Saya pernah membeli baju dan baju yang dibungkus dalam plastik pink dibungkus lagi dalam kemasan bubble wrap. Tercengang saya dibuatnya dan masih merasa geli jika mengingat itu.
Bubble warp itu ditujukan untuk produk-produk yang mudah pecah, patah, dan leyot. Adanya buble wrap akan mengurangi tekanan ke bagian dalam kemasan. Pakaian tidak termasuk di dalamnya. Tekanan kuat tidak membuat produk sejenis pakaian robek atau pecah.
Dengan begitu, kita pun secara tidak langsung telah ikut mencemari lingkungan lebih banyak lagi.
Mengapa kita harus peduli dengan kemasan?
Pencemaran lingkungan ialah alasan utama kita harus peduli dengan banyaknya kemasan yang kita konsumsi. Ketika kita berbelanja online ataupun offline menggunakan kemasan sekali saja, itu sudah termasuk konsumsi kita pribadi.
Bila semua kemasan ini tidak ditangani dengan baik, kemungkinan besar akan terjadi peningkatan jumlah limbah ke lingkungan.
Kita tidak boleh lupa bahwa tidak semua kemasan dapat didaur ulang menjadi produk yang sama. Kita tidak boleh lupa pada bahan berbahaya seperti logam berat yang termigrasi ke tanah, air dan udara melalui kemasan yang kita gunakan dan buang.
Kita juga tidak boleh lupa bahwa ketika kemasan dibakar akan menghasilkan berbagai bahan kimia berbahaya seperti dioksin dan furan. Kita juga harus ingat bahwa berapa banyak usaha, modal, waktu, untuk mendaur ulang kemasan itu lagi.
Idealnya kemasan yang digunakan dapat dikembalikan lagi kepada penjual melalui kurir atau penampung atau masuk ke tempat daur ulang. Sayangnya, pengolahan limbah kita belum seperti itu.
Jadi, penting mendorong penjual mengirim pesanan kita dengan kemasan minimalis.Â
Pembeli bisa mengulas kemasan dari sisi minimalisnya tetapi produk aman atau memberi ulasan tentang penggunaan kemasan yang berlebihan. Kemasan yang terbuat dari bahan daur ulang atau mengandung bahan daur ulang. Jika ada keterangan bahwa kemasan produk merupakan bahan daur ulang atau mengandung bahan daur ulang.