Mohon tunggu...
ENNY Soepardjono
ENNY Soepardjono Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang senior citizen yang mencintai hidup dan mencoba bersyukur atas kehidupan itu sendiri

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Saya Pernah Bekerja dengan Bos yang Banyak Pacarnya #1

20 Juni 2014   15:10 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:00 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai karyawan,  kita pasti harus "hidup bersama" dengan bos di kantor,  paling sedikit 8 jam lamanya. Idealnya bos dan asistennya harus bisa menjalin kerja sama yang baik sehingga melancarkan tugas masing-masing. Misalnya si bos maunya "A", si asisten juga "A", dan kalau pun ada yang tidak sepaham, bisa dibahas dan diputuskan bersama-sama.

Namun ada hal-hal yang mutlak menjadi keputusan bos, tanpa tanya-tanya ke asistennya.  Saya yang pernah bekerja sebagai seorang sekretaris sering mengalami hal tsb.

Profesi seorang sekretaris adalah jabatan strategis, karena selalu dekat dengan bos dan sering menjadi orang pertama yang mengetahui jadwal bos. Waktu itu belum ada HP, dan segala telpon yang keluar dan masuk adalah melalui operator dan ditransfer ke sekretaris. Kadang juga, telpon langsung masuk direct line bos.

Saya biasanya selalu datang lebih awal dari bos, sampai suatu pagi, koq bos sudah datang dan lagi telpon. Bos saya bukan type bos yang mandiri, beliau  tidak akan telpon sendiri, pasti minta saya ataupun operator. Namun saat itu yang ada baru office boy, terus tanpa ditanya si OB memberitahu saya bahwa tadi dia diminta bos telpon ke suatu hotel bintang 5 dan yang mengangkat perempuan ...

Kemudian saya sambung-sambungkan dengan kejadian sebelumnya di mana ada seorang perempuan yang ngakunya kerja di hotel, dan datang-datang membawa satu buket bunga untuk si bos. Waktu si bos tahu ada kiriman bunga tsb, dia cepat-cepat menaruhnya di meja saya. Lho koq? Pasti takut ketahuan si istri yang juga sekantor, karena memang itu perusahaan keluarga, dengan sebagian keluarga besar kerja di sana.

Suatu pagi, si istri  datang ke meja saya dan membawa tagihan telpon rumah, menanyakan ke saya no telpon  luar negeri yang tidak dikenalnya, dan saya diminta mengeceknya. Wah bagaimana caranya ya? Menanyakan ke bos saya, takut dia merah padam mukanya. Terus saya minta sekretaris kantor cabang di kota tsb untuk mengeceknya, dan ternyata, no telpon perempuan lain lagi yang ternyata adalah karyawati di cabang tsb...

Puncaknya adalah saat bos mau kunjungan bisnis ke Eropa, dan memberitahu saya, "Saya mau atur semuanya sendiri." Lho, biasanya kan saya yang mengatur... Oh ternyata, ada si bodyguard yang mengaturnya... Syukurlah, pekerjaan jadi berkurang...

Benar, kan, ada hal-hal yang diputuskan sendiri oleh si bos.

Menghadapi bos seperti ini, bagaimana saya bersikap ?

1.. pura-pura tidak tahu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun