Juga, ada banyak peralatan dapur yang sebenarnya masih layak pakai tetapi jarang sekali kami pakai. Ada banyak wadah kotak plastik, botol kaca bekas, sendok, saringan yang berkarat, dan peralatan dapur lain. Lalu, beberapa pernak-pernik di ruang tamu yang unik-unik dan masih bermanfaat namun tidak memiliki ruang yang cukup di sana.
Tahap ketiga, pembersihan kamar. Tempat ini terbilang memiliki barang paling sedikit dibandingkan kedua tahap tadi tetapi nyatanya kegiatan decluttering pada isi lemari belum kelar sampai sekarang.
Saya baru selesai dengan membersihkan bagian lain dan kotak skincare. Mengeliminasi wadah skincare yang sudah habis, skincare yang tergoda saya beli hanya karena tertarik sesaat tetapi tidak dipakai lagi sampai kedaluwarsa dan beberapa skincare yang ternyata tidak cocok pada saya.
Berat Di awal, Ringan Setelahnya
Kegiatan decluttering selain membutuhkan tenaga dan waktu yang banyak, perlu persiapan hati yang besar. Ada rasa berat di hati saat kita harus melepas barang yang menurut kita masih "berharga". Menganggap suatu saat benda itu mungkin akan terpakai suatu saat nanti. Well, buat kamu yang juga pernah melakukan decluttering mungkin juga mengalami perasaan yang sama.
Hal yang sama saya rasakan saat tiba pada lemari, beberapa pakaian yang saya miliki masih bagus dan layak pakai tetapi pakaian itu sangat jarang saya pakai. Pakaian yang seharusnya sering dipakai malah bertengger di sana hingga belasan bulan.Â
Beberapa diantaranya sudah saya keluarkan sedangkan beberapa yang lain masih di sana karena saya sedang menimbang-nimbang untuk mengeluarkannya. Maybe it will be useful someday.Â
Kegiatan decluttering memang memerlukan proses. Proses melepaskan itu saya lewati dengan cara memilah lalu menunggu waktu yang tepat untuk melepaskannya. Sehingga saya tidak akan memaksakan diri melepaskan barang "berharga" itu dalam sehari karena menurut saya perlu persiapan mental untuk melepaskannya.
Walaupun ada kalanya decluttering harus dilakukan dengan cara memaksakan diri melepaskan benda-benda yang menurut kita masih berharga. Jika rasa tidak rela selalu bertengger dalam diri.
Setelah merelakannya, seringkali barang yang kita anggap "berharga" itu akan kita lupakan. Saya justru menyadari bahwa ternyata semua baik-baik saja. Bahkan ada rasa plong setelah melepaskannya.