Mohon tunggu...
Erni Pakpahan
Erni Pakpahan Mohon Tunggu... Administrasi - Wanita dan Karyawan Swasta

Terima kasih sudah berkunjung!

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kelola Limbah Organik Dapur, Wujudkan Warga Mengonsumsi Secara Bertanggungjawab

10 Januari 2024   15:23 Diperbarui: 11 Januari 2024   16:47 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi-sayuran selalu sedia hanya dengan perawatan sederhana

Pengalaman saya berkebun di rumah yang pernah saya lakukan sendiri, limbah organik dapur dapat dikomposkan dengan cara sederhana serta dapat dipanen dalam waktu singkat.

Limbah organik yang saya hasilkan saya campurkan dengan tanah. Penguraiannya dibantu oleh larva lalat black soldier fly yang datang dengan sendirinya, limbah organik dapur tersebut sudah terdegradasi dan menjadi kompos dalam beberapa minggu. Setelah beberapa waktu kompos tersebut sudah dapat dipanen dan dipakai untuk tanaman saya. Seringkali, saya malah kekurangan limbah organik dapur untuk dikelola.

Dokumentasi Pribadi-kompos dari limbah organik dapur.
Dokumentasi Pribadi-kompos dari limbah organik dapur.

Selama berkebun, kompos dari sampah organik yang saya olah dari limbah organik saya sama bagusnya dari kompos yang saya beli. Kompos organik tersebut biasanya saya campurkan dengan pupuk kandang untuk memperkaya nutrisi bagi tanaman.

Tanaman saya bisa bertumbuh dan berkembang sangat bagus hingga akhirnya bisa dipanen. Saya pun lebih leluasa membuat jus sayuran untuk dikonsumsi karena saya sendiri yang menanamnya. Saya tidak menggunakan pestisida. Bumbu daun bawang dan cadangan sayuran untuk dikonsumsi sendiri pun selalu sedia.

Dokumentasi pribadi-tanaman sayuran hijau bertumbuh bagus 
Dokumentasi pribadi-tanaman sayuran hijau bertumbuh bagus 

Mengolah limbah organik dapur sendiri memang memiliki tantangan tersendiri. Beberapa warga tidak bisa mengelola limbah organik dari dapurnya karena faktor terbatasnya ruang atau tempat pengelolaan limbah organik dapur di rumah masing-masing.

Faktor lain karena tidak punya waktu karena sibuk bekerja dan mengurus rumah tangga. Tempat pengelolaan limbah organik dapur ini cocok menjadi wadah bagi warga yang tidak mampu mengelola limbahnya sendiri.

Dengan melibatkan semua pihak mulai dari pemilik, pengelola kawasan, ketua RW dan ketua RW, petugas pengelola limbah, dan warga sekitar, pengolahan limbah organik dapur ini dapat dilakukan dengan cara menghimbau semua warga oleh Ketua RW atau RT masing-masing untuk memisahkan sampah organik (sisa nasi, sayuran, dan dedaunan) seperti para warga dihimbau agar memasukkan sampah ke dalam plastik untuk memudahkan dalam proses pengangkutannya.

Sampah organik tersebut dapat dikumpulkan pada titik kumpul atau dijemput oleh petugas pengelola sampah untuk dikelola di pengelolaan limbah organik dapur. Sampah hasil kelolaan ini dapat dijadikan sebagai kompos yang bisa digunakan oleh warga lagi. Saya melihat rata-rata warga memiliki tanaman hias di teras atau tanaman sayuran di pekarangan rumah masing-masing. Sudah pastilah warga membutuhkan pupuk.

Ada beberapa manfaat apabila warga mengelola limbah dapur organik:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun