Pertama, meningkatkan kesadaran dan rasa tanggungjawab dalam menjaga lingkungan dari limbah domestik terutama limbah organik dapur. Melalui data sampah nasional di atas, sudah menjadi tanggungjawab kita mengolah sampah yang kita hasilkan terutama limbah organik dapur kita. Mengolah limbah organik dapur akan meningkatkan kesadaran tiap keluarga dalam menjalankan konsumsi yang bertanggungjawab.
Kedua, menggalakkan pemanfaatan pekarangan rumah untuk mencapai ketahanan pangan. Pengolahan limbah organik dapur meningkatkan daya tarik warga bercocok tanam di rumahnya. Bercocok tanam tanaman produktif dapat menjadi tambahan untuk mencukupi pangan sehari-hari.
Dengan berkebun di rumah, kita bisa menyediakan asupan sayur yang segar dan bumbu dapur untuk keluarga. Sayur sawi-sawian, kacang panjang, sereh, cabai, tomat, bawang prei dan banyak lainnya.Â
Menurut pengalaman saya, ada beberapa tanaman yang mudah tumbuh. Tanaman kemangi, sayur kale, kailan menghasilkan daun yang lebat. Tanaman serai, bawang prei dan kunyit mudah selalu bertunas.
Selain dapat menambah asupan sayuran, menurut Kementerian Kesehatan, bercocok tanam dapat meningkatkan kesehatan mental dan fisik kita. Bercocok tanam di pekarangan rumah dapat meningkatkan asupan vitamin D dari paparan sinar matahari saat berkebun, meningkatkan kualitas tidur dan berat badan, meningkatkan suasana hati dan harga diri, meningkatkan fokus, menjadi aktivitas fisik, mendorong adanya ikatan sosial hingga bisa mengatasi kecanduan.
Manfaat lain yang saya peroleh dari berkebun ialah meningkatkan pengetahuan saya tentang bercocok tanam. Saat berkebun, keinginan saya belajar tentang pembibitan, perawatan tanaman, pemupukan, pemangkasan semakin besar.
Suatu kali ketika tanaman saya diserang hama, saya pun berusaha mencari tahu di media cara menangkal hama tanaman, saya juga belajar cara membuat pupuk cair organik dan membuat ecoenzyme.
Ternyata dunia tanaman itu sangat luas yang mendorong kita belajar lebih banyak lagi.
Ketiga, mengurangi limbah yang masuk ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST). Jika kita hanya mengandalkan tempat pengolahan sampah terpadu sebagai pilihan satu-satunya maka bahaya dan pencemaran lingkungan akan semakin tinggi.