Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kelola Limbah Organik Dapur, Wujudkan Warga Mengonsumsi Secara Bertanggungjawab

10 Januari 2024   15:23 Diperbarui: 11 Januari 2024   16:47 837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Pribadi-kompos dari limbah organik dapur.

Mengutip dari berita Kompas, TPST Bantargebang, Kota Bekasi menerima lebih dari 7.500 ton sampah per hari dari Jakarta yang diangkut menggunakan lebih dari 1.200 truk pengangkut.

Tidak semua daerah dekat dengan  tempat pengelolaan sampah terpadu. Jika semua limbah kita kirim ke pengelolaan sampah terpadu akan semakin banyak usaha dan biaya yang dibutuhkan untuk mengelola sampah kita dari proses 

pengumpulan, pengiriman hingga pengolahan di tempat pengolahan sampah terpadu.

Rantai pengolahan limbah akan semakin panjang, petugas yang dibutuhkan akan semakin banyak, transportasi untuk mengangkut dari wilayah kita ke tempat pengolahan sampah terpadu.

Saat ini telah diluncurkan Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant dan landfill mining di Bantargebang. Mengutip dari dprd-dkijakartaprov.go.id (21/07/2023), RDF Plant merupakan tempat pengolahan sampah terpadu menjadi bahan bakar setelah dilakukan pencacahan dan pengeringan. Tujuannya untuk mengurangi kebutuhan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah. Kapasitas pengolahan sampah RDF plant TPST Bantargebang diperkirakan 3.000 ton sampah per hari.

Dilansir dari Kompas.id (27/07/2023) RDF plant dapat mengolah 2.000 ton sampah menjadi 700 ton RDF per hari.

Namun pada kenyataannya, dilansir dari dprd-dkijakartaprov.go.id (21/07/2023), RDF Plant yang sudah beroperasi sejak 27 Juni 2023 ini baru mampu memproduksi 100 ton RDF per hari. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyatakan ia akan melakukan penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi target kontrak yakni 700 ton per hari.

Mengolah limbah organik dapur akan mengurangi limbah yang masuk ke tempat pengolahan sampah terpadu seperti Bantar Gebang.

Keempat, memudahkan proses daur ulang di hilir. Adanya pengolahan limbah organik dapur akan membuat masyarakat terbiasa memilah sampah. Pemilahan sampah dapat memudahkan proses daur ulang. Sampah non organik seperti botol-botol plastik lebih kecil kemungkinannya tercampur dengan limbah organik dapur kita.

Tahun lalu ketika saya memiliki kesempatan berkunjung ke plant daur ulang plastik PET di kawasan industri Cikarang, saya mengetahui bahwa ternyata tidak semua botol PET yang masuk dapat didaur ulang menjadi resin PET daur ulang.

Pada kenyataannya ada beberapa botol PET yang sudah tercemar oleh benda asing misalnya detergent, kecap, saos, potongan plastik, cairan kimia dan bahan pencemar lainnya. Membuat botol-botol plastik yang sudah tercemar ini tidak bisa masuk ke dalam proses daur ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun