ini Resepnya

21 November 2021   12:42 Diperbarui: 21 November 2021   13:30 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berganti beberapa ART, akhirnya di 2005 kami menemukan ART yang tepat dan bisa dipercaya. Bahkan hingga saat ini, walaupun sekarang statusnya ART Freelance hehe

Suami istri bekerja dan tidak punya asisten rumah tangga tangga (ART)? Sungguh saya sangat sulit membayangkan. Karena kamipun pernah mengalami masa-masa tersulit tersebut. Mungkin buat yang tinggalnya satu rumah sama orang tua atau mertua, masih ada solusinya, yaitu menitipkan di orang tua atau mertua sementara suami-istri bekerja. Walaupun cara ini menurut saya agak kurang pas. Apalagi ketika mertua atau ortu kita sudah tua. Dan masih harus dititipin cucu yang sedang aktif-aktifnya.

Tentu saja sangat jarang orang tua atau mertua yang menolak mentah-mentah dititipin cucu sementara anak dan menantunya bekerja. Biasanya mereka dengan senang hati walaupun fisik tak sekuat dulu lagi. Namun, sekali lagi, menurut pendapat pribadi saya, sebaiknya tetap ada ART di rumah buat yang suami istri bekerja.

 Orang tua atau mertua hanya membantu mengawasi saja. Bukan diserahkan mentah-mentah ke mereka. Apalagi ketika masih bayi sampai balita, dimana anak-anak masih jauh dari kata mandiri. Ada nenek-nenek yang tetap jagain cucunya sembari memasak dan aktivitas lain di rumah. Sementara orang tua si anak hanya anter pagi dan ngambil sore hari.

Tapi pilihan tentu saja tergantung masing-masing ya. Mungkin ada beberapa pertimbangan sih buat mereka yang berpikiran demikian. tentu sih positifnya anak jauh lebih aman dan terjamin bersama orang tua atau mertua. Atau mungkin pertimbangan lainnya.

Menemukan ART Terbaik  

2005, ketika usia anak pertama saya lima bulan, kami menemukan Mpok AZ, namanya. Orang asli Betawi yang diantar ART tetangga dan menawarkan bekerja di rumah kami. Rumah kami saat itu sebuah komplek di Depok yang sekitarnya banyak perkampungan.

Sebelum mpok AZ ini, kami sudah dua kali berganti orang dalam jangka waktu beberapa bulan saja. Oh iya, di komplek saya jarang sekali ART menginap, hanya datang pagi-pagi dan pulang sore atau malam hari.

Dua ART tersebut yang pertama cukup bagus cuma hanya beberapa bulan saja karena suaminya sakit-sakitan waktu itu. Nah yang kedua agak menakutkan karena sempat beberapa hal yang tidak sesuai dengan standar di rumah.

Misalnya kedapatan mencampur rendaman baju bayi dengan lap makan. Astagfirullah, stress saya melihatnya. Lalu, ada kasus lagi, ketika membawa anaknya yang masih balita ke rumah dan "ngeri" sekali membentak anaknya dengan kata-kata bintang.
Sangat tidak recommended buat kami sikapnya walau terhadap anaknya sendiri. Terakhir yang benar-benar membuat saya memutuskan memberhentikan adalah laporan tetangga ketika saya tak di rumah. Tidak perlu saya ceritakan detailnya.

Namun, itulah kata orang rejeki tak tertukar. Kami menemukan Mpok AZ. Ibu usia 50 tahunan yang kala itu anaknya masih kecil-kecil dan masih usia sekolah juga.

Biasanya dia datang pagi sebelum kami bekerja. Karena kami pulang malam, setelah sampai rumah dia dianter suami saya atau sepupu yang tinggal di rumah pulang ke rumahnya lagi. dan itu bertahun-tahun.

Jujur sih, 16 tahun, tak mulus begitu saja. Ada saatnya dia merasa tak nyaman dan resign . Saya pun kelimpungan karena harus bekerja saat itu. terkadang sampai memanggil saudara dari kampung suami buat sementara waktu di rumah. Namun ntah kenapa, setelah dibujuk ke rumahnya, ART ini balik lagi ke rumah saya. tapi ada sih di 2017 benar-benar resign karena tidak sepakat dengan saya. namun alhamdulillah hubungan membaik lagi .

Setelah 12 tahun bekerja di rumah, kami pindah kota tempat tinggal. Namun karena sudah sangat lama bekerja di rumah, kami mempercayakan bersih-bersih rumah ke beliau. Walaupun tidak terlalu rutin. Suami juga menitipkan motor kami di rumahnya. Pokoknya sudah dianggap keluarga sendiri. Total, kalau di hitung-hitung, nggak terasa sudah 16 tahun "bekerjasama".

Tips Bekerjasama dengan ART

Seperti yang saya ceritakan diatas, hubungan kami dan ART, memang mengalami naik turun juga. Alhamdulillahnya yang terakhir tidak perlu ganti-ganti, karena memang sudah merasa cocok. Ada beberapa tips yang mungkin bisa cocok juga buat yang membaca cerita ini.

# Perlakukan secara manusiawi

Di rumah kami tak pernah membedakan soal makan. Bebas saja. Apa yang kami makan, dia juga makan yang sama. janga lupa beri waktu libur juga.

#Soal Gaji

Mungkin gaji di rumah kami tak terlalu besar. Biasa saja menyesuaikan pasaran di komplek saat itu. namun tiap tahun pasti dinaikkan. Selain itu kami juga memberikan semacam uang lembur, khususnya bila bekerja pas waktu liburnya, dijak ke luar kota atau sekedar pulang kemaleman.

#Anggap keluarga dan tidak pelit

Karena anak-anak saya juga dibesarkan oleh beliau, kami tak menganggapnya ART lagi tapi lebih ke hubungan keluarga yang tentu cukup erat. Misalnya, saat cucunya lahir, ikut merasa gembira dan sedapat mungkin membantu yang bisa dibantu. Karena jujur sih, kami juga sangat banyak terbantu oleh beliau selama bekerja di rumah dari anak-anak kecil dulu (Contohnya pas satu anak sakit tengah malam dan harus dibawa ke RS, dialah yang jaga anak-anak lain di rumah).  kalau punya rejeki lebih, kenapa tak biayai anak-anaknya juga sekolah?

#Banyak bersabar dan saling memahami

Karena sama-sama manusia biasa, kadangkala ada perasaan tak nyaman, sebel, dan aura negatif lain. Bukan hanya kita, ART juga manusia biasa. bayak -banyak sabar dan sedapat mungkin dikomunikasikan dengan baik. Dan kalau saya, tak perlu standar terlalu tinggi dan ekspektasi berlebihan.

Demikian beberapa catatan saya tentang ART. Semoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun