Karena anak-anak saya juga dibesarkan oleh beliau, kami tak menganggapnya ART lagi tapi lebih ke hubungan keluarga yang tentu cukup erat. Misalnya, saat cucunya lahir, ikut merasa gembira dan sedapat mungkin membantu yang bisa dibantu. Karena jujur sih, kami juga sangat banyak terbantu oleh beliau selama bekerja di rumah dari anak-anak kecil dulu (Contohnya pas satu anak sakit tengah malam dan harus dibawa ke RS, dialah yang jaga anak-anak lain di rumah). Â kalau punya rejeki lebih, kenapa tak biayai anak-anaknya juga sekolah?
#Banyak bersabar dan saling memahami
Karena sama-sama manusia biasa, kadangkala ada perasaan tak nyaman, sebel, dan aura negatif lain. Bukan hanya kita, ART juga manusia biasa. bayak -banyak sabar dan sedapat mungkin dikomunikasikan dengan baik. Dan kalau saya, tak perlu standar terlalu tinggi dan ekspektasi berlebihan.
Demikian beberapa catatan saya tentang ART. Semoga bisa jadi pelajaran bagi kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H